03

1.4K 69 0
                                    

Bab 03

Tawuran

***

   Sepagi ini, Zikri sudah mendapatkan pemandangan yang menyebalkan baginya. Dimana, seorang gadis dengan wajah sok imutnya berdiri di depan kelas Zikri, sambil menenteng bekal makanan ditangannya.

"Gih taro tas lo di dalem, abis itu lo keluar, sarapan dulu," perintah Syifa. Zikri hanya menatapnya sebal tanpa memperdulikan ucapan Syifa, dengan kesal Zikri meletakan tasnya dimeja, lalu duduk dengan tenang tanpa mau repot-repot kembali keluar.

"Ziik! Dari tadi, si Syifa nungguin lo di depan," ucap Nico, sambil membuka halaman lain dari buku yang tengah ia baca.

"Gue nggak nyuruh!" ketus Zikri.

"Seenggaknya, lo hargain usaha dia, lagian lo ‘kan pacarnya!" komentar Farell yang sibuk bermain game di ponselnya.

"Gue nggak pernah nembak dia!"

"Derita lo! Dan sekarang mendingan lo tamuin dia, kesian tuh anak, dari tadi tau. Bahkan sebelum gue masuk, dia udah ada di depan!" Nico kembali berucap.

"Kenapa nggak lo aja," balas Zikri, Nico menutup bukunya.

"Lo yang nyuruh!" tunjuk Nico. "Jangan nyesel!" lanjutnya lalu beranjak keluar dari kelas, mendapati Syifa yang bersandar pada dinding.

"Lo masih di sini?" tanya Nico, di balas senyuman singkat oleh Syifa. Zikri tak perduli sama sekali, baginya. Syifa dan dirinya memang tidak memiliki hubungan apapun. Akan tetapi, entah mengapa sesekali Zikri melirik ke arah pintu, melihat punggung Nico yang masih terlihat bergerak-gerak. Dia seperti tertawa, Zikri mengedik, benar-benar sifat Nico.

"Kalo lo penasaran, datengin, jangan cuma duduk sambil ngeliatin, nggak dapet hasil apa-apa! nggak ada faedahnya juga!" Farell yang menjeda permainannya menatap Zikri aneh, sedangkan Zikri balik menatap Farell dengan tampang seakan bertanya, 'Maksudnya?'

"Udah Zik, nggak usah bohong, gue tau lo penasaran apa yang di obrolin Nico sama si Syifa ‘kan?" lanjutnya, Zikri kembali mengedik, dia tidak perduli, karena apapun yang berkaitan dengan Syifa, pasti akan membuatnya sial.

   Zikri menatap pergelangan tangannya yang melingkar jam di sana, jam pelajaran masih lama baru akan dimulai. Zikri memilih keluar dari kelas, dan ketika Zikri berbelok ke arah kiri, Syifa melihatnya, membuatnya spontan berpamitan pada Nico lalu mengejar Zikri.

"Tunggu!" panggilnya sambil berlari, dan berusaha menyesuaikan langkahnya dengan langkah Zikri. "Ini gue udah buatin bekal buat lo, lo cobain ya." Zikri hanya menoleh sesaat, kakinya berjalan pasti menuju kantin. Dengan sigap, Syifa menarik Zikri lalu mendudukannya di sebuah bangku, Syifa sendiri duduk di depan Zikri.

"Ini. Gue udah bikinin susah-susah buat lo, gue harus bangun pagi buat nyiapin ini jarna lo!"

"...."

"Seenggaknya lo hargai dong!" kesal Syifa, lalu membuka kotak bekalnya, menyodorkan pada Zikri. Zikri diam saja, melirikpun tidak.

"Zikri, hello! Gue nanya nih."

"..."

"Zikri ... ish! Lo nggak mau ngomong lagi sama gue?"

"...."

Frozen [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang