Ratu membiarkan rambutnya berantakan ketika angin di sela senja merusak tatanan rambut yang sedaritadi di sisir rapi. Kepalanya tertunduk dalam beserta air mata yang di biarkan tertetes begitu saja ke dataran tanah yang di pijaknya.
"Maaf" kedua tangan Gavin menarik tubuh Ratu kedekapannya.
Ratu terdiam, dia tidak memberontak ketika saat ini tubuhnya telah berada di dalam dekapan Gavin.
Ratu menangis dalam pelukannya.
Suara isakan tangis dan hembusan nafas gusar ratu terdengar jelas di telinga Gavin. Gavin menghembuskan nafasnya pelan. Jujur dia benci jika Ratu harus menangis karenanya.Tangan kanan gavin perlahan mengusap rambut hitam Ratu, diselipkannya anak rambut di sela telinga kanan Ratu. Dengan nada lembut dan tarikan napass pelan Gavin berbisik tepat di telinga kanan Ratu
"Ini yang terakhir" kalimat ambigu itu sontak membuat Ratu mendongkakkan kepalanya, dengan tatapan penuh tanya Ratu memberanikan diri menatap Gavin yang kini tengah menghapus jarak diantara wajahnya.
Seolah Gavin mengerti dengan isyarat yang di berikan lewat tatapan ratu Gavin melepaskan pelukannya dari Ratu dan berkata "terakhir kalinya gue sakitin pacar gue ini" kedua tangganya mencubit pipi kanan dan kiri Ratu.
Ratu terdiam, perlakuan Gavin menurutnya tidak manis sama sekali, bisa sajakan Gavin berbicara seperti itu lalu besok dia melakukan hal dari kebalikannya itu.
"Bohong!gue benci sama lo" teriak Ratu dengan penuh penekanan. Ratu mengalihkan pandanganya dari Gavin. Ratu benci jika Gavin harus melihatnya menagis seperti ini.
"Gue nggak bakal nyakitin lo dan kalo gue khilaf nyakitin lo. Gue bakal lepasin lo" Gavin merebut kembali pandangan Ratu dengan ucapan yang tidak pernah Ratu kita akan keluar dari mulut Gavin.
Ratu menatap Gavin tidak percaya. Sedangkan Gavin memberinya senyuman misterius dan perlahan Ratu menaikkan kedua alisnya ketika wajah Gavin berani mendekati wajah.
Gavin menghapus jarak diantara wajahnya dan wajah Ratu. Seketika juga detak jantung ratu berdetak lebih kencang daripada biasanya. Saking dekatnya mereka, sampai Gavinmendengar suara detak jantung Ratu di karenakan tubuh dirinya seperti menyatu dengan tubuh Gavin.
Gavin mendekatkan bibirnya pada wajah Ratu sementara Ratu hanya memejamkan kedua matanya...
"Nonnnn" suara itu menggema di indera pendengaran Ratu.
Dengan mata membulat sempurna Ratu mengumpat
"oh shit! cuma mimpi"Ratu menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangganya. Mimpi bersama Gavin adalah hal pertama yang baru Ratu rasakan dan mengapa terasa begitu nyata?
"Nonnnn daritadi bibi bangunin nggak nyahut-nyahut" teriakan itu terdengar jelas dan horor. Sontak Ratu melepaskan kedua tangan yang sedari tadi menelungkup wajahnya.
"Ada apa bi?" tanya Ratu dengan gerakan tanggan yang sibuk mengucek matanya.
"Den Raka abis di pukulin" suara bi Mina panik. Wajahnya penuh dengan raut keseriusan jadi tidak mungkin ini sebuah lelucon.
*
Jam 9 ketika ratu sedang bermimpi yang bisa di kategorikan indah tiba tiba saja mimpinya berakhir ketika suara Bi Mina menyapa telinganya.
Kabar dari Bi Mina yang mengatakan jika Bang Raka di pukulin itu ternyata benar. Bercak noda darah berserakan di pakaian dan wajah putih bang Raka seolah memberikan Ratu kesempatan untuk penasaran. Siapa yang melakukan ini pada Raka?apa salah Raka hingga di dipukuli seperti ini?
Dan ketika Ratu bertanya pada Raka. Raka tidak menjawab. Beruntungnya ada Andra disana dan dia mengatakan jika GAVIN lah pelaku di balik kejadian ini.
Dan ketika Ratu bertanya alasannya, Andra menggeleng tidak tahu. Ratu awalnya sempat tidak percaya dengan pengakuan Andra jika Gavin lah yang telah memukuli kakaknya. Ratu beranggapan jika ucapan Andra itu adalah kebohongan. Mungkin bukan Gavin, tetapi teman-teman Gavinlah yang telah memukuli Raka.
Dan disini lah ratu sekarang,di sebuah bangunan tua yang cukup jauh dari jarak rumahnya. Tempat ini lumayan sepi dan minim pencahayaan selain itu bagunan yang bercat putuh kusam ini adalah satu satunya bangunan yang berada di daerah ini. Sekelilingnya hanya pohon pohon saja yang tidak mendamaikan tapi menyeramkan di tambah jam jam malam seperti ini.
Dengan setelan baju tidur bergambar doraemon beserta rambut yang tergerai Ratu memberanikan diri mendatangi markas yang Ratu yakini jika orang yang dikiranya baru saja memukuli Raka sedang berada di sini.
Ratu berjalan cepat, tidak peduli yang akan terjadi padanya tujuan Ratu hanya satu membalas perbuatan pada orang yang telah membuat kakanya seperti itu. Gavin ataupun siapapun Ratu tidak akan segan untuk membuat mereka merasakan apa yang kini tengah Raka rasakan.
Setelah beberapa langkah Ratu berjalan, tanganya di tarik paksa seseorang. Sontak Ratu melepaskan tarikan tangan orang itu dan menatapnya tajam. Walaupun disini tidak terang bisa Ratu pastikan jika orang yang baru saja menarik tangannya ini adalah laki-laki.
"Pergi! ngapain sih malem-malem datang kesini?lo mau apa?" ucap Gavin pelan namun penuh penekanan di setiap katanya.
"SIAPA YANG MUKULIN ABANG GUE?KELUAR LO!!"
Ratu berteriak seraya berjalan mendekati ambang pintu bangunan tua itu. Ratu menghiaraukan pertanyaan dan tatapan gavin yang tidak pernah main-main."Gue yang mukulin Abang lo" Gavin berjalan mendekati Ratu.
Badan Ratu bergemetar,digigitnya bibir bawahnya kuat-kuat demi apapun Ratu membenci ucapan Gavin yang baru saja dia dengar. Sekarang dia percaya pada ucapan Andra yang mengatakan jika Gavin lah penyebab kakaknya berbaring tak berdaya itu.
Plakk
Satu tamparan mendarat mulus di pipi kanan Gavin. Gavin masih menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap Ratu.
"Kenapa lo mukulin abang gue?dia punya salah apa?" teriak Ratu di sela tangisnya, dia tidak peduli pada siapapun yang akan mendengar teriakan prustasinya malam ini. dia ingin semua orang tahu jika saat ini dia merasa sakit dan itu karena ulah Gavin.
"Lo--"
Gavin membungkan mulut Ratu dengan tangan kanannya. Menyeret tubuh Ratu yang berusaha memberontak ke suatu sudut belakang bangunan ini.
"Pergi! Semua orang yang ada disini nggak bener" ucap Gavin dengan tatapan memohon.
"Termasuk lo" Ratu mengalihkan pandanganya pada Gavin yang terduduk disampingnya dengan pandangan kosong.
Gavin mengiyakan ucapan Ratu didalam hatinya. Gavin sadar jika dirinya bukan orang yang benar.
Dingin dan hening menyatu. Tidak ada yang membuka suara diantara mereka. Beberapa menit telah terlewati. Dan tiba-tiba keduanya mendengar suara sseorang yang mengajak Ratu pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Kepo (Selesai)
Подростковая литератураSemua itu bermula ketika Ratu kepo terhadap Gavin Raefal Ishara yaitu seorang Bad Boy. Gavin benar-benar membuat Ratu jera karena rasa keponya.