Gena menatap heran pada Helen dan Siska yang kini tengah beradu pendapat soal Ranu dan Samudra, okay sebenarnya Gena tidak perlu mendengarkan ocehan lebih jauh kedua perempuan itu. Tapi sayangnya Gena punya telinga yang mau tak mau tetap mendengar apa yang dibicarakan keduanya.
"Feri ngajak gue nonton Thor sih, tapi gue kan nggak suka film-film genre seperti itu," ucap Helen dengan nada manja yang hampir membuat Gena tersedak dengan ludahnya sendiri.
"Yah tinggal bilang ganti film aja," putus Siska.
"Tapi kan gue maunya nonton sama Kak Sam atau Kak Ranu," Helen mendesah putus asa.
Jika saja mereka tak diberi satu meja bersamaan mungkin Gena tak akan susah payah mendengar celotehan kedua perempuan itu, Asri hanya menyikut lengan Gena.
"Hm?" tanya Gena heran, ia melirik layar komputer Asri yang tengah menampilkan web pembelian tiket bioskop online.
Asri mengajak Gena menonton Thor setelah pulang kantor, lagi pula ini hari jumat jadi pulang lebih malam dari biasanya takkan jadi masalah karena besoknya libur.
"Jam 6.41 banget?" tanya Gena.
"Yang jam 6.20, full booked." Asri mengarahkan kursornya ke arah 6.20
"Ya udah deh," Gena mengangguk, "Kita jadi bolos Yoga ya pulang kantor."
Hari jumat itu biasanya setelah pulang kantor akan ada olahraga Zumba, Yoga atau Senam Aerobik yang diadakan kantor untuk karyawan wanitanya. Sementara untuk karyawan Pria ada olahraga futsal.
"Iyalah."
"Tapi Kak Ranu nggak ada kode-kode ngajakin nonton." Lagi-lagi suara Helen menginterupsi.
"Sebenernya gue sih sukanya sama Kak Sam, liat aja deh rahangnya bikin gue nggak kuat khayalin dia. Gemes banget kalau dia lagi ketawa bawaannya pengen natap dia terus aja." kata-kata yang keluar dari mulut Helen penuh dengan pemujaan membuat Gena bergidik ngeri mendengarnya.
Samudra memang tampan, Husband Material banget pokoknya. Di usianya yang sudah menginjak 28 tahun. Sebagai salah satu Supervisor project marketing, Samudra jelas sudah berkecukupan secara materi. Tapi adalagi gosip yang menggelitik membuat Gena tak habis pikir, pria seperti Samudra dikabarkan Gay karena tak pernah terlihat menjalin hubungan dengan perempuan.
Padahal selama ini yang Gena tahu, Samudra pria yang cukup friendly dengan perempuan-pererempuan di kantor. Hanya karena Samudra tak pernah mempublikasikan kekasihnya pria itu dianggap pria homoseksual. Mengerikan memang gosip itu.
****
Pukul lima, Gena sudah mematikan komputernya. Asri menunggu di Lobi karena ia akan bertemu temannya lebih dulu.
"Gen," Samudra berdiri di belakang Gena yang sedang merapihkan tasnya. "Udah mau pulang ya?"
"Iya, Mas."
"Saya mau minta surat PO yang dikirm PT Gasel via email," ucap Samudra matanya melirik Gena yang sedikit merengut tapi tetap menyalakan lagi komputernya.
"Bentar ya Mas, aku kirim by mail lagi aja ya?"
"Boleh, tapi sekalian rekap sales ke PT Gasel yah bulan lalu."
Dalam hati Gena mengumpat, memangnya Samudra tidak mau pulang? ini hari jumat lho, hari dimana biasanya para karyawan akan pulang on time untuk sekedar bermain.
"Iya Mas."
"Yoga nya belum mulai kan?"
"Hah?"
"Biasanya kalian ikut olahraga mingguan kan hari Jumat, kamu nggak masalah kan agak telat ikut Yoganya karena bantu siapin data untuk saya, soalnya Miss J minta dikirim sekarang. Kalau nggak kamu langsung kirim ke email saya sekalian CC nya Miss J."
Ponsel Gena berdering, ada nama Asri di sana.
"Ya, Sri?"
"..."
"Bentar lagi,"
"..."
"Lebay deh, mulai jam setengah tujuh lewat filmnya. Telat dikit juga nggak masalah."
"..."
"Ya udah, sekalian pesenin gue burger aja."
"Kamu nggak ikut Yoga?" tanya Samudra setelah sadar kemana arah percakapan Gena dengan seseorang di telpon.
"Nggak Pak," Gena membuak Ms Outlook miliknya lalu mengirimkan file yang diminta sesuai keinginan Samudra menambahkan cc pada Miss J. "Ada lagi?"
"Kamu mau pulang?"
"Memangnya saya terlihat seperti ingin menginap Pak?" Gena tidak tahu kenapa ia selalu kesal mendengar pertanyaan Samudra yang terdengar normal saja diutarakan, tapi begitu pertanyaan itu keluar dari mulut Samudra entah kenapa konotasinya jadi berbeda.
"Bareng saya sebentar, saya matikan laptop saya dulu." Samudra melangkah lebar ke mejanya meninggalkan Gena yang termenung tak mengerti, apa yang baru saja Samudra ucapkan? pria itu mengajaknya pulang bersama?
Setelah Asri lebih memilih lebih dulu menuju bioskop karena harus menukar tiket dan membeli camilan sekarang Tuhan menggantinya dengan seorang Samudra?
"Sampai kapan kamu termenung di situ?" Samudra menarik tangan Gena yang tengah sibuk dengan pemikirannya, pria yang ada di sampingnya ini seenaknya saja menyuruh Gena masuk ke dalam Mobilnya tanpa tahu tujuan Gena.
"Saya ditunggu Asri, Mas." Gena melirik Samudra yang sudah menyalakan mesin mobilnya, "Di Kokas, jadi Mas bisa anterin saya kesana kalau nggak keberatan."
"Mau ngapain?"
"Mas Sam, kebiasaan kepo banget yah?"
"Saya tanya kamu ke Kokas aja disangka Kepo, apalagi saya tanya nama orang tua kamu disangka penjahat kali yah."
"Memangnya mau ngapain nanya nama orang tua saya?"
"Ya siapa tahu nanti saya mau datang ke rumah kamu."
"Untuk?"
"Melamar kamu mungkin."
TBC
Ora's Note : Pelisss jangan maki diriku yang sering publish cerita TT, nunggu banyak partnya baru baca aja biar aman, biar nggak berasa di phpin wkwk
Salam Hangat.
Pacarnya Daesung 😍
19-11-2017
KAMU SEDANG MEMBACA
U P S I D E
Chick-LitGena tidak pernah menyangka jika Samudra mematahkan hati kakanya. Gena juga tidak pernah menyangka bahwa Samudra juga berhasil mematahkan hatinya Copyright © 2017, Kammora Cover © Purpleefloo Start From 19-11-2017