Bab 8 -Pedih-

88 7 0
                                    

Hubungan Nesya dan Harish semakin hari semakin tidak karuan, mereka tidak saling bertegur sapa bahkan mereka saling menghindari, dan yang lebih buruk lagi Nesya yang sebenarnya telah hancur lebur saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hubungan Nesya dan Harish semakin hari semakin tidak karuan, mereka tidak saling bertegur sapa bahkan mereka saling menghindari, dan yang lebih buruk lagi Nesya yang sebenarnya telah hancur lebur saat ini. Ia tiba-tiba kehilangan sosok kawan yang ia kenal sejak kecil, bahkan baginya Harish sudah lebih dari itu, Harish sempat jadi harapan yang ia percayai meski kini ia hanya bertahan pada ketidak pastian.

"Ngelamun aja lu." sapa Billy yang kini jadi teman sebangku Nesya. "Pagi-pagi kesambet lu."

"Tumben pagi Bill? Mau nyalin PR siapa?" tanya Nesya datar.

"Kampret lu. Eh udah seminggu nih kita jadi teman sebangku, dan untungnya Anom gak tau soal ini, kalau dia tau abis lu sama dia." jelas panjang lebar Billy sambil melepaskan jaket dan menyimpannya di laci mejanya.

"Hah, Anom? Takut juga enggak. Tuh orang  cuma usil aja, apa lagi mulutnya, ihhh minta dicabein."

"Biasa aja he, itu temen gua. Gua tabok lu."

"Gak gua bagi PR lu." Nesya mengancam.

"Ya Allah tolong Illy ya Allah." Billy berdoa dengan wajah yang berusaha dijadikan imut tapi malah membuat orang yang melihat ingin menjitak kepalanya, dan kebetulan Roshan baru datang dan langsung menjitak kepala Billy yang kemudian diakhiri dengan pertengkaran antara Roshan dan Billy.

"Bego lu berdua, hahahaha." Nesya tertawa terpingkal karena kelakukan Roshan dan Billy yang memang selalu menggelitik.

"Nah gitu dong, lo ketawa." Billy dan Roshan mengucapkan secara bersamaan.

"Emang gue kenapa?" tanya Nesya dengan sisa tawanya.

"Dari seminggu lalu lo itu murung." jawab Roshan yang diikuti anggukan Billy. Nesyapun terkejut dengan perhatian dua teman kelasnya ini yang sebelumnya tidak pernah dekat dengannya, Nesya merasa beruntung bisa melihat sisi seperti ini dari mereka berdua yang biasanya hanya melakukan tindakan konyol dan sedikit bodoh.

"Nanti gue traktir yuk!" ajak Nesya semangat.

"Njir, berangkat." lagi-lagi Roshan dan Billy menjwab bersamaan dan menyisakan senyum simpul di bibir Nesya meski senyum itu lenyap begitu saja saat Harish memasuki kelas bersama Riani.

"Woi bu Fika dateng." teriak Juna dari luar kelas.

"Eh sialan PR gua Nes." umpat Billy yang lupa menyalin PR Nesya.

"Mampus lu." Roshan puas sekali mengatai Billy kali ini, dan Billy hanya cemberut.

"Baik, tolong PR yang kemarin di tumpuk ya." perintah bu Fika yang hanya diikuti dengan dengusan kesal Billy.

Billy mulai panik sendiri karena semua temannya sudah mengumpulkan tugas yang diminta, begitu juga Roshan yang terus saja mengejek Billy karena hanya dia yang tidak mengumpulkan tugas, dengan sangat terpaksa, Billy harus mengakui kesalahannya ketika bu Fika menanyakan siapa yang tidak mengerjakan.

Me and My Broken Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang