Chapter 10

3.6K 406 5
                                    


Morotin Arka udah. Naik semua yang ada di sini udah. Tinggal pulang karena udah sore. Tapi satu kenyataan yang membuat aku ingin memakan si Arka. Dia ajak aku ke sini, untuk adu move on sama mantannya. Brengsek !! Adik durhaka tuh cuma dia. Dengan sengaja sejak tadi, rangkul dan genggam tangan, lalu saat muka aku melirik pandangan Arka. Langsung aku sadar. Di ujung sana ada mantan si Arka, namanya Gadis. Oh yasalam aku di jadikan tumbal sama Arka, agar di kira dia udah move on. Iyah gitu ? Brengsek nggak tuh !? Makanya aku dendam dan langsung aku porotin, karena dia sudah menipu. Hm, kalau dipikir-pikir ya, kagak adek kagak kakaknya, sama-sama lagi masa move on.

Ketawa aja kalian.

"Dah yuk pulang."

"Iyah sabar. Lo jemput Ayah, Ibu, kan ?"

"Iyah lah. Lo sekalian ikut aja ya."

"Nggak. Nanti di pembelokan lo berhenti, gue naik taxi aja."

"Kagak makan dulu lo ?"

"Ya tentu. Cuss cari kafe dekat." Semangat kalau udah soal makan. Biarin lah yang penting sehat. Kami berdua tiba di sebuah restoran di kawasan mall Jakarta. Intinya di mall KOKAS. Nah itu singkatannya begitu. Dia tadinya mau ke Senayan, tapi sorry keburu lapar aing.

Memasuki mall besar ini dengan tampang memuja, melihat sisi para lelaki. Sist, jiwa jomblo keluar kalau ada para lelaki. Arka menarik aku ke lantai entahlah berapa, aku sih ikut aja. Ini tempat si Arka nongkrong sih betewe. Kami diam di tempat makan, aku hanya mengikuti saja. Arka yang pesankan, dan aku mulai sibuk dengan handphone. Arka datang dengan wajah cemberut.

heh kutu gajah.

"Jadi, lo masih dalam mode move on ?"

"Nggak juga." Ngeles aja ini bocah kayak anak SD.

"Terus tadi lo ngapain rangkul-rangkul gue ? Halah gaya lo udah nggak move on, orang bego juga tau lo itu masih move on." Aku mencecar dia dengan ejekan. Biarkan saja ini satu anak ngambek. Aku sebenarnya kasian --- maksudnya pada nasib kami berdua sebagai adik-kakak. Sist, Arka ini nggak di khianati, hanya saja kata dia, si Gadis itu menemukan kenyamanan pada orang lain. Heh sama aja intinya di khianati.

Pesanan datang dan kami mulai makan dengan kesibukan, aku yang asik melototin IG si Jessie dan Arka, nggak tau.

"Boleh duduk disini ? Meja semuanya penuh," kebetulan memang meja yang Arka pilih untuk khusus 5 orang dan kami berdua di sini. Ya jelas bakal ada yang minta duduk di sini. Kami berdua saling menoleh lalu -- Allahuakbar. Aku agak kaget, kalau si Arka keliatan biasa aja tuh anak.

"Loh mbak Adell ya ?" Iyah sist ini babang arab versi indonesia. Aku hanya mengangguk dan diam. "Saya duduk di sini ya mbak. Yang lain penuh."

"Iyah silahkan Mas," itu suara si kutu kudanil alias Arka, akumah diam aja kayak patung. Jangan terpesona Dell. Dia udah hak paten hatinya untuk bu Bella. Aku melanjutkan makan dan terserah tuh pak Nanadro mau ngapain. Nggak peduli ye, nggak peduli.

"Makan di sini ?" Suara perempuan lagi-lagi bikin aku dan Arka mengangkat wajah -- wohoooo bu Bella. Apa kata aing, pak Andro ini selalu ada di setiap bu Bella ada. Yeach patah hati hari ini namanya. Aku hanya diam saja tak menanggapi, karena sudah ada Arka yang jauh paham. Lanjutkan main handphone dan si Arka ngapain sih senggol-senggol ?.

"Kak di sini masa kita liatin yang kencan ?" Bisiknya dan aku mengangguk setuju. Hoho rencana Arka pasti mulus ini.

"Yap lo betul adikku."

"Lo kagak kenal mereka kan ?"

"Kenal Ar. Yang cowoknya adik bos sesialan gue "

"What ???" Arka menjauhkan mulutnya dari telinga aku, ya dari tadi kami bisik-bisik kayak tetangga lagi gosip. Aku menggeplak mukanya dan Arka meringis. Lagian kagak sekaget itu juga ini anak. Kulirik ke arah pak Andro dia menatapku dan aku hanya mengangguk tak enak.

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang