Bab 20 - Aku Juga Punya Rasa-

94 8 2
                                    

Hari-hari sibuk telah tiba bagi mereka yang sedang ada di kelas tertinggi jenjang sekolah menengah atas. Rentetan jadwal ujian sekolah hingga ujian praktek yang datang seakan siap menumbangkan mereka satu-persatu jika para siswa tidak menyiapkan amunisi yang banyak sejak awal, meski ujian hanya dilakukan satu mata pelajaran dalam satu hari, itu cukup melelahkan. Belum lagi setelah rentetan ini harus diakhiri dengan empat hari paling mencekam bagi seluruh pelajar Indonesia, dimana mereka harus melaksanakan satu ujian yang diadakan negara secara serentak. Banyak dari para siswa yang terlihat baik-baik saja, namun juga ada yang terlihat kelelahan, seperti tiga anak manusia yang sedang menyesap habis jus jeruk mereka secara bersamaan di kantin sekolah.

"Gila, gini amat ya mau lulus SMA, capek." Roshan mengeluh sambil meletakkan kepalanya di atas meja kantin.

"Perjuangan kita baru dimulai peak." Sahut Billy tak kalah lelah.

"Ah elah, ini ujian sekolah tinggal dua hari lagi, sabar. Habis ini kelar." Jawab Anom santai, sambil menyandarkan punggungnya di bangku kantin.

"Si Nesya gimana ya ujiannya. Beda ruangan si, jadi gak tau deh dia gimana." Oceh Roshan.

"Tuh anak udah balik akur sama si Harish kayaknya, sejak dia bantu-bantu di laboratorium dia udah jarang main sama kita." Balas Billy, "Menurut lo dia kenapa Nom?"

"Ya mana gue tau lah Bill, udah ah gue balik dulu." Pamit Anom sambil berdiri berniat meninggalkan kedua kawannya.

"Lo gak apa-apa?" Tanya Billy serius.

"Emangnya gue kenapa?" Anom berbalik tanya dengan raut bingung.

"Lo gak usah sembunyikan apa-apa lah sama kita Nom, sejak awal gue tau, gak ada gadis lain yang bisa merebut perhatian lo selain Nesya." Tegas Billy, sedangkan Anom sedikit terkejut dengan perkataan Billy yang tiba-tiba. Anom kembali duduk dengan ekspresi yang tidak menentu.

"Gue ketahuan ya?" Tanya Anom.

"Lo tuh lupa kita semua cowok?" Tanya Billy.

"Kita ini sama-sama cowok Nom, tahu lah gelagat orang yang suka sama enggak. Selama ini mah kita cuma diem aja. " Imbuh Roshan.

Mendengar perkataan Billy dan Roshan yang mengetahui perasaannya, ia hanya tersenyum miris. Bahkan teman-teman yang ada di sekelilingnya paham dan mengerti apa yang ia rasakan, tapi kenapa gadis yang ia sukai tidak sama sekali?

Perlahan bayangan saat Anom menghabiskan waktu bersama Nesya terulang begitu saja di dalam pikirannya, sehingga mampu menimbulkan raut yang menyenangkan, menggemaskan, hingga menyakitkan.

"Hai,,, bengong mulu." Gebrakan meja kantin membuat Anom kembali pada dunia nyata, dimana ada gadis yang ia sukai tepat di hadapannya.

"Nom?" Ia memanggil Anom yang masih saja diam.

"Delusi gue bisa parah gini ya Bill, Han?" Anom bertanya pada Billy dan Roshan, sedangkan mereka hanya tertawa terbahak-bahak.

"Delusi apaan si lo?" Gadis di hadapan Anom mulai kebingungan dengan ucapan Anom.

"Ehhh, Lo Nesya?" Akhirnya Anom sadar bahwa di depannya memang Nesya, nyata bukan hanya sekedar delusi.

"Sialan. Lo pikir gue setan?" Umpat Nesya yang dibalas dengan tawa Billy dan Roshan yang menggema.

"Gokil banget temen gue." Ucap Billy sambil menepuk pundak Anom dan tidak berminat menghentikan tawanya.

"Ih udah ah, gak jelas emang dia." Cibir Nesya, "Gimana ujian kalian semua? Lancar? Kangen ihhh,,,udah hampir dua Minggu kita terpisah." Lanjutnya.

Dan Anom hanya bisa tersenyum menyadari kebodohannya, serta ia menyadari kembali bahwa gadis di depannya ini memang menawan. Bicaranya, senyumnya, tawanya, tengilnya, umpatannya, semua hal yang ada pada Nesya, kini hanya terlihat sebagi hal yang menakjubkan di mata Anom. Melihat Nesya yang sedang asyik bercanda tawa dengan kedua kawannya, seperti mengalirkan kehangatan di dadanya serta mengalir pada perutnya sehingga menimbulkan sedikit aliran-aliran mirip aliran listrik yang mengakibatkan sensasi menggelitik.

Me and My Broken Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang