Bab 14 -Permintaan Maaf-

91 6 0
                                    

"Mbk bangun woy."Nelson mengetuk-ngetuk pintu kamar kakaknya dengan malas.

"Udah bangun dari tadi kali." jawab Nesya yang langsung membuka pintu kamarnya tanpa memedulikan Nelson yang terjungkal karena tadi dia bersandar di pintu kamar kakaknya.

"Huahahahahaha, ngakak njir."

"Jahat banget lu mbak ya Allah."Nelson mencoba berdiri dan mengelus-elus sikunya yang mendarat di lantai kamar kakaknya dengan keras.

"Lagian siapa suruh sender? Rasain." ucap Nesya tanpa rasa bersalah.

"Kakak biadab."umpat Nelson kesal.

Nesya yang tidak peduli dan melanjutkan langkahnya untuk turun.

"Pagi mamaku." sapa Nesya ceria, meski di matanya masih tersisa sembab semalam.

"Adik kamu mana?" tanya mamanya tanpa mempermasalahkan sembab putrinya itu.

"Habis jatuh dia ma, hehehehe."

"Mama nyerah sama kalian."

"Mbak Nesya jahatin Nelson mama." adu Nelson manja.

"Mama nyerah nak nyerah." terdengar keputus asaan mamanya itu dan menghasilkan gelak tawa di meja makan pagi ini.

Setelah makan pagi penuh dengan canda tawa yang membuat kehangatan keluarga ini tidak pernah berkurang, akhirnya harus berakhir karena Nesya dan Nelson harus pergi ke sekolah dan mamanya harus pergi ke kantor.

Ketika Nesya akan naik ke motor adiknya, mamanya memanggilnya.

"Kenapa ma?"

"Nanti minta maaf sama Anom." seketika wajah Nesya pucat pasih, karena dalam seumur hidupnya ia tidak pernah meminta maaf kepada Anom dan kali ini? Nesya yakin sekali bahwa itu adalah titah yang tidak bisa dibantah.

Nesya menelan ludahnya kasar, " Si,,,Siap ma."

Seolah waktu belajar hari ini sangat singkat, atau waktu istirahat yang datang lebih cepat? Entahlah, Nesya bingung sendiri, yang harus ia lakukan hanya meminta maaf pada Anom itu saja, tidak ada yang sulit. Tapi entahlah mengapa jadi begitu berat ketika orang yang dimintai maaf oleh Nesya itu adalah Anom, bahkan Nesya berkeringat dingin.

"Tenang Nesya, ini cuma Anom, Anom."Nesya meyakinkan dirinya sebelum berjalan menuju kelas Anom, dimana kelas Anom berada tepat di sebelah kelas Nesya. Sesampainya di kelas Anom, Nesya tidak lekas masuk untuk menemui Anom, tapi ia seperti tidak yakin untuk masuk, ketika mendekat pintu ia kembali menjauh, mendekat lagi lalu menjauh, selalu begitu hingga terhitung 5 kali.

"Nesya?" beruntung ada seseorang yang menyapa Nesya sehingga Nesya sadar bahwa yang ia lakukan tidak akan membuahkan hasil.

"Eh, Putri ya?" tanya Nesya penuh semangat.

"Iya, ngapain lu muter-muter begitu? Mau cari orang?"

"Emmm,,sebenarnya mau cari Anom, kira-kira ada gak ya?"

"Ya elah Nes, noh, tuh anak udah nongkrong di kantin sejak pelajaran ketiga, maklum jam kosong." mendengar jawaban Putri membuat Nesya melongo karena tadi dia melakukan hal yang sia-sia. Tanpa banyak membuang waktu, Nesya segera berterimakasih dan menuju kantin dengan sedikit berlari.
Sesampainya di kantin, Nesya sibuk mencari keberadaan Anom. Setelah Nesya memasuki kantin lebih dalam, dia menemukan sosok Anom, dan beruntungnya lagi Anom sedang sendirian tanpa ditemani teman-teman konyolnya Billy dan Roshan.

Dari jauh mata Anom sudah menangkap mata Nesya yang juga mengarah tepat padanya , keduanya saling pandang dan tidak ada yang mau mengalihkan pandangannya. Sesampainya Nesya di tempat Anom, ia langsung mengambil tempat duduk di sebelah Anom tanpa canggung meski rasa gugup itu terus memburu Nesya.

Me and My Broken Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang