Extra Part

7K 596 128
                                    

Bagi Adellia, hal paling menyebalkan adalah melihat suami asik dengan ikan. Kalau saja bukan ikan hiasan, sudah di goreng Adellia. Memangnya tuh ikan bisa ngasih makan, untuk suaminya ?

Kadang kalau Oka tidak di rumah, langsung tuh ikan di maki-maki oleh Adellia. Lampiaskan amarah kesal.

Tapi tetap aja di kasih makan.

Kayak sekarang, selesai makan Oka sudah ngobrol sama si ikan. Kadang suka Dellia tinggalin aja ke kamar, nanti juga nyusul. Tapi untuk saat ini, masih Dellia pantau. Kali aja maksud Dellia tuh ikan mati.

Kemarin aja ada Tita, tuh ikan hampir mati. Dan efeknya Oka ngamuk, yang jadi sasaran ya, Mas sesialan.

Nikah sama Oka memang berjalan mulus. Tapi kalau ikan yang di pedulikan, liat saja.

"Ikan aja teroooosss !!." Sindiran Dellia bahkan tidak mempan. Tetap aja anteng dengan ikan. "Minta makan aja cepat. Gue racun juga dah."

Terus saja Dellia ngoceh. Sampe akhirnya Dellia meninggalkan Oka ke dalam kamar. Buat apa capek-capek ngoceh, di dengar kagak. Mungkin kalau punya anak akan berpaling deh. Tapi kan mereka menikah baru 3 bulan, kalau belum punya anak, itu tandanya Allah belum percaya sama mereka. Dellia tiduran sambil makan camilan. Sengaja Dellia tidak pernah ngasih ini makanan sama Oka. Biar perut si Oka nggak makin buncit. Lihat saja, semenjak menikah, Oka makin semok. Sedangkan Dellia makin langsing.

Mungkin cocok nikahnya.

"Sayang." Panggilan Oka tidak di dengar, justru Dellia malah asik makan dan menikmati rasa cimol. Oka mengetuk pintu beberapa kali. Tidak di pedulikan juga.

"Dell, buka pintunya."

Nggak di jawab.

Kasian juga sih, tapi biarin lah. Hukuman untuk suami. Suruh siapa lebih peduli ikan ?.

"Ada Mas sesialan kamu."

Dellia loncat dari kasur, membuka pintu tanpa peduli saat suaminya ada di depan pintu yang sedang menautkan alis. Bahkan sama sekali tidak di rangkul.

Biasanya kalau keluar kamar, Dellia selalu merangkul Oka. Entah bermanja atau rutin keseharian istrinya itu.

"Hallo Mas" sapa Dellia yang duduk di sofa berseberangan dengan Mbak Citra. Dellia melirik si pipi cireng begitu lelap tidur di pangkuan Mbak Citra. "Kok Tita malah tidur sih ?" Amuk Dellia yang membuat Oka meringis.

"Tadi sih nggak, pas di jalan malah tidur." Mbak Citra menjelaskan dengan penuh kelembutan.

"Ya udah sini Tita aku baringkan di kamar sebelah." Dellia mengambil alih Tita dengan hati-hati. "Tenang Mas, aku buka kok pintunya." Kebiasan Mas sesialan kalau Tita ikut tidur di sini, itu pintu harus terbuka. Dan satu lagi.

Jangan di tinggalkan kemanapun.

Ngelunjak ? Emang.

Dellia selesai mengatur Tita tidur di kamar sebelah, kemudian duduk lagi di sofa, yang ternyata sudah ada Oka duduk.

"Emang Mas mau kemana ?" Tanya Oka yang memeluk istrinya dari samping. Di liriknya Mbak Citra sudah rapi. Setau Oka, kalau main kerumahnya, mereka paling pake baju sehari-hari.

"Mau main sebentar, nurutin ibu hamil." Ucap Mas sesialan yang di jawab anggukan oleh Citra.

"Main ?" Yang Dellia tau, Mas sesialan ini anti kelur. Kecuali ke pemakaman ayahnya. Atau ke Anyer.

"Biar istri Mas nggak terlalu bosan. Tiap hari kan mengurus Mas, anak, dan rumah." Ini yang Dellia suka dari Danu. Selalu mengutamakan keinginan keluarganya.

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang