BAB 1- Ish

278 13 0
                                    

"Rish, gue nebeng ya? Adek gue berangkat duluan."Nesya meminta pada tegangganya itu dengan melas.

"Kebiasaan, bilang aja modus biar ketemu gue." goda Harish.

"Iya, tahu banget sih Rish. Gue rindu setengah mati sama lu."

"Anjir, ganjen bener. Berangkat, berangkat." ajak Harish langsung menaiki motor bebeknya yang disusul Nesya di belakangnya.

Harish dan Nesya adalah tetangga sekaligus sahabat yang entah sejak kapan mereka bisa sedekat itu, dimana ada Harish pasti ada Nesya, seperti anak ayam dan induknya, selalu bersama. Mereka pertama kali bertemu pada satu sekolah saat mereka SMP, sebelumnya mereka hanya tetangga bukan teman sekolah, tapi saat ini mereka adalah tetangga, teman sekolah, sahabat, saudara dan entah apa saja yang bisa mendeskripsikan kedekatan mereka.

Akibat kedekatan mereka yang terlalu sempurna itu, mereka sering dikira sebagai sepasang kekasih, karena apapun yang mereka bicarakan selalu saja bisa searah, dan perbincangan mereka hanya mereka yang paham meski sedikit absurd. Boleh dikata mereka adalah friendship goal.

"Thanks Harish. Baik lu." goda Nesya dengan mengedipkan satu matanya.

"Buat lo mah, everything alright." jawab Harish sambil mengusap kepala Nesya lembut, dan pergi mendahului Nesya yang sedikit kikuk.

Selalu seperti itu, mendadak Nesya menjadi kikuk saat Harish melakukan hal-hal kecil seperti tadi. Nesya menggeleng kuat menepis pikiran di otaknya, lalu pergi ke kelas dengan riang.

Sampai di kelas Nesya mendesah kesal karena tempat duduknya ditempati Anom anak IPS 1 yang selalu saja main di kelasnya, dan selalu menduduki tempatnya setiap pagi. Selalu. Dan mata Anom seakan tahu dengan kekesalan Nesya, maka ia menggoda Nesya yang masih di ambang pintu kelas, dengan kesal Nesya hanya melengos tak peduli.

"Minggir deh." usir Nesya sedikit kasar.

"Sini duduk sama gue." goda Anom sambil menepuk pahanya untuk diduduki Nesya.

"Najis."

"Ih cewek gak boleh kasar deh." goda Anom dengan mata yang bersinar. Sedangkan Nesya selalu muak dengan mata itu.

"Peduli setan deh."

"Peduli gue aja Sya, lebih bahagia pasti." kata Anom sedikit tertawa "Sini dek abang bahagiain, toh di Harish juga gak bisa buat lu bahagia."

Jleb. Touch down.

Dalam benak Nesya sedikit membenarkan ucapan asal Anom, tapi ia buru-buru membuang jauh perasaan aneh itu, toh selama ini Nesya bahagia selama berteman dengan Harish, gak ada masalah apapun, dan sejauh ini Nesya baik-baik aja. Itu udah cukup.

Dengan kasar Nesya menarik tangan Anom dan berhasil menggeser tubuh laki-laki itu dari tempat duduknya, dan Nesya langsung duduk dengan memandang punggung Harish yang membelakanginya dan sedang berbicara dengan Riani.

"Ish." Nesya mendengus keras, dan Anom hanya mengamati dengusan Nesya, lalu tersenyum puas.

Salam sayang

Amila

Selasa,21 November 2017
21.19

Me and My Broken Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang