Verdyan sedang sibuk di balik komputer dan berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya, ketika ponselnya berdering. Mengalunlah nada yang sudah dia setting bila sang istri, Virgia, meneleponnya.
Verdyan tersenyum sebelum menjawab, "iya, sayang?" Pandangannya tidak lepas dari berkas yang sedang dibacanya.
"Enggak kok." Jawab Virgia serak.
"Kamu Habis nangis?" Verdyan mencoba memfokuskan diri pada suara istri tercintanya. Dia simpan berkas itu di atas meja sambil memutar kursi untuk menghadap ke belakang ke arah jendela yang menampilkan lalu lintas yang dilihatnya dari lantai 3 kantornya.
"Hiks...."
"Loh kok jadi nangis? Kenapa sayang? Aku jadi khawatir nih. Ada yang jahatin kamu bukan? Siapa? Kurang ajar sekali orang itu buat kamu nangis segala!" Verdyan agak kesal.
Virgia menggeleng meskipun dia tahu bahwa suaminya itu takkan melihatnya. "Bukan."
"Lalu jelaskan padaku alasan kamu bisa menangis." Verdyan mencoba bersabar dengan kelakuan Virgia yang naik turun semenjak hamil.
"Ada mangga."
"Ada mangga? Lalu?"
"Jatuh."
"Lalu?"
"Jatuhnya di depan kaki aku."
"Terus?"
"Ya aku mau mangga itu!" Virgia malah menjawab kesal.
Loh? Verdyan menggelengkan kepala maklum dan menghela napas panjang untuk menghadapi kelakuan Virgia.
"Ya ambil kalau begitu."
"Tapi mangga itu punya orang lain."
"Ya kalau begitu mintalah atau beli mangga itu, sayang." Verdyan sudah gregetan.
"Barusan aku sudah bertemu dengan pemiliknya."
"Dan?"
"Ibu itu tidak mau memberi atau menjualnya, hiks...."
"Ya ampun sayang, kalau begitu ya udah, tinggal beli aja apa susahnya?"
"Oh jadi aku nyusahin kamu ya? Ya udah...."
"Eh, bukan begitu maksud aku sayang! Jangan salah paham dong."
"Terus barusan apa?" Virgia merajuk.
Aih Verdyan sampai kehabisan kata-kata menghadapi sikap sensitif Virgia itu.
"Sekarang kamu di mana?"
"Kenapa memang? Kamu mau ke sini?"
"Iya."
"Kamu kan lagi kerja."
Verdyan memutar kedua bola matanya jengah. Udah tahu nanya. Batinnya.
"Gak apa-apa, kerjaan aku sedikit lagi. Bisa keluar dulu. Sekarang kamu di mana?"
"Di dekat kompleks rumah."
"Ya udah, tunggu di situ jangan ke mana-mana."
"Iya. Sayang?"
"Apa?"
"I love you."
Senyuman Verdyan merekah. "I love you too, sayangku."
*****
Wkwkwkwkwkwkwkkkk Virgia manja hamilnya kumat.
Yang punya istri yang sedang mengidam yang sabar ya kayak Verdyan......Wkwkwkwkwk :D
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DADDY
RomantizmVirgianita Lukman menyukai anak kecil, makanya mengapa dia lebih memilih menjadi guru TK dibanding dengan pekerjaan yang lain. Di usianya yang terbilang matang, dia selalu digoda kedua kakak laki-laki serta kedua kakak iparnya dengan menjodoh-jodohk...