Bab 11 -Bukan Seperti yang Dituduhkan-

73 6 0
                                    

Flashback on

Anom berbicara dengan Nelson berdua di tepi lapangan yang masih terlihat lenggang.

"Jadi lo adik Nesya?"Anom bertanya serius kepada Nelson yang hanya dijawab dengan anggukan.

"Kakak pernah anterin mbk Nesya kan?"tanya Nelson tersenyum sedikit jahil.

"Hahaha."Anom tertawa hambar, diikuti Nelson juga, lalu keduanya hening dan tenggelam dalam kekalutan masing-masing.

"Gue mau tanya." akhirnya Anom membuka suara untuk memecah keheningan.

"Tentang?"

"Harish ada apa si sama Nesya?" tanya Anom menatap nyalang lapangan yang semakin penuh dengan banyak siswa.

"Cuih. Itu orang." jawab Nelsondengan senyuman miris, lalu ia menunduk menatap sepatunya.

Anom diam melihat Nelson yang hanya menunduk, dan ia tersenyum miring tahu bahwa anak itu tidak akan menjawab pertanyaan Anom.

"Gue benci sama orang itu, dia buat mbk Nesya hancur."Anom terbelalak mendengar jawaban gamblang Nelson yang ia kira tidak akan menjawab itu.

"Dia jahat. Gue kira dia udah resmi jadian sama mbk Nesya, karena sikapnya, perlakuannya, gue lihat semuanya seperti Harish itu mau sama mbk. Ternyata dia gak lebih dari sekedar sampah. Laki-laki yang menyakiti wanita adalah sampah." ada getir kesedihan di suara Nelson yang entah secara magis menyalurkan rasa sakit pada Anom begitu kuat.

Anom semakin mengeraskan rahangnya menahan  amarah dan rasa sakit yang baru saja Nelson beri. Anom menatap nanar adik Nesya itu, Anom tau jika Nelson sama terlukanya dengan dirinya sendiri, lalu ia tersenyum miris.

"Gue udah gak pernah lagi lihat mbk Nesya nangis, kalaupun dia nangis cuma gara-gara drama yang dia lihat. Selebihnya gak pernah. Tapi, kemarin gue lihat dia nangis sehancur itu, tangisannya sama pilunya ketika kita kehilangan ayah."
Anom tercekat dengan apa yang barusan dikatakan Nelson. Dan kini keduanya semakin tenggelam dalam keresahan.

"Udah bel kak. Jangan lupa ya sabtu ajarin kita-kita lagi, kalau lo yang ngajar makin mantep."Nelson menyudahi keresahan yang dirasakan mereka, dan tersenyum menutupi itu. Anom tahu, dan ikut tersenyum, lalu mengacungkan jempol. Nelson pun berdiri ingin kembali ke kelas, ia sudah melangkah tapi ia hentikan dan membuat Anom mengernyitkan dahi tanda ia bertanya ada apa.

Nelson menolehdan tersenyum kecil, "Lo bisa jagain mbk?, gue dukung kalau lo mau berjuang. Semoga berhasil."Nelson tersenyum penuh arti dan membuat Anom begidik ngeri karena kepekaan Nelson yang terlampau bagus, beda dengan Nesya yang nol besar.

Anompun membalas dengan anggukan mantap pada Nelson, dan Nelson membalas dengan senyum ceria.

Flasback off

Bayangan percakapannya dengan Nelson tadi pagi masih terngiang-ngiang di kepala Anom. Ia terus saja memetik senar gitar pinjaman milik mas Setyo. Ia menatap nanar kertas-kertas yang berserakan di meja yang kusrinya tengah ia duduki tanpa izin.

"Kok lo galau si Nom." ucap mas Setyo asal dan membuat Anom melengos.

"Hahahaha, kenapa? Inspirasi hidup lo dimiliki orang?"goda mas Setyo tak gencar.

"Berisik deh mas."Anom menahan kesal dengan salah satu editor di perusahaan penerbitan yang kini sedang ia kunjungi.

"Aduh, bentar lagi puisi-puisi lo bakal dibukuin, dan judulnya Untuk Kamu yang Tak Pernah Jadi Kamuku." sontak mas Setyo tertawa terpingkal-pingkal dengan melihat ekspresi membunuh yang ditorehkan Anom.

"Bacot."Anom melenggang dengan amarah yang disulut mas Setyo. Mas Setyo yang melihat itu semakin tertawa dan tak lelah menggoda anak bosnya itu.

"Cieeee anaknya bosku marah." tawa terakhir mas Setyo menggelegar di ruangan editor yang sepi, dan Anom menuju lift dengan sumpah serapah yang ditujukan kepada Setyo. Anom memasuki lift menuju lantai dasar untuk membeli gado-gado paling enak di sekitar perusahaan penerbitan itu. Gado-gado depan kantor yang menjadi idaman para karyawan didalamnya tak terkecuali Anom. Ia sudah membayangkan lezatnya gado-gado, tapi bayangannya terhenti bersama dengan pintu lift yang terbuka di lantai 3, dan gadis yang seumuran dengannya lengkap dengan seragam putih abu-abu sama seperti dirinya memasuki lift, dan mereka saling tersentak kaget ketika pintu lift tertutup kembali.

Me and My Broken Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang