Ratu membuka kedua matanya perlahan. Dibuangnya nafas dengan hati-hati. Mata Ratu tidak terbuka sepenuhnya, rasa kantuk masih menyuruhnya untuk tetap menutup mata. Namun Ratu sadar, dia harus bangun. Dilihatnya jam yang berada dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 08:01. Ratu tertidur dari pukul lima sore. Tepat setelah Gavin mengantarnya pulang.
Sebelum Gavin mengantar pulang, Gavin mengajak Ratu ke acara pesta tantenya Gavin. Dengan percaya diri dan penuh keyakinan, Gavin memperkenalkan Ratu kepada keluarganya sebagai pacar Gavin. Pasti Ratu merasa kesal, karena Gavin bertindak sesuka hatinya. Namun tidak ia luapkan kekesalahanya, ia tahan karena tidak pantas rasanya meluapkan di acara seperti itu terlebih di acara milik keluarga Gavin.
Ratu sedang diharuskan untuk solat karena ia dikunjungi tamu khusus. Jadi setelah bangun tidur dia langsung mengikat rambutnya dengan ikat rambut kecil berwarna hitam. Kemudian Ratu mengambil sebuah buku dan pulpen yang ada di atas meja. Ratu menuliskan sesuatu di lembaran buku itu. Dan setelah dirasanya selesai, Ratu menutup buku itu.
Buku itu seperti buku tulis bisa namun buku itu menjadi lebih berharga karena diisikan dengan beberapa tulisan. Tulisan itu tersusun menjadi beberapa kalimat yang diakhiri tanda tanya. Setiap apapun pertanyaan yang membuat Ratu penasaran, pasti Ratu tulis di buku itu. Nanti akan Ratu cari tahu jawabanya. Ya begitulah kalau Ratu sudah kepo.
Dan pertanyaan terakhir sementara yang Ratu tulis adalah Apakah Gavin tulus mencintainya? . Memang Ratu mengerti jika Gavin bertindak seolah mencintai Ratu tapi Ratu tidak pernah tahu apakah itu tulus atau tidak. Namun suatu hari nanti, Ratu akan mengetahuinya, Ratu percaya itu.
"Oy orang gila"
Sebelum Ratu menoleh ia tahu suara milik siapa itu. Raka entah sejak kapan berada didalam kamarnya. Bahkan ketika Raka membuka pintu pun, Ratu tidak menyadarinya.
"Telinga Lo ilang atau gimana sih? Gue tanya nggak nyaut"
"Gue bukan orang gila" tegas Ratu sambil berjalan ke arah kakaknya.
Kakaknya itu tidak mengatakan apapun, dia hanya berkekeh ria. Entah kenapa akhir-akhir ini dia suka memanggil adiknya itu 'orang gila'
Raka memandangi adiknya yang masih mengenakan seragam itu. dipastikan Ratu tidur memakai baju seragam sekolahnya, terlihat dari seragam yang kusut dan wajah khas bangun tidur. Pandangan Raka itu diketahui oleh Ratu. Tidak biasanya kakaknya memandang cukup lama. Apalagi kini pandangannya melembut.
"Gue belum rela kalau Lo punya pacar. Jadi bakalan ada orang ketiga setelah Ayah dan Gue, yang Lo sayangi" ucap Raka kemudian membawa Ratu kepelukanya.
Tubuh Ratu sedikit menegang. Ada apa dengan kakaknya itu? Apa jangan-jangan dia sedang mabuk? Tapi setahu Ratu kakaknya tidak berani menyentuh barang haram itu. Jadi kenapa kakaknya itu?
Raka melepaskan pelukannya perlahan. Ratu masih memandangi kakaknya dengan tatapan penuh tanya.
"Ada apa tiba-tiba ngomong gitu?"
"Dibawah ada Deva, mau ketemu Lo katanya" jawab Raka.
Ohh Ratu mengerti sekarang. Pasti kakaknya telah salah sangka. Ia harus cepat-cepat mengklarifikasi ini.
"Oh jadi karena ini Lo kesurupan jin romantis hah? Gue nggak pacaran sama dia" kata Ratu dengan santainya.
"Dasar orang gila! Nggak ada sopan-sopannya sama kakak" hardik Raka.
Ratu menghembuskan nafasnya kasar. Lagi-lagi ia harus menyaksikan drama kakaknya ini.
"Gue mau ke kamar dulu. Cepet samperin pacar lo! Kasian kalau di suruh nunggu karena nunggu itukan nggak enak" setelah mengatakan itu Raka melangkahkan kakinya keluar dari kamar Ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Kepo (Selesai)
Roman pour AdolescentsSemua itu bermula ketika Ratu kepo terhadap Gavin Raefal Ishara yaitu seorang Bad Boy. Gavin benar-benar membuat Ratu jera karena rasa keponya.