Bab 22 -Anom, Kekasih Jauh-

71 8 0
                                    

Billy dan Roshan pergi ke rumah Anom untuk memberikan kenang-kenangan sebelum keberangkatannya. Sesampainya Billy dan Roshan disana, mereka disambut dengan hangat oleh mama Anom seperti biasa, sedangkan Anom biasa-biasa saja denga kedatangan mereka.

"Emang susah jadi temen lo Nom, sakit, sakit." Ledek Billy.

"Emang nih anak gak ada akhlak Bill." Cibir Roshan pula.

"Udah jangan pedulikan Anom, masuk aja, dia tuh sekarang jadi raja galau, gitu mulu kerjaannya."

"Ih mama jangan gitu dong." Anom tak terima dengan perkataan mamanya.

"Ya emang bener, galau mulu. Kalau mau di lepasin ya udah lepasin, kalau mau perjuangin ya jangan nyerah. Gitu aja ribet." Ceramah mamanya sambil asyik membersihkan tanah yang masih menempel di tangannya setelah selesai menanam bunga.

"Ya mama ah." Anom sebal dengan mamanya, kini ia hanya mengacak-acak tanah yang ia gali.

"Jangan berantakin apapun, atau mama akan sangat marah Anom." Ancam mamanya.

Mendengar ancaman mama Anom membuat Billy dan Roshan menahan tawa yang tidak bisa benar-benar ditahan. Mereka malah menertawakan Anom dengan kencang.

"Diem lo pada." Anom memeringati kawannya.

"Gue setuju sih, apa yang dibilang tante Lidya itu bener Nom. Lo jangan jadi pengecut gini lah, hidup segan mati tak mau." Roshan memberi saran.

"Tumben saran lo bener." Kesal Anom yang tidak menghiraukan saran dari Roshan.

"Tapi dipikir emang bener sarannya itu kupret Nom. Lo ga bisa gini terus. Sakit mata gue lihat lo galau mulu."

Mendengar ocehan Billy tak kunjung membuat Anom mengambil keputusan yang tepat, ia pikir keputusannya untuk meninggalkan Nesya diam-diam adalah keputusan yang tepat, tapi hatinya selalu saja menolak akan hal itu.

"Ahhhhhhh gue gak bisa mikir." Tiba-tiba Anom berteriak frustasi, dan tidur telentang di rerumputan depan rumahnya.

"Lo bener-bener sakit." Cibir Billy dan diakhiri dengan tawa Billy serta Roshan yang menyebalkan.

Setelah kegiatan Anom bergalau ria di depan rumah, kini ia beralih ke dalam kamar sambil merebahkan diri tidak melakukan kegiatan apapun.

"Lo tuh jadi pergi gak si?" Billy kesal dengan tingkah Anom.

"Ya pergi lah." Jawabnya tidak semangat.

"Lo belum kasih tahu Nesya kan?" Tanya Billy langsung pada poinnya yang hanya dijawab Anom dengan gumaman yang tidak jelas.

"Sekali jatuh cinta, patah hatinya luar biasa." Cibir Roshan yang ikut merebahkan diri di atas kasur milik Anom, tetapi langsung mendapat tendangan dari Anom, hingga jatuh ke lantai.

"Emang lo sakit Nom." Cibir Roshan tidak suka, "Sakit bego."

Billy yang melihat tingkah kawannya itu hanya menggeleng tidak habis pikir, lalu ia mendekati kalender dekat meja belajar Anom yang telah ia lingkari sebagai tanggal keberangkatannya.

"Besok ya lo berangkat?" Tanya Billy pada Anom, dan yang ditanya sekali lagi hanya menjawab dengan gumaman yang tidak jelas.
***

Pagi ini adalah pagi yang lebih sibuk untuk Nesya dari biasanya, ia harus mengurus keperluan Nelson untuk melaksanakan perlombaan olahraga  yang digelar setiap satu tahun sekali antar sekolah-sekolah se Jakarta. Mama Nesya kebetulan sedang tidak ada di rumah karena sedang ada keperluan untuk penerbitan di luar kota, sehingga Nesya sendiri yang mengurusi keperluan adiknya itu. Dari pagi ia sibuk mondar-mandir menyiapkan baju ganti, bekal, hingga uang saku yang harus dibawa Nelson untuk 3 hari kedepan.

Me and My Broken Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang