40

860 49 1
                                    

°
°°
°°°

ΠΠΠ

÷

"Gimana keadaannya?" Kembali, Keluarga Hans di dera ketakutan dan juga kecemasan,

"Pak Hans, Keadaan Syifa saat ini sedang kritis, kita hanya bisa berdoa semoga Syifa bisa melewati masa Kritisnya" ucap dr. Tasya,

"Tapi dok, dia bia sembuh kan?" Sellyn khawatir, tentu saja, Syifa adalah putri satu-satunya, da Sellyn tidak ma terjadi sesuatu yang buruk pada Syifa,

"Kami belum bisa memastikannya bu, tapi kami akan berusaha sebaik mungkin," Dr. Tasya sedikit menenangkan,

"Kami boleh menemuinya dok?" Zikri bersuara sejak tadi hatinya tidak tenang, apa lagi setelah mendengar cerita dari Nico tentang Gagal ginjal yang diderita Syifa Selama enam bulan terakhir ini,

    Zikri kecewa pada dirinya sendiri, seharusnya dia tau sejak awal tentang Syifa yang tiba-tiba sering pucat dan merasa kesakitan,

"Dokter, pasien sudah melewati masa Kritisnya, pasien sudah sadar Dok!" ucap seorang suster yang berasal dari pintu ruangan Syifa, bahkan dokter itu belum menjawab pertanyaan Zikri,dia sudah masuk dan langsung memeriksa keadaan Syifa,

   Di luar Semuaya menunggu dengan cemas, Sedangkan Farel sudah kembali ke sekolah, walaupun awalnya dia tidak ingin, tapi Nico mengatakan dia tidak boleh Ketinggalan banya pelajaran, akhirnya Farell kembali ke sekolah,

   Beberapa saat kemudian dr. Tasya keluar dari ruangan, "apa di sini ada yang bernama saudara Zikri? Pasien ingin bertemu"

"Saya dok! Saya Zikri!" cepat Zikri berdiri di depan Pintu,

"Anda memiliki waktu lima menit, karna pasien butuh istirahat" Zikri mengangguk cepat, lalu menoleh ke arah Sellyn dan Hans yang masih berpelukan, Zikri seakan meminta izin, Sellyn dan Hans mengangguk kompak, tanpa berfikir lagi, Zikri langsung memasuki ruangan,

"Sayang!" Zikri langsung mendekat, entah dari mana kata Sayang itu terucap dari mulut Zikri,

   Syifa terlihat tersenyum di balik Ventilator yang menutupi hidung da mulutnya itu, "lo pasti sembuhkan?" Zikri langsung meggengga tangan Syifa,

"Ul.Langi lagi" ucap Syifa lirih, Zikri terdiam sesaat,

"Lo pasti sembuhkan?" Syifa kali ini meggeleng,

"Sebelumnya" senyumnya mengembang, Zikri kmbali terdiam,

"Sa.sayang" Zikri ragu, namun itu membuat Syifa kembali tersenyum,

"Gue seneng, lo manggil gue sayang" jujur Syifa, Zikri mengangguk, mengusap kepala Syifa sayang,

"Gue takut! Gue takut lo pergi, gue sayang sama lo, gue sadar sekarang, gue memang sayang baget sama lo, gue ngga mau kehilangan lo" Ungkap Zikri panjang, Syifa lagi-lagi tersenyum,

   Gadis itu mengangkat tangan kanannya yag tertancap selang infus di sana, saat akan menyentuh lengan Zikri dia melihat Selang infus itu baik-baik, "gue di rumah sakit?" tanya Syifa baru sadar, Zikri megagguk, kembali megusap kepala Syifa sayang,

"Lo boleh gangguin gue sesuka lo, lo juga boleh ngacauin tugas gue, telfon gue tiap malem, atau kalo perlu bikin sarapan gue tiap pagi, tapi lo jangan kayak gini" Zikri mengecup singkat punggung tangan Syifa,

"Lo Sekrang banyak bicara ya" komentar Syifa, Zikri menggeleng, dia tidak ingin bercanda,

