Chapter 39

3.7K 530 190
                                    

Semuanya berubah dengan sekejap. Oka tengah menikmati elusan dari tanganku. Ya malam ini juga, ini komandan minta pulang, dan untungnya ada Didit. Jadilah kami berdua ada di Apartemen Oka. Jangan mikir iyah-iyah, kami di temani oleh makhluk bocah terese.

"Aku tuh tadi bobo tante De." Kesalnya yang kini lagi di gendongan Mas sesialan. "Tapi papa bilang om Oka sakit, itu nggak." Tunjuknya. Oka yang tengah merem melek hanya diam saja.

"Itu baru pulang dari rumah sakit," kata Mbak Citra yang anteng duduk si sofa. "Kamu nggak pulang De ?"

"Aku nginep di rumah Mas, ya ?" Bos sesialan alias mantan atasan menatapku heran. "Di rumah ada keluarga Ayah, aku nggak mungkin pulang. Kamarku pasti dipake nenek atau tante Arum."

Mas Danu mengangguk tanda paham. Dan alhamdulillah semuanya selesai, Didit sudah pulang. Jangan di tanya Arka di mana, dia di telen cumi kali.

"Besok kamu meeting." Mas sesialan menaruh Tita ke pangkuan Mbak Citra. "Kalau Mas yang meeting, pasti bakal lengah buat cari tau Ayah."

Aku mengangguk. Kami berdua setuju tidak melibatkan siapapun. Bahkan Oka aja nggak di terima. Kata Mas sesialan sih, Oka udah nawarin diri buat bantu gitu.

"Jam berapa Mas ? Aku nggak bawa baju kantor,"

"Jam 11. Di Kokas ya, besok Mas kirim nama perusahaannya." Oka masih dalam mode istirahat. Kalau aku ikut Mas Danu, Ok sama siapa di Apartemen ?. Sumpah bukan aku so perhatian, tapi dia keadaan tidak baik.

"Oka," Okan bangun dengan mata sayu. Dia mencoba tersenyum. "Ikut ke rumah deh yuk, di sini sendirian."

"Oh, nggak usah Mas. Besok gue baik lagi kok." Katanya dengan sedikit duduk yang agak lemah gitu.

"Lo sendirian doang. Adellia, gue bawa pulang." Ucap Mas sesialan. Mbak Citra lagi goyang-goyang si Tita. Nidurin gitu.

"Hmm ? Iyah Mas,"

"Ikut aja Li." Aaran Mbak Citra. Aku hanya diam saja. Biarin debat.

"Nggak Mbak, makasih."

"Nggak ada yang jagain." Kata Mas sesialan yang sudah berdiri dari duduknya.

"Gue baik aja kok."

"Telpon Mama coba." Lagi-lagi Mas sesialan ini. Terlihat mereka kalau adu bacot gini kok agak lucu sih.

"Nggak perlu." Jawab Oka dengan santai.

"Hilangin dikit aja coba sisi egois lo."

"Mas, please gue lagi nggak mau adu mulut." Tau ini mas sesialan, maksa banget.

"Udah Adell di sini aja. Besok jam 8 ke.rumah Mas Danu deh. Mau olahraga di kompleks rumah Mas Danu." Usulku

"Kalian berdua aja di sini ?" Respon Mas Danu berlebihan banget sumpah.

"Elah nggak bakal ngapa-ngapain. Kalau pun iyah, tenang bapak Teguh penghulu." Da dapat sentilan di jidat. Kalau sisi tega sih kepengen di sini, tapikan dia udah nyakitin ?. Gimana dong !?

"Lo bisa sendiri ini kan, Li ?" Mas Danu ambil alih Tita dari pangkuan Mbak Citra.

"Iyah Mas," kata Oka tersenyum. Oka menoleh ke arahku. "Kamu pulang aja bareng Mas Danu,"

Aku sih nggak tega, tapi kan dia sendiri yang nyuruh. Yaudah aku ikutan berdiri, toh di suruh Oka.

"Katanya mau di sini, kok ikut ?" Paan sih ini Mas sesialan. Aku mendelik tidak suka.

"Oka aja nggak mau aku temenin. Ya udah ikut Mas." Lihat dia, Mas siapa sih !? Aselii kepengen aku ceburin ke got.

"Udah kamu di sini aja. Jam 7 sudah ada di rumah Mas," sebelah tangan Mas Danu mendorong aku kembali duduk di sofa. "Mas tinggal ya."

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang