28👑Namanya Cinta

777 77 1
                                    

Karena ada yang tak terlihat namun terasa, namanya cinta.


Ada yang membuat Ratu penasaran lagi.

Setelah Ratu menghabiskan nasi kuningnya, Ratu dan Gavin memilih kembali ke kelas. Dan setibanya di kelas mereka menemukan Andra yang tengah berdiri di sebelah pintu kelas. Andra bilang ingin berbicara berdua bersama Gavin. Ratu membiarkan mereka berdua, dan melanjutkan langkahnya kedalam kelas.

Kemarin, kakak Ratu alias Bang Raka bilang bahwa Andra terluka seperti habis dipukuli. Dan hari ini, Andra ingin berbicara berdua bersama Gavin. Apakah itu tidak mencurigakan? Ah Ratu semakin penasaran. Setelah Gavin selesai berbicara dengan Andra, Ratu akan langsung bertanya.

Ratu duduk disamping kursi yang tengah ditempati Jeni. 5 menit lagi istirahat akan berakhir dan pelajaran berikutnya akan segera di mulai.

"Ratu" Jeni memanggil Ratu.

Ratu menolehkan pandangannya pada Jeni yang sedang sibuk seperti membawa sesuatu didalam laci mejanya. Ratu memperhatikan dan mencoba menebak apa yang akan Jeni bawa dari dalam sana.

Sebuah kotak makan berwarna abu-abu berhasil dikeluarkan Jeni dari dalam laci mejanya. Kotak makan itu disodorkan ke arah Ratu oleh Jeni. Ratu menyipitkan kedua matanya, berusaha melihat dengan jelas bahwa itu adalah kotak bekal yang seperti miliknya.

"Ini--"

"Iya itu punya lo"

Ratu terkejut sehingga bibirnya sedikit terbuka. Kenapa bisa kotak bekal yang tadi Gavin buang ke tempat sampah bisa ada di Jeni. Ratu meraih kotak bekal itu dan membukanya. Sudah tidak ada nasi goreng, kemana perginya? Kotak bekal itu bersih.

"Jangan bilang lo bawa kotak bekal ini dari tempat sampah terus lo cuci" Kata Ratu mengira-ngira.

"Gue nggak bakal bilang gitu karena lo salah"

Perkiraan Ratu salah. Ternyata bukan Jeni. Lantas siapa?

Melihat wajah Ratu yang kebingungan sekaligus penasaran membuat Jeni tidak tega untuk tidak mengatakan kejadian sebenarnya. Akhirnya Jeni membuka mulutnya dan berkata "Candra yang ngambil kotak bekal lo dan dia juga yang nyuci. Gue yang suruh dia"

Ratu tertawa. Candra memang pacar penurut, terbukti dari dia yang rela melakukan apa yang Jeni perintahkan. Andai saja Ratu mempunyai pacar seperti Candra, pasti menyenangkan.

Jeni ikut tertawa bersama Ratu namun beberapa detik setelah mereka tertawa bersama. Ratu tiba-tiba berhenti tertawa, raut wajahnya berubah. Kekhawatiran tergambar jelas diwajah Ratu, dan Jeni bisa melihatnya.

"Berarti lo denger gue sama Gavin berantem?"

Oh jadi itu yang membuat Ratu khawatir, Jeni mengerti. Kemudian, Jeni mengangguk.

"Lo pacaran sama dia?" Tanya Jeni tiba tiba.

Ratu paham sangat dia yang dimaksud Jeni adalah Gavin. Perlahan Ratu menggelengkan kepalanya. Ratu dan Gavin tidak pacaran, mereka hanya pernah pacaran.

Seketika Ratu teringat adegan ciuman Jeni dan Gavin ketika di UKS. Pertanyaan-pertanyaan muncul di kepalanya. Terkadang Ratu binggung kenapa dia selalu penasaran atau kepo terhadap orang lain. Ah Ratu benci itu.

"Lo suka sama Gavin?" Tanya Ratu dengan nada pelan. Ratu berharap pertanyaannya ini tidak membuat Jeni tersinggung.

Jeni belum menjawab. Jeni malah tersenyum tipis pada Ratu.

"Gue kan punya Candra" Jeni menngalihkan tatapannya pada Candra yang tengah duduk di bangku paling ujung.

Bukan itu jawaban seharusnya. Jawaban dari Jeni tidak nyambung dengan pertanyaan Ratu. Tetapi pasti ada alasan mengapa Jeni menjawab seperti itu.

Ratu Kepo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang