Chapter 38

3.5K 517 140
                                    

Tangisanku pecah. Aku diam sendiri dalam keadaan tidak baik-baik saja. Semuanya sudah berlalu, kamu Oka, orang pertama yang harus aku salahkan.
Jadi 37 pesan dari Oka baru sempat aku baca.

Kamu dimana ? Aku nggak jadi ke rumah sakit.

Sayang ? Di mana ?

Lagi hujan, kamu pulang ?.

Kamu belum makan.

Aku bilang tungguin, bukan ninggalin.

Aku sudah keluar pintu, bukan berarti berakhir.

Dellia ? Angkat telponku please.

Aku besok kerja, setelah itu kita perlu bicara.

Angkat dulu. Nggak ada yang selesai.

Kita baru memulai, angkat telponnya please.

Adellia hey.

Aku baru saja ingin memulai. Dan aku sendiri yang mengakhiri.

Aku sudah nyaman, kamu tau ? Hatiku tergerak dengan adanya kamu. Kamu pasti paham di mana hati kita masih terpaut oranglain. Aku serius ingin mencoba sama kamu. Tapi ini juga salahku, seharusnya aku menceritakan apa yang aku rasa. Kalau saja dari awal aku tidak terjebak friendzona, maka aku yakin nggak kayak gini.

Aku bohong dengan adanya Bella.

Aku minta maaf. Tolong please baca.

Balas Dell. Jangan bikin aku makin kepikiran.

Kamu tau, pertama aku melihatmu ada rasa tertarik, tapi ternyata kamu masih terjebak move on. Aku selalu ke ruangan Mas Danu, hanya ingin tau siapa kamu. Pertama lihat di restauran nuansa sunda. Hati aku tergerak mesti satu persen. Aku sampe rela harus ke ruangan Mas Danu. Karena kupikir mencoba dekati kamu itu tidak sulit. namun sekarang terbukti kamu menghukumku dengan cara menanamkan bahwa aku yang salah.

Kamu hukum aku dengan rasa bersalah.

Sekarang aku merasakan seperti apa di tinggalkan.

Kamu pergi bukan berarti semua berakhir.

Ayo kita buktikan siapa yang bisa bertahan dengan keinginan. Kamu yang menghilang atau aku yang memperjuangkan.

Dan masih banyak yang tidak mungkin aku jelaskan, hatiku sakit. Dia tidak pergi malam itu. Kamu telat Oka, semua udah berakhir.

"Kak," untung udahan nangisnya. Arka duduk di dekatku. Tumben kagak ngacir di malam senin kayak gini. "Ikut gue nggak ?"

"Nggak ah." Aku masih fokus adu chatting sama dua manusia yang lagi bahagia, katanya.

"So banget nyantai di teras menikmati kopi." Arka berdiri merapihkan celananya.

" lSirik aja kutu." Aku mendongak, dia mencibir dan siap melangkah.

"Gue lagi baik ini, ikut nggak ?" Sekali lagi dia menawarkan yang menurutku, tumbenan ?.

"Nggak."

"Gue mau ke rumah sakit jemput Yasmin. Siapa tau sekalian sama lo."

"Maksudnya ?"

"Yasmin nemenin abangnya yang lagi jagain temannya di Rumah sakit."

"Hah ? Gimana ?" Aku langsung keingat aja sama Oka, dia kan dari kemarin sakit.

"Itu Mas Oka kan, teman abangnya Yasmin. Mereka di sana," seketika aku diam dan gerakkan tangan di handphone berhenti.

"Bentar, Maksudnya gimana ? Oka sakit ?"

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang