Chapter 23

3.3K 427 51
                                    

3 hari sudah bos sesialan pergi dan tidak ada maaf, bahkan sama sekali dia tidak memberikan penjelasan kata-kata yang dia sampaikan.

Luar biasa sialannya.

Semua karyawan sibuk, Denis dan Jessie sedang merancang sebuah konsep yang di Anyer. Duh enak jadi si bos sesialan di sana, jangan lupakan kalau Mbak Lisa juga ikut.

Badebah kan !?

Harusnya mbak Lisa jangan ikut, biar aku tidak sibuk sendiri. Ck aing butuh makan please.

Coba aja aku yang ke Jepang. Masih dalam mode kesal. Mereka di sana kerja ya aku tau, tapi ah...

+62812992670xx calling.

Lah ? Nomor siapa ini ?. Kayaknya ini nomor kode indonesia kan, kalau dari luar negeri pasti bos sesialan. Aku angkat dengan deg-degan. Maklum sist anak perawan dapat telpon langsung ketar-ketir.

Hallo ?

Ini Adellia kan, ini saya Oka.

Anjir ini babang arab sist, duh hati jadi gimana gitu.

Ah oh Oka ? Hmmm ada apa ya ?

So banget aing kalem. Padahal duh kertas sampe di remas.

Sibuk ?

Nggak sih lumayan.
Memangnya ada apa ?

Boleh nanti jam makan siang,
ke kantin ?.

Emang makannya di kantin
bapak arab.

Terdengar di sebrang sana terkekeh.

Oke saya tunggu

Anak perawan, jomblo lagi. Duh ada apa ya babang arab ngajak temu. Rindu kali. Nggak papa makan di kantin asal sama babang arab.

Aku langsung menyelesaikan kerjaan, biar cepat kelar, lalu makan. Anggap aja mau di traktir lah ya.

Dan disinilah aku duduk dengan rasa --- kesal mungkin ?. Ternyata dugaan dan rasa percaya diri aku salah. Iyah babang arab ke sini, bahkan di hadapanku. Dia sedang tersenyum, tapi bukan ke arahku melainkan bu Bella. Panggil saja Bella, jangan so profesional ah.

Aku asik dengan makananku. Mereka tengah ngobrol. Sialan !! Kalau niat mau ngobrol sama si Bella ngapain ngajak aing ke kantin !?. Aku diam saja dari tadi. Tadi 15 menit yang lalu babang arab sms kalau dia udah datang. Dan taunya ? Mengsedih.

"Siang mbak"

"Makan Mbak."

"Mbak."

"Makan juga mbak ?"

Dan banyak lagi sapaan dari para karyawan. Memang mereka suka nyapa gitu. Aku cukup nganguk lalu senyum dan kelar.

Ibu negara calling.....

Hallo bu ?

Kak ini Tita nangis terus minta ke mamanya

Duh gimana ya bu. Coba telpon Arka ajak ke kantornya

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang