Dengan memasang wajah merenggut Virgia memindah-mindahkan channel televisi. Tidak ada tayangan yang menurutnya menarik. Gara-gara insiden Virza membuatnya malu setengah mati di hadapan Verdyan dua hari yang lalu cukup membuatnya bete di hari libur.
Virgia benar-benar malu bukan main. Bisa-bisanya dia dipermainkan bocah kemarin sore seperti Virza. Dia sangat malu pada Verdyan yang sudah dikiranya sering mengiriminya sms dan bersikap jutek karena menyangkanya telah memberinya perhatian palsu. Entah bagaimana dia harus memasang tampang jika bertemu lagi dengan Verdyan. Mudah-mudahan saja dalam waktu dekat ini dia tidak bertemu dengannya.
Mama yang sedari tadi mondar-mandir membantu bi Tum di dapur menangkap ekspresi itu di wajah anak bungsunya. Dia pun menghampirinya sambil membuka sarung tangan dari ke dua tangannya.
"Ada apa?" Tanyanya.
Virgia mengernyit. "Apanya mah?"
"Wajah kamu itu buat mama bertanya-tanya ada apakah gerangan?"
"Oh, ini..." Virgia memegang wajah merenggutnya refleks. "Aku lagi bete mah."
"Kenapa? Cerita dong sama mama, biasanya juga kan kamu suka cerita apa aja sama mama."
"Cerita yang ini? Emm...kayaknya nanti deh mah, soalnya aku malu ngomongnya." Virgia memasang wajah bete sekaligus malu-malu.
Kali ini giliran mama yang mengernyit. "Kok bisa sampai malu mau ceritanya? Kalau kayak gini sih mama jadi penasaran kan?"
Iya juga sih. Virgia membenarkan ucapan mama. Dan dia pun menceritakan pertemuannya dengan keluarga Hermawan di mini market sampai kejadian memalukan itu.
Setelah selesai mendengarkan mama berjuang menahan tawa. Virgia memasang wajah cemberut dengan sengaja. "Ketawa aja mah, gak usah ditahan.""Kamu yang bilang loh ya? Huahaha...bisa-bisanya kamu tertipu sama anak kecil kayak Virza...hahaha..."
"Yah, ini kan di luar dugaan aku mah. Aku mana tahu kalau Virza itu saudaranya Dino, murid aku di TK."
"Terus, terus, reaksi papanya Dino gimana waktu tahu kamu dibohongi sama sepupunya itu?"
"Persis seperti yang mama lakuin tadi. Ngetawain aku habis-habisan."
Ups. Mama refleks menutup mulutnya agar tidak tertawa lagi. Virgia makin maju bibirnya.
"Ya udah, setelah selesai mama membuat kue nanti kita cuci mata deh ke Mall. Gimana?"
"Beliin aku baju baru?" Virgia bersemangat. Karena dia belum gajian. Masih awal bulan. Guru kan gajiannya menjelang akhir bulan.
"Iya deh mama beliin." Kata mama pasrah demi melihat mood anak bungsunya kembali membaik.
♫♫♫
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DADDY
Storie d'amoreVirgianita Lukman menyukai anak kecil, makanya mengapa dia lebih memilih menjadi guru TK dibanding dengan pekerjaan yang lain. Di usianya yang terbilang matang, dia selalu digoda kedua kakak laki-laki serta kedua kakak iparnya dengan menjodoh-jodohk...