"sayang!" Zikri mengelus tangan Syifa, "Cepet sembuh" ucapnya dan kembali mengecup singkat punggung tangan Syifa berkali-kali,

   Syifa terlihat menggeleng pelan, "jangan tunjukin muka sedih lo, gue ngga suka!" katanya sambil mengusap pipi Zikri, "apapun yang terjadi, plis, ikutin kata hati lo, jangan ngikutin kemauan orang lain" lanjutnya, Zikri tidak mengerti apa yang di ucapkan Syifa,

"Janji sama gue lo bakalan sembuh, dan gue janji, gue bakalan Sayangin lo, lo pacar gue, gue sayang sama lo"

"Gue janji, gue bakal sayang terus sama lo, tapi untuk sembuh, gue ngga janji, gue udah cape!" Zikri menggeleng tegas, Di usapnya pelan kening Syifa, lalu di kecupnya lama, Syifa memejamkan matanya,

"Lo pasti sembuh, gue janji, bakal bawa lo ke Pantai lagi, itu kemauan lo kan?" Syifa lagi-lagi tersenyum, ada rasa bahagia sekaligus sedih dalam hatinya,

"Gue ngantuk!" pelan Syifa,

"Ya udah, lo istirahat, jangan mikirin masalah kita dulu, lo harus sembuh, apapun yang terjadi," Syifa mengangguk, dan lagi, Zikri mecium kening Syifa lama,membuat gadis itu memejamkan matanya kembali, Zikri benar-benar sudah berubah...

××××××

"Gimana ma? Udah ada perkembangan?" zikri melangkahkan kakinya dengan tangan yang sibuk memindahkan Bubur ke dalam mangkuk, untuk siapa lagi kalau bukan Syifa,

"Syifa udah banyak bicara, tapi dia lebih banyak tidur, dia bilang cape!" jelas Sellyn yang Tengah mengupas buah,

   Sekedar pemberitahuan, Ruang rawat Syifa itu VVIP kelas 1, dengan fasilitas ruang untuk tamu berbeda dengan ruang untuk tidur pasien, dan sekarang Zikri dan Sellyn tengah berada di sebelah ruangan Syifa, hanya di batasi Tembok berpintu di sebelah kanannya,

"Syukur lah, Zikri takut Ma," Ungkap Zikri jujur pada mama pacar nya itu,,

"Dia kuat karna kamu, ya udah, gih sana bubur nya, jangan lupa buahnya juga ya" pesan Sellyn, Zikri mengangguk dan langsung melewati pintu menuju ruangan Syifa,

   Namun saat sudah berada di ruangan Syifa, Zikri di kejutkan oleh seorang gadis yang tidak dia kenal,

"mau cari siapa?" tanya Zikri datar, membuat gadis itu menoleh,

"Zikri!" kata gadis itu, Zikri yang tidak mengenal gadis itu jadi bingung, bagaimana dia tau namanya,

"Siapa lo?"

"Flarisa, lo kenal gue?" Zikri menggeleng, namun ingatannya tertuju pada saat di mana Zikri sedang mengajari Syifa d rumah gadis itu saat malam minggu, bukankah Syifa mendapat telfon dari gadis bernama Flarisa? "Tebakan lo bener!" lanjutnya, Zikri semakin bingung, padahal dia tidak mengatakan apapun,

   Apa mungkin gadis di depannya ini memiliki indra keenam atau semacamnya,

"Gue sahabatnya Syifa, Lo belum kenal gue, tapi gue udah tau bayak tentang lo dari Syifa!" jelasnya, Sahabat? Syifa tidak pernah bercerita tentang Flarisa sebelumnya pada nya,

"Oh" Zikri hanya ber oh ria,

"Kalo gitu, gue pergi dulu, Titip sahabat gue, jangan sampe gue deketin dia, atau dia deket sama gue, kalo lo ngga mau kehilangan dia!" Flarisa menepuk bahu Zikri sebelum keluar,

    Kehilangan Syifa ? Apa Maksud dari perkataan Flarisa barusan? Zikri benar-benar tidak mengerti...

To be Continue..

Frozen [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang