Pertemana antara Nesya, Anom, Billy, serta Roshan kian hari semakin harmonis, kadang kala mereka bertengkar, bercanda, serta saling mengejek satu sama lain, meski tingkah mereka selalu konyol dan bar-bar tetapi mereka tidak pernah melupakan kewajiban mereka untuk belajar dikarenakan mereka telah berada pada kelas tertinggi yaitu kelas 12 dan akan segera menjalani ujian kelulusan beserta UN yang tidak sedikit membuat siswa-siswi gila belajar dan tertekan secara bersamaan.
"Nes ini tuh soal apa sih? Kok perasaan gak pernah diajarin ya?" tanya Billy yang penuh dengan kebingungan akan soal Fisika yang selalu membuatnya jadi tak waras.
"Ampun dah, itu soal tentang fluida Billy, kelas 11 kita dapat materi itu." jelas Nesya sambil asyik meminum jus buatan mbak-mbak penjual jus di depan kompleks.
"Bego banget ah si Billy, tanya gue dong!" ujar Roshan sombong.
"Emang lo tau?"
"Jelaslah."Roshan masih berlagak sombong.
"Jelas apa?" tanya Nesya sambil memincingkan mata.
"Jelas gue gak tau sama sekali, hahahaha."
"Bangsat emang lo." umpat Billy sambil melempar Roshan dengan kripik kentang.
"Ya mau gimana dong, gue tuh lemah banget sama Fisika tapi kenapa bisa masuk jurusan ini ya? Gue gue masih bertanya-tanya akan hal itu, sumpah." sedikit ada nada frustasi yang tersirat dari perkataan Roshan.
"Sabar Han, everything gonna be okay kok."
"Be okay kepalamu Bill."
"Hahahaha udah deh kita istirahat dulu deh sambil nungguin Anom kesini, okay?" reda Nesya atas segala kegundahan kawannya itu.
Akhirnya Billy dan Roshan memilih untuk meletakkan tubuh mereka di lantai ruang tamu rumah Nesya sambil tidak berhenti bersumpah serapah dengan soal-soal setan yang sedang mereka kerjakan, sedangkan Nesya asyik bermain handphone sambil sesekali mengecek jam yang tertera di layar atas handphonenya.
"Anom kok lama ya gak kesini?" tanyanya kepada Billy dan Roshan.
"Cieeeee rindu." ledek Billy dan Roshan bersamaan yang ditanggapi Nesya dengan memutar bola matanya pertanda malas.
Ekspresi Billy dan Roshan yang melihat Nesya hanya tertawa terbahak menandakan mereka puas menggoda temannya yang satu ini, sedangkan Nesya yang digoda menatap nanar dan mulai menghujani mereka dengan cubitan kecil yang mampu membuat Billy dan Roshan meminta ampun karena kesakitan. Di tengah keasyikan Nesya yang mencubiti dua teman kurang ajar itu tiba-tiba datang sesosok remaja laki-laki sebaya dengan mereka sambil membewa nampan berisi kue bolu coklat.
"Sorry, gue ganggu?" ucapnya sedikit ragu.
"Eh enggak kok." jawab Nesya sambil menoleh pada remaja laki-laki itu, dan betapa terkejutnya bahwa remaja itu adalah Harish.
Seketika keheningan datang melerai kebisingan Nesya, Billy, dan Roshan yang sedang asyik bercanda.
"Sorry ya, gue cuma disuruh nyokap ngantar kue bolu kesukaan Nesya, kebetulan nyokap lagi buat." ucap Harish kaku.
"Oh, oh iya Rish, sini gue gantiin nampannya."Nesya tak kalah kakunya dengan jawaban Harish, lalu Nesya mengambil nampan dari tangan Harish dan menuju dapur untuk mengganti nampan milik Harish,tanpa sadar Harish ikut masuk ke dalam dapur mengikuti langkah Nesya yang akan mengganti nampannya.
"Eh kok lo ikut?"tanya Nesya heran.
"Emang kenapa? Gak boleh? Gue kangen sama dapur lo, hehehe."jawab Harish mulai santai sambil menarik kursi dari meja makan di dapur Nesya. Nesya pun hanya terheran dengan sikap Harish lalu melanjutkan mengganti nampan Harish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart (Completed)
Teen FictionJika pengakuan adalah permainan, untuk apa Tuhan menciptakan harapan untuk dipercayai? --- Nesya dibuat menyadari cintanya kepada sahabatnya sendiri, tapi ketika Nesya benar-benar jatuh cinta, dia malah kehilangan sahabat sekaligus orang yang dicint...