Chapter 16

3.2K 456 36
                                    

Akhirnya aku menghubungi pihak kantor, aku tidak bisa lagi datang ke sana. Entah apa yang membuat aku jadi manusia paling miris. Di hadapan aku, ada Bima dan istrinya. Jangan lupakan tante Mila dan yeach si nenek. Mereka sejak tadi saling diam--dan aku ?

"Jadi Dell, maksud kami semua --kamu mau kan menikah dengan Bima ?" Entah ini keinginan atau permintaan mereka. Yang aku bisa simpulkan ini adalah sebuah perintah. Benar, jika istrinya Bima tidak bisa hamil. 2 kata sist mampu membuat masa lalu tidak ada celah untuk damai. Kenapa bukan Bima yang minta ? Aku tidak mau lagi panggil dia dengan embel-embel MAS. Pasangan di sampingku saling meremas jari. Mereka mungkin saling menguatkan, aku hanya memejamkan mata dengan rasa benci mengalir di darahku.

"Menikah ? Bukannya Bima udah punya istri ?" Semua tampak gelisah. Bagus lanjutkan sinetron ini.

"Mereka nikah karena perjodohan Dell. Bima bilang rasa sayang dia hanya ke kamu. Maafin tante yang udah paksa Bima buat nerima perjodohan ini. Tapi--mereka bakal cerai." Kulihat mata tante Mila seolah berkaca-kaca.

Akting luar biasa sist !!.

Apa ? Perjodohan ? Hahah aku tertawa miris. Mengapa aku bisa di bodohi mereka seperti ini !? Kupikir mereka memang ingin silaturahmi, ternyata ada sesuatu yang membuat hati aku makin sakit. Aku memang dalam mode move on. Tapi ini hati, bukan gedung yang seenaknya masuk lalu keluar. Mereka tidak punya hati apa ? Dampaknya aku yang tersakiti.

"Mereka saling cinta tante. Lihat tangannya aja saling genggam." Keduanya melepaskan genggaman yang bikin Bima menunduk. Bima brengsek kan. Apa dia tidak ada niatan untuk menghentikan pembicaraan tante Mila dan neneknya ini. Sumpah. Rasanya ingin aku makan satu-persatu.

"Tapi kamu sama Bima, masih saling sayang."

"Terus apa maksud Bima pergi dan menikah, lalu dia bilang saya terlalu baik tante ? Alasan klasik." Bima terus saja diam. Entahlah aku yakin jawaban aku tidak nyambung. Hoho biarin.

"Dell, tante kan nggak pernah minta apapun dari hubungan kalian, jadi apa salahnya kalau tante menyatukan cinta kalian,"

Aku menahan emosi. Demi Allah masa lalu kembali mengingatkan aku agar tidak ada perdamaian.

"Tante, Bima memang brengsek." Semua menatapku dengan tegang. "Tapi saya yakin dia tidak mungkin mau kembali ke masa lalu. "

"Dia mau kok, Dell. Iyah kan Bim ?" Tante Mila menggoyang-goyangkan tangan Bima. Bima menoleh ke arahku dengan rasa bersalah. Entah rasa sakit atau masih cinta ? Tapi hatiku tidak bisa berdamai dengannya.

"Saya yang nggak mau tante." Kembali mereka menoleh cepat, dan yeach terlihat sedih. Tante Mila bahkan sudah akan nangis.

"Dell ?" Beliau bahkan menangis dengan sesenggukan. Dan aku hanya diam untuk mendengar kelanjutan omongan tante Mila. "Saya ingin menebus rasa salah saya, karena keinginan saya, Bima harus kehilangan kamu. Saya ingin kalian menyatu," sist kalau aja ini di waktu masa Bima sendiri, mungkin dengan senang hati akan aku terima. Tapi maaf, hati dan keadaan yang membuat aku menolak.

"Tante please. Tante nggak kasian sama istrinya Bima ?"

"Dia udah setuju Dell." Rasa emosi kini menjelajahi tubuhku, aku dengan sekuat hati agar tidak emosi. Tapi mereka memancing sisi sensitif aku.

"Kamu di sini ?" Alhamdulillah ada suara yang bisa mengalihkan rasa emosiku. Kulihat ada mas Adam.

Thanks Jessie lo udah mau tunangan sama mas Adam.

"Mas Adam ? Apa kabar ? Gila, mas makin item aja." Mas Adam terkekeh dan yeach seperti biasa dia bakal langsung tertawa kecil kalau sudah berhadapan denganku.

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang