33👑Jadian?

758 66 2
                                    

Setelah tiga hati dari obrolannya dengan Jeni, Ratu membuat satu keputusan. Keputusan yang selama tiga hari ini dia buat. Hari ini adalah pelaksanaannya keputusan itu.

Keputusan itu adalah Ratu akan meminta maaf dan memberitahu Gavin perihal perassaanya. Ratu memikirkan dan mengaitkan setiap peristiwa yang terjadi dan dapat ditarik kesimpulannya jika dia telah jatuh cinta pada Gavin, bahwa dia sedang mencintai Gavin.

"Gavin" suara Ratu terdengar seperti cicitan, sangat pelan.

Tubuh yang berada dibelakangnya itu menoleh. Menatap kedua mata Ratu dengan tatapan tajam, seakan siap memangsa Ratu saat itu juga.

"Apa?" Gavin bertanya.

Ratu berhenti mengigit bibirnya kemudian dia mulai menjawab.

"Ada yang mau gue omongin sama lo"

Setelah mendengar jawaban dari Ratu. Gavin membalikkan tubuhnya dan kembali melanjutkan langkahnya, menghampiri teman-teman lelakinya.

Kecewa. Ratu merasa kecewa dengan sikap Gavin yang seperti itu. Jika Gavin tidak mau Ratu ajak bicara harusnya Gavin bilang saja, bukan seperti ini, seenaknya pergi.

Ratu menghembuskan nafasnya pelan. Mungkin memang Gavin sudah sangat marah sampai Gavin tidak mau Ratu ajak ngobrol. Gavin lebih milih untuk bermain futsal bersama teman-temannya.

Pelajaran olahraga tersisa satu jam lagi. Namun Guru yang mengajar olahraga membiarkan siswanya untuk beristirahat. Kalau tim perempuan akan berganti baju kemudian jajan atau berumpi ria, maka tim laki-laki akan bermain futsal seperti biasa.

Padahal Ratu sangat berharap Gavin mau menerima ajakan ngobrolnya dan tidak jadi ikut bermain futsal. Namun sepertinya Ratu salah berharap.

Sebuah tangan dari belakang menarik tangan Ratu, sontak Ratu menolehkan pandangannya pada pemilik tangan itu. Dan ternyata itu adalah Gavin. Dia tengah berdiri dibelakang Ratu. Dan tanpa persetujuan Ratu, Gavin langsung menarik tangan Ratu.

Ratu yang berada dibelakang Gavin tersenyum. Gavin tidak jadi ikut bermain futsal dan akan mengobrol dengannya. Entahlah, pokoknya Ratu merasa bahagia sekali.

Dan tarikan itu terlepas ketika mereka berada di ruang seni. Ruang yang jarang dipakai di hari-hari biasa.

Gavin duduk di kursi panjang yang berada diluar ruang seni itu. Kemudian Ratu mengikuti Gavin, Ratu duduk tepat disamping Gavin.

"Mau ngomong apa?" tanya Gavin dengan kedua mata yang tidak ditatapkan pada sosok disampingnya itu.

Tadi setelah Ratu memintanya untuk mengobrol, Gavin langsung menyusul teman-temannya untuk memberitahu mereka bahwa Gavin tidak akan ikut.

Ratu menundukkan kepalanya. Ia mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan apa yang kemarin ia tulus di kertas untuk di hafal.

"Jangan dingin terus sama gue. Iya gue tahu, gue salah. Gue harusnya lebih percaya sama lo dibandingkan dengan perkataan Kayla. Walaupun perkataan Kayla juga bener, tapi harusnya gue lebih percaya sama lo karena yang ngerasain itu lo. Karena itu gue minta maaf" Ratu mengeluarkan kata-kata itu persis dengan apa yang kemarin ia tulis lalu hafalkan.

Ketika Gavin menoleh ke arah Ratu, Ratu masih menundukkan kepalanya. Gavin tidak berkata apa-apa. Dan itu membuat air mata Ratu jatuh. Gavin melihat air mata itu.

Gavin berdecak sebal. Kemudian dia mendekatkan tubuhnya pada Ratu, ditelungkupnya wajah Ratu. Gavin mendekatkan wajahnya dengan wajah Ratu.

"Gue udah maafin"

Tiga kata itu membuat Ratu berani menatap Gavin. Dia bahagia mendengar tiga kata itu. Gavin mau memaafkannya.

Gavin membalas tatapan Ratu, namun tidak lama. Karena setelah utu Gavin langsung membawa Ratu kedekapannya. Ratu tidak memberontak atau menolak, Ratu menerimanya. Seperti Ratu menerima bahwa dia telah jatuh cinta pada Gavin, menerima perasaan Gavin, walaupun Gavin belum tahu hal ini.

"Jangan nangis" Bisik Gavin pelan.

Kemudian Ratu mengangguk dalam pelukannya. Namun spertinya anggukan itu tidak selaras dengan apa yang Ratu ucapkan karena bukanya berhenti menangis, Ratu malah menagis lagi.

Setelah beberapa detik, Gavin melepaskan pelukannya perlahan. Ratu langsung menghapus jejak air matanya ketika Gavin melepaskan pelukannya itu. Ratu meredakan tangisnya sedangkan Gavin membiarkan Ratu melakukan itu.

"Jangan dingin-dingin lagi" Suruh Ratu pada Gavin tentu saja dngan bibir cemberutnya.

"Nggak kan tadi udah dipeluk, jadi anget" Kemudian Gavin tertawa pelan.

Ratu tersenyum, akhirnya ia bisa melihat Gavin tertawa lagi. Ah Ratu sudah lama tidak mendengar tawa itu.

"Gue udah kasih kepastian ke Kak Deva. Gue ngomong kalau gue nggak cinta sama dia" kata Ratu tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Karena gue udah tahu sebenarnya gue itu cinta sama siapa" jawab Ratu dngan sedikit malu-malu. Apalagi ditatap Gavin seperti ini.

"Kalau boleh gue tahu, lo cinta sama siapa?"

Degg.

Jantung Ratu tiba-tiba berdetak hebat setelah mendengar pertanyaan dari Gavin itu. Ah Ratu merasa gugup dan mami secara bersamaan. Haruskah dia menjawab bahwa orang itu adalah Gavin?

"Gavin" jawabnya dengan nada pelan.

"Apa?"

"Ih gue bukan manggil. Gue itu jawab pertanyaan lo yang tadi" protes Ratu dengan berapi-api.

Gavin ini tidak peka atau pura-pura tidak peka?

"Bukannya lo pernah bilang kalau lo nggak cinta sama g--"

"Gue bohong" kata Ratu, memotong ucapan Gavin dengan sengaja.

Kemudian baik Gavin ataupun Ratu tidak ada yang mengeluarkan suara. Keduanya sibuk dalam isi kepala masing-masing.

"Yaudah kalau lo nggak suka gue cinta sama lo ya--"

"Ratu mau nggak jadi pacar gue?"

Ratu dan Gavin saling bertatapan. Ratu tidak menyangka dengan apa yang baru saja ke luar dari mulut Gavin. Sedangkan Gavin tidak menyangka jika dirinya bisa selancar ini mengajak Ratu berpacaran.

Setelah beberapa menit saling tatap dengan kebisuan, akhirnya Ratu mengangguk. Kedua senyumanmu muncul di bibir Ratu dan Gavin.

Kemudian Gavin membawa Ratu kepelukannya. Gavin merasa senang begitupun dengan Ratu.

"Makasih" Bisik Gavin tepat ditelinga Ratu.

Ratu tersenyum didalam pelukan Gavin. Dia juga mengangguk sebagai jawaban dari bisikan Gavin.

Namun tiba-tiba Ratu melepaskan pelukannya. Ratu menatap mata Gavin lekat-lekat.

"Gue mau ngomong makasih tapi gue nggak tahu harus mulai dari mana. Intinya makasih udah ada di kehidupan gue" ucap Ratu dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Ahh rasanya hari ini adalah hari terbahagia untuk Ratu.

"Just say you love me" Gavin membalas tatapan Ratu dengan tatapan penuh kebahagiaan.

"Nggak. Emangnya gue cewek apaan? Harusnya itu cowok dulu yang bilang gitu ter--"

"I love you"

Tiga kata sejuta makna itu diucapkan Gavin tiba-tiba. Ini adalah pertama kalinya ia diberi tiga kata itu dan Ratu merasa bahagia.

"I love you too" Balas Ratu,  kemudian dia tersenyum lebar pada Gavin.

Namun senyuman itu perlahan luntur dari bibir Ratu. Ratu teringat sesuatu. Dengan ragu-ragu, Ratu membuka bibirnya dan berkata.

"Kita batalin aja ya jadianya. Kita nggak pacaran"

Ratu Kepo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang