10

1.1K 65 0
                                    


***

"Lo nggak marah kan?" Syifa bersuara. Zikri menatapnya bingung.

"Makan dulu!" perintah Zikri. Saat melihat isi di dalam mangkuk bakso Syifa masih utuh. Syifa mengangguk lalu mulai memakan Baksonya.

"Gue takut Nico marah." Suara Syifa Kembali terdengar saat Baksonya tinggal setengah, dan Syifa sudah merasa kenyang.

"Perduli!" Jawab Zikri cuek.

"Lo nggak marah 'kan? Jangan salah faham sama gue dan Nico!" Zikri hanya mengedik. Walau sebenarnya dia juga ingin tau. Tapi toh, sekali lagi! Itu bukan urusannya.

"Nico itu adeknya Nyokap gue. Bisa di bilang, Nico itu Om gue. Tapi dia nggak mau gue panggil Om. Jadi, gue cuma panggil nama." Zikri kali ini tertarik. Menoleh menatap Syifa, dia baru tau dan baru dengar. Memang seluruh sekolah tidak ada yang tau status Syifa dengan Nico.

"Lo nggak marah 'kan?" Zikri tidak menjawab. Memilih menghabiskan bulatan terakhir baksonya.

"Udah sore. Nanti lo di cariin Kakak lo!" Syifa mengangguk. Berjalan ke arah motor Zikri, sedangkan Zikri membayar makanan mereka tadi.

***

"Dari mana aja, baru pulang?" Nico menatap Zikri tidak suka. Melipat kedua tangannya dan menyandarkan punggungnya di depan gerbang rumah Syifa.

"Cuma abis makan kok, Nic," jawab Syifa jujur.

"Walaupun lo sahabat gue, tapi kalo lo macem-macem sama dia! Gue nggak bakalan tinggal diem!" Nico menarik paksa Syifa masuk. Zikri hanya memperhatikan sesaat sampai Syifa Benar-benar masuk ke dalam rumahnya. Baru setelah itu Zikri melajukan motornya meninggalkan rumah Syifa.

   Nico membawa Syifa ke ruang tamu. Mendudukannya di sana.

"Lo tuh sebenernya kenapa sih Fa! Lo tau, dia nggak suka sama lo! Tapi lo nerima dia lagi!" Nico terlihat kesal. Ini pertama kalinya Syifa Melihat Nico semarah ini, dan dia takut.

"Kenapa Nic?" Sellyn sang Kakak, lebih tepatnya Mama Syifa, dia terlihat keluar dari dapur.

"Nggak apa-apa Kak. Nic cuma mau ngomong sama Syifa!" Nico merasa tidak enak memarahi Syifa di depan orang tuanya. Di depan kakaknya, jadi kembali Nic menarik Syifa kedalam kamar si gadis.

"Sekarang jelasin! Sebenernya luka apa yang lo dapet! Dan siapa pelakunya!" Nic kembali menginterogasi. Syifa terdiam cukup lama, keduanya diam. Syifa mendongak menatap Nic yang berdiri tepat dua langkah di depannya, sedangkan dirinya duduk di kursi belajar.

"Galang! Galang yang ...."

"Jadi dia! Lo masih ada hubungan sama cowok gila itu?" Syifa menggeleng.

"Kemarin gue di culik, Zikri yang nolongin gue!"

"Dan sebagai balesannya lo balikan lagi sama dia!" Syifa kembali terdiam.

"Kita dari kecil udah sama-sama! Hampir seluruh hidup Gue selalu gue lakuin apapun buat lo! Dan sekarang gue minta cuma satu, kalo lo nggak bahagia! Jangan pernah lo dekat sama Zikri. Karena gue juga sahabatnya Zikri, gue tau dia!" Syifa kembali menunduk, meremas ujung roknya.

Frozen [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang