Bagian Delapan

14.1K 905 5
                                    


Ketika sampai di rumah, Virgia mendapati suasana rumahnya meriah dan berantakan. Di ruang keluarga semua keluarganya berkumpul, kecuali kedua kakak laki-lakinya−Yoga dan Zul, juga almarhum papanya.

"Tante Virgi!" Teriak Kayla saat melihatnya sambil berhambur ke pelukannya.

"Halo cantik!" Virgia memeluknya erat. "Tante kangen banget sama kamu!" Lanjutnya sambil mengacak-acak rambutnya yang memakai bando biru seperti bajunya. Kayla pun menggumamkan sesuatu seperti "rambut aku rusak deh". Kayla adalah anaknya Zul yang berumur tiga tahun.

Lalu dia pun beranjak menghampiri kakak-kakak iparnya, Dewi dan Restu. Mereka pun cipika-cipiki dan bertanya kabar masing-masing. Dia tidak sadar sedang melupakan sesuatu, lalu mama yang muncul dari dapur beserta bi Tum yang membawa nampan makanan dan minuman−menyadarkannya.

"Siapa anak di belakang kamu itu, Vir?"

Tuh kan, dia lupa. Virgia berbalik dan mendapati Dino sedang bersembunyi dibalik tembok. "Ya ampun Dino, kenapa kamu bersembunyi di sana?" Katanya sambil menghampirinya.

"Jangan bilang kalau itu Dino yang kamu bicarakan!" Seru mama sambil ikut menghampirinya. "Mama gak tahu kalau Dino secakep papanya. Halo Dino, ini sama eyang." Lanjutnya sambil tersenyum.

"Mama!" Seru Virgia malu karena kakak-kakak iparnya menatapnya dengan wajah ingin tahu dan bisa dipastikan akan menyampaikan gosip ini pada suami masing-masing.

Kemudian mama pun dengan heboh menceritakan semua yang diketahuinya kepada kedua menantu-menantunya. Sesekali mereka tersenyum atau tertawa terang-terangan di depan Virgia, seolah dia tidak ada di sana.

Virgia melirik Dino yang kini sedang bermain dengan gembira bersama Kayla. Dasar anak-anak, baru bertemu beberapa menit saja sudah akrab begitu. Kemudian, dengan menutup kedua telinga karena masih digosipkan di depan mata, dia undur diri ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

Seharian itu mereka mengobrol, tapi jika sudah membicarakan masalah percintaan atau pasangan untuknya, dia memilih kabur ke dapur atau bergabung dengan bocah-bocah yang sedang bermain dengan aneka mainan yang dibawa oleh Kayla dari rumahnya.

Ketika jarum jam akan menyentuh pukul 15.00 WIB, kedua bocah itu tepar. Secara bergiliran bocah-bocah itu dia gendong dan ditidurkan di kamarnya. Saat kembali lagi ke ruang keluarga, dia sudah mendapati kedua kakak laki-lakinya sudah duduk manis dan tersenyum padanya.

"Kapan pulang kak?" Virgia menatap kedua kakak laki-lakinya itu sambil sun tangan.

Yang menjawab Zul. "Baru aja. Katanya tadi ada cerita yang menarik."

Oow...mulai lagi deh diintrogasi! Batinnya.

"Iya, katanya ada yang membawa kabur anak pacarnya ke rumah." Yoga menambahkan dengan senyum jail khasnya.

"Siapa yang membawa kabur Dino? Aku cuma kasihan melihat Dino belum dijemput-jemput sama papanya, sementara di TK udah sepi. Makanya, aku membawanya pulang ke rumah."

"Oh, jadi namanya Dino? Kamu pacaran sama papanya Dino gitu?" Yoga masih mengintrogasinya dengan nada jail.

"Jadi, kesimpulannya kamu pacaran dengan duda beranak satu?" Kali ini suara Zul. Nada suaranya sarat dengan ketidaksukaan. Bisa dimengerti sih, kalau benar adik perempuannya menjalin hubungan dengan duda beranak satu, hubungan itu harus dikaji ulang.

Saat itu Virgia pasrah diintrogasi oleh kedua kakak laki-lakinya, sementara mama dan kedua kakak iparnya hanya tersenyum melihat penderitaannya.

♫♫♫

Menjelang makan malam Verdyan menjemput Dino pulang. Tapi sebelumnya dia harus diintrogasi dulu oleh kedua kakak laki-lakinya Virgia. Begitu ditanya bagaimana hubungannya dengan adik perempuannya itu, dia bingung harus menjawab apa. Sementara kedua kakak laki-lakinya Virgia sangat yakin kalau dia berhubungan dengan adik perempuannya. Saat dia meminta konfirmasi melalui tatapannya ke Virgia, Virgia hanya menggumamkan kata maaf atas kesalahpahaman ini. Kemudian Verdyan pun meluruskan kesalahpahaman kalau dia tidak mempunyai hubungan dengan Virgia.

"Makasih ya, udah bersedia jaga Dino." Kata Verdyan setelah menggendong Dino ke jok depan.

"Iya, gak apa-apa kok. Tapi lain kali kalau lagi sibuk harap hubungi TK, jadi biar Dino bisa aku ajak pulang. Kasihan kan kalau Dino harus menunggu sendirian di TK?"

Verdyan tersenyum lembut. "Kamu perhatian ya sama Dino?"

"Jelaslah, dia kan murid aku." Jawab Virgia refleks. Dari ekor matanya, kedua kakak laki-lakinya masih menungguinya di mulut gang. Haduh, ribet deh punya dua kakak yang overprotektif!

"Hanya itu?"

"Terus apa lagi?" Virgia bingung.

"Terus apa lagi?" Virgia bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Verdyan tersenyum lagi. entah karena cuaca atau apa, wajah Verdyan terlihat memerah.

"Kalau begitu, kami pamit. Segeralah masuk, kedua kakakmu melotot terus tuh." Canda Verdyan sambil masuk ke mobil dan melaju dengan Toyota Rush-nya.

♫♫♫

Besoknya Dino tidak dijemput lagi. Tanpa ada telepon pemberitahuan ke TK kalau Verdyan akan menjemputnya telat. Padahal Virgia kemarin sudah mewanti-wantinya. Tapi kenapa Verdyan tidak mengindahkan perkataannya? Dihubungi pun kedua nomor Verdyan mailbox.

Oleh karena itu, sepulang dari TK Virgia mengantar Dino pulang ke rumahnya, daripada dibawa pulang lagi ke rumahnya pasti akan diintrogasi lagi oleh kedua kakak laki-lakinya itu. Untungnya Dino diberi kunci cadangan jadi mereka bisa masuk ke dalam rumah.

Menurut penuturan Dino, supir serta pembantunya sedang cuti pulang kampung karena anaknya sedang sakit. Kebetulan mereka sepasang suami istri. Virgia tidak habis pikir, bagaimana bisa Dino menghabiskan waktu anak-anaknya dengan keadaan keluarga seperti ini? Mamanya sudah meninggal, papanya sibuk bekerja, dan kadang-kadang supir serta pembantunya harus pulang kampung. Verdyan harus segera memberikan mama baru pada Dino agar Dino tidak kesepian di rumah yang luas ini.

"Dino, apa kamu gak pernah minta mama baru sama papa kamu?" Kata Virgia tiba-tiba. Mereka saat itu sedang mempersiapkan bahan masakan untuk membuat makan siang.

"Pernah sih, dulu papa pernah bawa beberapa perempuan ke rumah. Tapi mereka gak sayang sama aku. Mereka cuma sayang sama papa aja." Jawab Dino sedih.

Virgia merasa kasihan padanya. "Terus kamu cerita gitu sama papa kamu?"

Dino mengangguk. "Walaupun papa suka sibuk, tapi papa sayang sama aku. Dia dengerin omongan aku. Terus, berikutnya papa gak pernah bawa perempuan lagi ke rumah."

Virgia takjub. Verdyan tidak memaksakan kehendaknya pada Dino. Dia membiarkan Dino ikut menyeleksi calon istrinya. Sangat bijak.

"Ya udah, sekarang kita masak aja yuk! Meskipun papa kamu gak bisa merasakan masakan kita tapi Virza bisa!" Seru Virgia memberi semangat.

"Tapi kak Virza kan dari kemarin kemping sama sekolahnya." Kata dino.

"Acara sekolah?"

Dino mengangguk.

"Ya udah, kita makan berdua aja!"

"Hore! Aku udah lama gak rasain masakan rumah!"

Hati Virgia sedih. Sudah berapa lamakah Dino tidak merasakan masakan rumahan?

♫♫♫


HOT DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang