Sepulang sekolah Nesya terus saja memasang wajah cemberut, ia masih merasa frustasi dengan percakapannya bersama Anom hari ini, tiap kali ia ingat perkataan Anom, maka ia akan mencak-mencak frustasi. Bahkan Nesya kerap kali mengumpat tidak karuan, Nesya benar-benar seperti orang kehilangan akal.
"Kamu kenapa sih sayang?" mama Nesya yang melihat gelagat aneh putrinya itu akhirnya bertanya.
"Capek ma." jawab Nesya sekenanya.
"Sefrustasi itu ya kelas12?" mama Nesya mengusap puncak kepala Nesya pelan.
"Hehehehe, makanya mama ajakin Nesya liburan."Nesya berkata manja kepada sang mama dan memeluk mamanya dari samping.
"Ancol?"
"Bosan."
"Dufan?"
"Masih belum mau kesana."
"Gado-gado depan kantor mama?"
"Itu bukan liburan mama."
"Hahaha, merawat bunga mama di depan?"
"Mending Nesya nonton drama korea sehari semalam."
"Hahaha, anak mama lebay deh." kata mama Nesya sambil mencubit puncak hidung putrinya. "Ya udah, ikut mama aja malam ini."
"Kemana?"terdengar antusias dari pertanyaan Nesya.
"Masih ingat mas Ega gak kamu?"
"Mas Ega yang pacarnya mbak Lastri yang dulu sering aku godain itu ma?"
"Iya. Mereka kan dipindahkan ke bagian marketing, jadi mama udah jarang ketemu. Sekalinya ketemu malam ini mereka adain respsi pernikahan. Kamu mau ikut?"
"Pasti." jawab Nesya mantap.
Nesya bergegas membersihkan diri lalu merias diri agar terlihat cantik, ia menambahkan lipstick dengan warna nude di bibirnya sebagai sentuhan terakhir make upnya. Wajahnya yang mungil, dengan wajah putihnya yang kini sudah penuh dengan make up minimalis yang tidak meghilangkan sisi remajanya. Gaun yang ia gunakan juga menambah cantik dirinya, gaun dengan warna pink tanpa lengan sepanjang lutut begitu pas membalut tubuh Nesya. Rambutnya yang digerai manis menambah nilai plus untuk Nesya malam ini.
"Sayang sudah?" teriak mama Nesya dari balik pintu kamarnya.
"Iya, ini mau keluar ma."
"Mama tunggu di bawah. Buruan ya?"
"Ok."
Nesya mengambil sepatu heels hitamnya dan slingbag dengan warna senada. Lalu Nesya dengan cepat melangkahkan kakinya menuruni tangga dan buru-buru keluar dari pintu sebelum langkahnya terhenti karena Nelson memanggilnya, dengan malas Nesya menoleh pada adiknya itu.
"Kenapa?" tanya Nesya malas.
Klik
"Mantap." senyum Nelson mengembang. Ternyata Nelson memotret kakanya dengan sengaja.
"He sialan. Itu apus gak? Ekspresinya jelek banget pasti."Nesya panik tak karuan dan terus berusaha mengambil kamera adiknya yang diacungkan tinggi-tinggi agar Nesya tidak mampu menggapainya, ya karena perbedaan tinggi keduanya.
"Gak akan. Hahahaha."
"Please, gue traktir lo nasi goreng 1 bulan. Hapus please!"Nesya terus saja merengek.
"Gak mempan."Nelson tetap kekeh.
"Astaghfirullah." teriakan mama Nesya menginterupsi keduanya hingga membuat kedua kakak beradik itu menghentikan aktifitas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart (Completed)
Teen FictionJika pengakuan adalah permainan, untuk apa Tuhan menciptakan harapan untuk dipercayai? --- Nesya dibuat menyadari cintanya kepada sahabatnya sendiri, tapi ketika Nesya benar-benar jatuh cinta, dia malah kehilangan sahabat sekaligus orang yang dicint...