Resmi pacaran dengan Samudra bukanlah hal yang patut Gena sebarluaskan, meski begitu masih ada yang mengganjal hati Gena. Sikap Samudra yang justru semakin baik setiap harinya, membuat hati Gena resah bukan justru bahagia seperti pasangan pada umumnya yang baru saja menjalin kasih.
"Kak Sam," suara manja Helen sungguh membuat telinga Gena gatal. "Aku butuh bantuan untuk ubah Invoice."
Gena mendengkus pelan, berusaha menyembunyikan rasa kesalnya pada sikap Helen. Seharusnya Gena memeberitahu semua penghuni kantor jika ia dan Samudra berpacaran, tapi Gena tak melakukan itu. Ia merasa terlalu norak jika dengan sengaja mengumumkan sebuah hubungan, dan Samudra menuruti keinginan Gena.
"Udah makan?" Samudra menghampiri Gena lebih dulu, membiarkan Helen menunggu di mejanya.
Anggukan Gena mendapati balasan di kepalanya. Telapak tangan Samudra mengusap pelan kepalanya, "Minum ya."
Sejak kapan Samudra menyembunyikan Yoghurt kemasan di balik tangannya.
"Ciyeeee...," bisik Asri pelan, rona merah tanpa malu menyeruak di pipi Gena.
"Kak Sam, yang mobile ketemu klien di Sunter nanti siapa yang akan nemenin Kak Sam? aku boleh?" tanya Helen, senyum yang menurut Gena terlihat begitu genit.
"Gimana nanti aja, soalnya saya ngerasa masih bisa handle sendiri nggak butuh partner."
Jawaban Samudra membuat Gena senang, dan kesenangan Gena tak berlangsung lama karena celetukan Helen.
"Kalau Partner hidup butuh dong?" tawa ringan Helen terdengar sayup-sayup. "Aku mau kok jadi Partner hidup Kak Sam."
"Tapi saya nggak mau, gimana dong?" tanya Samudra, ia berusaha tak begitu serius menanggapi ucapan Helen yang justru mengundang tawa karena Helen yang ditolak oleh Samudra.
Gena lebih memilih ke Pantry dibanding harus melihat aksi pendekatan yang tak kunjung selesai dilakukan oleh Helen.
"Lo sama Sam?" tanya Ranu saat Gena sedang mengambil segelas susu di pantry, setelah jam makan siang Pantry masih terlihat sepi, Ranu mungkin mengikuti Gena ke Pantry.
"Apa?" Gena berpura-pura tak mengerti apa yang ditanyakan Ranu.
"Lo sama Samudra?" ulang Ranu, harusnya Gena bisa membaca dengan jelas raut penasaran di wajah Ranu. "Gen...."
Gena mau menggeleng tapi kenyataannya ia justru mengangguk dan membuat sebersit rasa kecewa terbit di wajah Ranu.
"Do you trust him?" Ranu menarik salah satu kursi yang ada di Pantry, pembicaraan ini mungkin akan lebih panjang dari apa yang Gena pikirkan.
"Yes, I do. Lebih besar rasa percaya gue sama dia dibanding sama lo dulu."
"Kenapa lo begitu mudah jatuh sama Samudra?"
Mata Gena menyipit, menerka maksud di balik pertanyaan retoris milil Ranu. "Harus gue jawab? sebelum gue jawab pertanyaan lo, kenapa nggak lo introspeksi diri. Kenapa lo melepas gue dengan mudahnya? nyatanya waktu nggak bisa jadi barometer sebuah hubungan."
Gena menghela napas pendek, dari mana Ranu tahu jika ia dan Samudra resmi pacaran? Gena bahkan masih belum memberitahu kakaknya meski sudah seminggu terlewati pasca Gena meresmikan hubungannya dengan Samudra.
"Gue...," air muka Ranu berubah dalam sekejap, rasa bersalah tersirat begitu jelas. "Gen...,"
"Kenapa lo mendadak gugup?" Gena meneguk susu dari gelas yang sejak tadi ia genggam, "Kenapa lo masih peduli dengan siapa gue pacaran?"
"Gue peduli sama lo, Gen. Karena gue nggak mau lo merasa sakit untuk kesekian kali."
"Thanks, tapi yang harus lo tahu. Lo orang pertama yang ngajarin gue apa itu rasa sakit, thanks juga buat lo yang buat gue sadar kalau bukan cuman cinta yang bisa buat hidup bahagia."
"Yakin, Samudra?" Ranu bertanya untuk kesekian kalinya, membuat Gena jengah dengan tatapan pria di depannya.
"Sure, One hundred percent."
"Mungkin gue udah kasih luka buat lo, tapi setidaknya gue memulai sebuah hubungan dengan tulus tanpa ada maksud menyakiti sejak awal," ucap Ranu, pria yang masih setia duduk di atas kursi berwarna hijau itu menarik napas pelan. "Kalau pun lo nanti jatuh untuk kedua kalinya, biarin gue jadi orang pertama yang akan mengulurkan tangan membantu lo untuk berdiri kembali."
TBC
Ora's note :
Udah ahh bingung mau buat note apa, yang jelas terimakasih dan terimakasih lagi buat kalian yang sudah mau baca 😆
Pokoknya Aylaaafyuu 😘1-1-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
U P S I D E
ChickLitGena tidak pernah menyangka jika Samudra mematahkan hati kakanya. Gena juga tidak pernah menyangka bahwa Samudra juga berhasil mematahkan hatinya Copyright © 2017, Kammora Cover © Purpleefloo Start From 19-11-2017