XII

29K 5K 176
                                    

Don't spend your time on and give your heart to any guy who makes you wonder about anything
related to his feelings for you

Greg Behrendt

*
*
*
*

Gena melirik ke arah Helen yang kini tengah menelpon Siska, pasalnya perempuan itu iri pada Siska yang menemani Samudra untuk proyek pembangunan di Palembang.

"Enak banget si lo bisa jalan-jalan bareng Kak Sam." Helen merengut, suaranya sedikit dibuat sendu saat menlpon Siska.

Sungguh Gena merasa malu pada tingkah Helen, kenapa gadis itu sama sekali tak malu dengan apa yang dilakukannya kini. Memperjelas jika dirinya memang menyukai Samudra.

Gena merasa beruntung karena bukan dirinya yang diberikan perintah menemani Samudra ke Palembang, jika ia bisa-bisa waktunya dihabiskan untuk mengumpat.

Hanya tiga hari memang ke Palembang, tapi tiga hari bersama Samudra tanpa ruang gerak bisa menyebabkan Gena hipertensi.
Notifikasi Whats App Gena berbunyi, pesan dari Samudra. Gena menarik napas panjang, menebak apalagi yang akan dikirimkan Samudra.

Massam : He's just not into you
Kamu harus tonton film itu, supaya kamu nggak kaku dengan pikiranmu.
Dan kamu harus mengakui jika perempuan terlalu senang menarik kesimpulan berlebihan salah membaca kode yang diberikan si pria.

Gena : Oh!

Massam : Beneran, kalau kamu nggak suka nonton kamu baca bukunya.

Gena : Y.

Massam : Nggak punya pulsa ya? ngetik cuman karakter gitu.

Gena : Hn

Massam : Kamu nggak lagi modus minta ditelpon 'kan? karena kangen saya.

Gena : Iya.

Massam : Tuhkan ngaku juga kalau kangen.

Gena : Iyain aja biar cepet.

Massam : 💔

Gena menutup Whats app nya, masa bodoh dengan Samudra yang mengirimkan gambar hati patah. Memang dia peduli, biarkan Gena menikmati sisa satu hari tanpa Samudra.

*****

Kalau Gena mengira Kakaknya masih menyukai Samudra adalah sebuah dosa, mungkin Gena takkan mengambil kesimpulan seperti itu.

Mata Gena tak henti-hentinya memastikan dengan siapa Kakaknya sedang melakukan video call, sejak tiba di rumahnya setengah jam lalu Gena menyibukan diri bercengkrama dengan Ayahnya, bertukar pikiran mengenai politikus negeri ini yang terlalu sering mengutamakan pamor dibanding hasil kerja.

Suara tawa Alisa menarik perhatiannya, di depan balkon rumahnya Alisa tengah melakukan video call dengan seseorang. And you know what? He is Samudra, wajah pria itu ada di layar ponsel Alisa.

Bukannya Alisa membenci Samudra? Bukannya hati Alisa dipatahkan Samudra? Bukannya Samudra yang memberinya luka? Lantas kenapa sekarang Alisa masih bisa dengan santainya berbincang dengan Samudra? Kakaknya tidak sedang memiliki progress untuk meminang hati Samudra 'kan?

"Sama siapa Kakakmu video call?" tanya Ayah Gena saat Gena sudah duduk kembali di sampingnya.

"Samudra," jawab Gena santai, matanya kini sedikit fokus pada chanel natgeo yang tengah menampilkan film dokumenter mengenai Jaguar yang menjadi predator di Pantanal, Brazil.

"Kok kamu tau namanya?" Ayah Gena menaikan sebelah alisnya penuh tanya, "Kamu kenal sama pria itu? Pacar atau temennya kakak?"

"Teman tapi...."

"Tapi apa?"

"Teman tapi rindunya Kak Alisa itu senior di kantorku."

"Anak jaman sekarang ada gitu yah teman tapi rindu."

"Jangankan teman tapi rindu, jaman sekarang teman tapi tidur bareng aja banyak."

"Gena," geram ayahnya, Gena hanya tertawa sambil mengangkat tangannya dengan jemari yang bentuk huruf V sebagai permintaan maaf.

"Sampai kamu masuk dalam golongan anak jaman sekarang yang kamu sebut teman tapi tidur bareng, ayah buang nama kamu dari kartu keluarga nanti."

"Kan nanti juga dibuang yah namaku dari kartu keluarga," ucap Gena membuat dahi Ayahnya mengerut. "Kalau aku nemuin teman hidup, aku pindah kartu keluarga."

"Kakakmu dulu, ingat jangan mendahului Kakakmu. Tunggu Kakakmu menikah kamu baru boleh menikah."

Gena menghela napas, yah Gena sama sekali tak keberatan harus menunggu Kakaknya menikah lebih dulu karena Gena sendiri masih single dan very happy. Jadi apa salahnya sambil menunggu Kakaknya Taken Gena menikmati kejomloannya.

****

Besok Samudra dan Siska kembali ke Jakarta, itu artinya hari-hari Gena tanpa Samudra akan berakhir. Masa tenang tanpa siulan Samudra akan segera berakhir.

"Ke PHX Grogol, Yuk. Gue pengen nyobain ayam yang disiram saus telur itu." Asri menutup laporan penjualan yang sejak tadi ia kerjakan, pukul lima lewat sepuluh karyawan lain sudah satu persatu pulang.

"Nggak kurang jauh mainnya?" Gena menaikan sebelah alisnya.

"Ayolah, mumpung jam lima. Udah shutdown komputer lo ," kata Asri dengan wajah memohonnya pada Gena. Yang bisa Gena lakukan hanya mendengkus pasrah, iya juga butuh hang out malam ini sebelum dipertemukan kembali dengan Samudra besok.

Asri sudah lebih dulu mematikan komputernya, memesan taksi online agar bisa segera datang dan mereka terbebas dari macetnya kota Jakarta.

"Gen," Asri mengangkat tangannya saat dirasa Gena tengah mencarinya di lobi. "Mobilnya udah di depan tuh, yo."

Gena mengikuti langkah Asri memasuki mobil Avanza silver, "Ke grogol banget nih?"

"Iya."

Gena melirik ponselnya yang lagi-lagi menampilkan pesan dari Samudra. Ia tidak mengerti lagi sebenarnya apa yang diinginkan Samudra, kalaupun Samudra berhasil membuatnya jatuh cinta lalu apa?

Massam

Lebih baik membenci seseorang di awal dan diakhiri dengan mencintai, dibanding mencintai di awal dan berakhir dengan saling membenci.
Tunggu saja prosesnya, saya akan membuat kamu tahu apa artinya mencintai bukan hanya membenci.

TBC

Ora's note :
Ciyeee malam Jumat ciyeee
Ahhh lelah hayati, tapi untung bentar lagi weekend 😆
Iyaaa pendek gue tau ini pendek, setelah ini panjang kok. Tungguin besok yaa 😘

14-12-2017.

U P S I D ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang