×
××
×××FROZEN
×××
××
×''
.
"Kakak udah baikan?" Zikri terdiam, memijat pelipisnya,
"Gue baik-baik aja, lo tenang aja!" Balas Zikri lalu kembali diam,
"Kak Zikri tadi.."
"Udah deh Ken! Gue lagi pusing, ga usah bahas masalah tadi, gue cuma bantuin dia, kasih nafas buatan karna dia pingsan, dan lo ngapain di sini!" jawaban panjang Zikri membuat Kezi diam, Menunduk,
"aku mau kasih kakak ini, Tiga hari lagi aku mau berobat ke Amerika, aku mau pamit, aku udah bolak balik ke rumah kakak tapi kakak ngga ada," jelas Kenzi, "aku pergi dulu kak, semoga kakak bahagia" Zikri mengangguk, mengusap kepala Kenzi pelan lalu membiarkan Gadis itu untuk pergi,
"Jadi lo liat Ica di sana?" Suara Nico terdengar di telinganya, Zikri menoleh, Nico berjalan ke arahnya,
"Ya" jawabnya singkat, kedua sikunya bertumpu di paha, tangannya saling bertautan di depan dada, Nico mendudukkan tubuhnya di samping zikri,
"Mereka ngomongin apa?" Tanya Nico lagi, Zikri terdiam sesaat, lalu menghembuskan nafasnya,
"Lo tau ga ica itu siapa sebenernya!" Zikri balik bertanya,
"Maksud lo?"
"Ya, gue penasaran aja, Syifa nyuruh gue ninggalin dia setelah ngobrol sama cewek itu!"
"Syifa! Nyuruh lo pergi gitu?" Zikri mengangguk, Nico diam, begitupun Zikri, keduanya larut dalam pikiran masing-masing,
"Syifa sadar Nic!" teriakan Nevan dari depan ruangan Syifa membuat Nico dan Zikri menoleh dan langsung berlari ke Sana,,
××××××
Tidak ada suara di sana, hanya suara tetesan-tetesan air yang terdengar dari botol infus, Syifa masih betah diam, tidak mau menjawab pertanyaan siapapun hingga orang yang bertanya hanya bisa kesal lalu diam dengan sendirinya,
"gue tanya sekali lagi! Kenapa lo masih berhubungan sama ica?"
"Buka urusa lo Nic, gue cape, mending kalian keluar, gue mau istirahat!" untuk kesekian menitnya akhirnya Syifa bicara,
"Lo tau kan Ica ngga baik buat lo?" Nevan ikut bicara, sedangkan zikri yang memang tidak kenal dengan Ica hanya diam,
"Kalian ngga berhak ngatur gue mau temenan sama siapa!" Syifa menatap lurus di langit-langit ruangan itu,
"Tapi lo tau Ica itu psyco, gila! Lo bisa aja jadi korbannya!" cerocos Nic,
"Iya! Gue tau dan gue ngga perduli, lagian kenapa sih kalian ribet ngurusin hidup gue! Kenapa kalian ga urusin aja hidup kalian masing-masing, kan enak!" Syifa tidak kalah nyerocos dari Nico, kecerewetannya butuh penambal!
"Tau ah! Capek ngomong sama lo! Bikin pusing!" Nevan melengos, mendudukan tubuhnya di sofa, sedangkan Nic menatap Syifa masih dengan kemarahannya, Syifa masih acuh, menatap lurus ke langit-langit ruangan itu, rasanya dia ingin tidur, bermimpi bisa bersama Zikri selamanya, dan dia berharap Mimpi itu tidak akan pernah berakhir!
"Lo harus tau, kita di sini care sama lo, lo salah kalo cara lo kayak gini buat diri lo sendiri! Sekarang lo keliatan egois!" Ucapan Zikri membuat Syifa menoleh, tatapan mereka bertemu,
"Gue emang egois dari awal, seharusnya, gue ngga deket sama lo dan jatuh cinta sama lo! Seharusnya kita ngga saling kenal, seharusnya kita ngga ketemu! Ngga! Ini semua murni kesalahan gue, seandainya gue ga terima..." Syifa terdiam, memutuskan kontak matanya dengan Zikri, tangannya bergerak memegang perut, bekas tusukan itu,
"Semua ini ga akan terjadi!" lanjutnya, "harusnya gue ngga pernah Jatuh Cinta sama lo! Padahal gue udah tau, yang namanya jatuh itu sakit!" Syifa terkekeh hambar,
"Ngga ada Cinta yang salah! cinta ngga ada yang bisa milih, mau lo jadinya Cinta sama siapa!" Zikri kembali bersuara,
"Intinya, gue ngga mau Mencintai!" Syifa mengakhiri obrolannya dengan menutup matanya, memilih tidur,
×
×××××
dua bulan berlalu setelah Kejada penusuka itu, Syifa sudah kembali ke sekolah, semuanya sudah berjalan normal seperti biasa, bedanya Sekarang Syifa memilih menyibukkan diri dengan belajar, dia tidak pernah lagi menemui Zikri, atau mengganggunya, dia cukup sadar diri, da hanya alat, alat untuk mengubah Zikri, bukan untuk mencintainya,
Pagi ini, Syifa berangkat seperti biasa, dengan Di Antar oleh Nico, sedangkan Nevan Sudah pergi lebih Dulu, "lo yakin Masih mau temenan sama Ica?" Suara Nico terdengar, Syifa menoleh, menatap Nico yang sibuk menyetir,
"Selama ini gue temenan sama dia fine aja!" jawab Syifa acuh, "dan Galang juga bisa jadi temen gue lagi!"
"Lo udah ikut-ikutan gila Fa!"
"Serah lo deh, gue cuma pengen tau, apa motif lo kenapa masih mau temenan Sama Ica!" Nico memarkirkan Mobilnya di parkiran, Syifa terkekeh, membuka sabuk pengaman lalu berjalan keluar mobil di susul Nico di sampingnya,
"Kerja!" jawabnya santai,
"Kerja? Lo kerja sama ica?" Syifa mengangguk, "di kantornya?" Kali ini menggeleng,
"Di kantor opah dulu!" Nico megernyit,
"Buat apa?"
"Gue bakal dapet akses masuk universitas di Rusia dengan Mudah! Zikri itu sebenernya Klient, maksud gue papahnya, Om Natta, Adrianatta, dia minta kantor gue buat Bikin Anaknya itu berubah! Zikri itu ngga bisa di atur!" Nico kembali mengernyit,
"Jadi lo manfaatin Zikri, dan pura-pura Cinta sama dia?" Syifa menggeleng, Tentang Cinta itu, dia memang Benar-benar mencintai Zikri,
"Ya.. "
"Jadi ini maksud lo!" Keduanya menoleh, di blakang Mereka Zikri sudah berdiri, Syifa sudah tau akan jadi seperti ini, "lo manfaatin gue!" Syifa menggeleng, Tidak! Dia tidak memanfaatkan, Syifa hanya bekerja, da kesalahannya adalah dia memakai perasaan, itu saja,
Tanpa berucap Lagi, Zikri Berbalik, Syifa yang melihat itu mengejar, namun Zikri malah Menaiki Motornya dan keluar dari gerbang, Syifa masih mengejarnya, sesekali berteriak memanggil nama Zikri,
"Zikri! Tunggu!" teriaknya lagi, Namun Cowok itu terus mengegas motornya,
"Zikri tunggaaaaaaaaaah!" Saat itu juga Zikri menghentikan Motornya sebentar, melihat kebelakang, dan Syifa sudah tidak ada, Syifa hanya pura-pura, hanya mepermainkannya saja! Sial! Tanpa menunggu lama lagi, Zikri memilih bolos, pergi dari sekolah, lagi pula Dia hanya menunggu kelulusan saja, untuk apa pusing memikirkan Masuk sekolah!
Di sisi lain, Nico dengan Kencang berlari, menerjang tubuh Syifa yang sudah di kerumuni orang-orang, Tubunya Terlempar Jauh masuk ke dalam gang, Nico yang menyaksikan kejadian itu sangat gemetar, Mobil yang Menabrak Syifa Sudah pergi, bahkan Orang-orang yang mejad saksi tidak melihat adana nomor polisi di Mobil tersebut, Sepertinya, Kecelakaan ini di sengaja!
"Syifa Bangun!" Nico mengangkat kepala Syifa yang berlumuran darah, baju Putih seragamnya sudah di dominasi warna merah dan juga kotor kara Tanah, Demi apapun, Nico tidak akan memaafkan Zikri! Tidak Akan! Seumur hidupnya, jika Terjadi sesuai pada Syifa, Nico akan menyalahkan semua itu pada Zikri!
To be Continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen [PROSES REVISI]
Teen Fiction20-02-2017 [TAMAT] [PROSES REVISI] ??? Kesalahan Terbesar gue Adalah Ngebiarin Lo Masuk Dan Ngrebut Hati Gue... -Zikri Emilio Setidaknya Lo bisa berubah walaupun gue harus ngorbanin sebuah perasaan bernama 'Cinta'... -Syifa Lazuardi