Tigabelas

1.9K 96 5
                                    

Hidden Identity

Hana kini melangkahkan kakinya dengan perlahan memasuki kamar si kembar.

Di dalam sana Allisa sedang menatap ke arah luar jendela.

"Dek Lisa ...." panggilnya dengan pelan.

Panggilan dari Hana itu membuat tubuh Allisa yang tadinya terlihat tenang menjadi terlihat tegang.

Hana mendekati Allisa yang masih tetap bertahan di posisi berdirinya yang menghadap ke arah jendela tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya.

"dek Lisa sedang apa? Lihat taman Mama, ya?" tanyanya mencoba membuka pembicaraan.

Namun sepertinya itu tidak berhasil untuk menarik perhatian Allisa.

Hana menghela nafasnya perlahan, lalu menyentuh bahu Allisa dengan perlahan.

"Dek Lisa marah ya sama Mama? Mama minta maaf deh kalau Mama punya salah sama kamu. Jadi ... sekarang apa yan-"

"jangan bilang minta maaf sama Allisa kalau Mama tidak tahu kesalahan Mama apa?" potong Allisa dengan nada dingin.

Allisa membalik badannya ke arah Hana dengan disertai tatapan marah dari gadis kecil yang mulai beranjak dewasa itu.

Hana hanya bisa diam mencoba mendengarkan keluh kesah dari anaknya itu.

Hana paham apa yang menjadikan alasan Allisa marah saat ini, namun Hana tidak ingin mengatakannya.

Hana ingin Allisa yang akan mengatakan semuanya, mengatakan semua yang ada di benak anaknya itu sehingga Hana bisa mengerti dengan benar apa yang dirasakan Anaknya itu.

"Mama tidak bisa mengatakannya,  kan? Karena Mama tidak tahu kesalahan Mama." ucap Allisa kecewa

Allisa hanya bisa tersenyum miris sekilas.

"Ma, aku tahu ini semua keadaan yang aku nantikan selama ini dimana Liya mendapatkan kasih sayangnya.

"Tapi ... apakah Mama harus tidak melihat ke arahku lagi?" tanyanya sedih.

Hana menatap Allisa tidak mengerti dengan maksud perkataan Allisa itu.

"apa maksudmu sayang?" tanyanya

Allisa menatap Hana dengan tatapan sendunya. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca, hampir menangis.

"Ma ... Allisa butuh kebebasan, Ma. Lisa juga ingin melihat dunia luar, dan bersekolah secara normal." ucapnya sedih.

Hana menatap sedih ke arah putrinya, matanya ikut berkaca-kaca melihat kesedihan yang menimpa anaknya itu.

"tapi ... Lisa kondi-"

"kondisiku? Kenapa Mama tidak pernah mau memberiku sedikit kepercayaan kepadaku jika aku bisa menjaga diriku sendiri?

"Ma, Lisa bisa menjaga diri Lisa sendiri." potong Allisa, mencoba mendapatkan kebebasan yang dia inginkan.

Air mata yang mereka akhirnya turun, menuruni pipi mereka. Pipi mereka basah dengan air mata yang menetes dengan perlahan.

"Ma ... Lisa butuh kebebasan Ma. Lisa juga ingin punya teman ... bisa bergerak ke sana kemari." ucap Allisa penuh harap.

Gadis itu jatuh terduduk tepat di hadapan Hana setelah mengatakan itu.

Hana yang melihat itu segera memeluknya dengan erat.

Kedua orang itu saling berpelukan dengan air mata yang mengalir dengan deras membasahi wajah mereka.

Hidden Identity

Do You Ever Think Of Me? | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang