EXTRA PART

1.9K 73 17
                                    

***


      Pagi sudah menyapa, Sinar mentari pagi menyinari embun yang tergenang di Pucuk-pucuk dedaunan, suara burung berkicau menyelaraskan dengan genangan-genangan air, faktanya, sejak jam delapan semalam hingga menjelang jam empat pagi tadi hujan terus mengguyur kota jakarta, tidak deras memang, hanya saja waktu yang lama membuat orang-orang malas untuk kuar hanya sekedar mncari makan,

   Ketika Orang-orang sedang membungkus tubuh mereka dengan selimut, lain hal dengan seorang gadis yang tengah merapikan buku-bukunya, buku yang sejak semalam di biarkan berantakan, dengan senyumnya gadis itu mendorong kursi rodanya keluar dari kamar, untuk menuju kamar Kakak nya yang berada di sebelahnya,

   Di ketuknya pelan pintu kamar kakaknya, Beberapa saat kemudian Pintu terbuka, muncul seorang pria dengan tampag bantal nya, mengucek mata sambil mulutnya menggerutu,

  Bagaimana dia tidak menggerutu, hari ini hari minggu, saatnya btistirahat, apa lagi semalam pekerjaannya selesai sampai jam 1 pagi, dan sekarang tidurnya sudah di ganggu,

"Ada ap.. Loh Ifa udah bangun, ngapain?" Steven tidak jadi memarahi orang yang sudah mengganggu tidurnya itu,

"Tulis" Syifa menyerahkan Sebuah buku pada Steven, Stev menatapnya sebentar, lalu mengambilnya,

"Tulis apa? Kakak lagi ngga bawa pulpen"

"Ifa tulis buat kakak" Steven megernyit, pasalnya Syifa memang baru bisa menulis, ya walaupun tulisannya lebih parah dari pada anak Sd/sederajat,

"Tulis apa? Biar kakak liat, ayo masuk" Syifa menggeleng, lalu memutar kursi Rodanya dan pergi, Steven membuka buku itu, di halaman pertama ada coretan abstrak yang tidak jelas, di halaman kedua ada gambar bunga dengan kelopak berbentuk bulat-bulat tidak rapih, guru privatnya yang mengajarkan,

   Di halaman ketiga dan seterunya, hanya Garis-garis abstrak yag Steven tidak tau itu gambar apa, tapi saat di tengah-tengah buku, Stev menemukan sebuah tulisan, tulisan tangan dengan baris tidak rapi, namun bisa terbaca, walau sulit karna masih terbalik-balik, seperti D kadang Menulisnya P, dan lain-lain,

"Ifa ma.. "

Brak!

"Aaaaaaaakkhhh!!" Steven terlonjak kaget, mendengar benda jatuh dan teriakan kacang dari luar kamarnya, dengan segera, Steven berlari keluar, saat menuruni tangga tubuhnya seakan di timpa beban berat, kakinya sulit di gerakan, di bawah sana, Syifa sudah berbaring, kursi rodanya terlepar jauh, Bi Minah pembantu rumah tangga yag bekerja di rumah itu berhambur, menyambar tubuh Syifa, wajanya menahan tangis,

"Den, Non Syifa kenapa?" tanya bi Minah, Steven tersadar, berlari turun, di ambilnya kepala Syifa yang berada di pangkuan Bi Minah,

"Bi bantuin saya bawa Syifa ke rumah sakit!" Bi Minah megangguk, karna memang kedua orang tuanya sedang pergi ke luar kota, bebby siter Syifa sedang pulang kampung kemarin sore, jadi di rumah hanya tinggal Steven Syifa dan Bi Minah,

"Baik Den" Bi Minah mengangkat Kursi rodanya, dan meletakannya sembarangan di dekat tembok, sedangkan Steven menggendong Syifa ke arah mobilnya,

   Dengan kecepatan penuh, Akhirya Seven sampai di rumah sakit, dengan cepat membawa tubuh syifa masuk ke dalam,

"Suster, tolong!" Suster dengan cepat Mengambilkan Brankar. kebetulan Rumah sakit itu, adalah Rumah sakit di mana Zikri bekerja, dan Suster sudah kenal dengan Syifa, Steven ataupun seluruh keluarganya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Frozen [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang