Sinar matahari pagi masuk melalui celah jendela kamar. Mencoba mengusik mata seorang gadis yang masih tertutup sempurna. Suara kicauan burung bersiulan menyempurnakan ritual alam untuk membangunkan manusia. Dengan malas akhirnya mata itu pun terbuka.
Mengerjap – ngerjap mencoba menyadarkan diri. Gadis 16 tahun itu pun bangun dengan masih setengah tersadar. Valeria terduduk mengumpulkan kesadarannya. Menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri mencoba mencari sesuatu.
Setelah itu pandangannya berhenti pada benda kotak kecil diatas meja belajar tak jauh dari ranjangnya. Dia bangkit dan meraih benda tersebut. Handphone tersebut memunculkan agenda untuk hari ini yang berisikan 'ujian kimia jam pertama'. "oh shit, aku tidak bisa bangun lebih pagi, padahal aku berencana belajar dulu tadi, i hate when im in my period, dia membuatku menjadi orang yang malas". Dia menjadi sedikit pemalas dan juga rakus ketika dalam masanya tiba, dan lagi emosinya yang naik turun juga sangat ia benci, ia tidak bisa mengontrol dirinya. "hormon sialan ini membuatku menjadi orang berbeda ketika tiba" gadis itu mengumpat dalam hati.
Valeria bergegas ke meja printer. Jam menunjukkan pukul 6.15. Ia mencari file materi yang akan diujikan hari ini, secepat kemampuannya ia segera mencetak semua materinya tapi dengan ukuran sekecil mungkin yang tentunya masih bisa dibaca dengan maksut membuat contekan.
Valeria memang gadis yang pandai. Tapi kepandaiannya juga berasal karena ia berusaha keras dalam belajar, dan jika dia tidak belajar sudah pasti otaknya tidak berjalan sempurna. Dia tidak pernah melakukan ujian curang seperti ini sebelumnya. Dia sering melihat beberapa temannya melakukan ini, dan valeria tidak pernah menghalangi mereka, bahkan valeria dengan santainya akan memberikan jawabannya ketika temannya bertanya padanya, selebihnya valeria tidak pernah bertanya apapun pada temannya, ia hanya sekedar memberi jawaban.
Tapi kali ini pikirannya terlalu sempit, ia hanya fokus pada hasil ujiannya nanti. Ia mencoba melakukan cara yang biasa ia lihat pada teman-temannya. Valeria memang bukan gadis polos yang suci tanpa kenakalan remaja pada umumnya. Dia juga pernah bertindak nakal dan curang. Mengerjakan PR di sekolah, membolos jam pelajaran, dan juga ramai sendiri di kelas karena bosan dengan mata pelajaran. Semua itu pernah dia lakukan tentunya dengan frekuensi yang tidak sering, ia lebih banyak menjadi gadis baik. Valeria bisa menjadi gadis urakan ketika ditengah temannya, cerdas ketika pelajaran maupun perdebatan diskusi, garang dihadapan laki-laki dan gadis manis ditengah orang tua.
Sepuluh menit setelah itu valeria bergegas ke kamar mandi. Ia benci saat ia malas dan membuatnya berburu dengan waktu, seperti waktunya akan habis dimakan monster. Valeria mandi dan berpakaian secara sembarangan, ia hanya terfokus bahwa harus sesegera mungkin. Dengan secepat kemampuannya ia sudah berdiri di samping meja makan mengambil segelas susu yang telah disiapkan mamanya.
Valeria meneguk habis susunya dengan tergesa. "apa kau juga butuh selang besar agar mama bisa membantumu mengirim susu itu langsung ke lambungmu?" sindir mamanya diiringi tatapan aneh kepada Valeria. "mama kenapa tumben tidak membangunkanku tadi?"dia menyanggah dengan pertanyaan lain. "mama tahu kamu dalam masa libur sholat jadi mama tidak ada alasan untuk membangunkanmu" mamanya berusaha menjelaskan. Setelah mendengar itu valeria bergegas mencium pipi mamanya dan lari berpamitan "mama aku berangkat dulu assalamualaikum buat papa juga bye".
Hari ini valeria berencana kesekolah dengan taksi karena dia harus menyiapkan contekan ujian selama dalam perjalanan. Dia berlari dengan menarik mebetulkan posisi sepatunya, dengan baju yang belum sempurna dirapikan. Ada bagian yang masuk rok ada bagian lain yang keluar, kerah baju yang dibagian lain masih berdiri belum terlipat sempurna, rambut yang hanya di ikat sembarangan dan sudah pasti berantakan.
Bahkan valeria tidak memoles wajahnya dengan bedak sedikitpun. Valeria berhasil memberhentikan taksi di depannya. Bersamaan pada saat dia duduk di bangku penumpang ada seorang lelaki juga duduk disampingnya dari arah pintu lain. Bahkan mereka mengucapkan nama sekolah bersamaan ketika mereka duduk tadi. "SMA Nusa Bangsa" kata valeria, "SMA Nusantara" ucap lelaki tersebut berbarengan dengan valeria.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Will be Ok
Teen FictionCOMPLETE Dia berlari dengan menarik mebetulkan posisi sepatunya, dengan baju yang belum sempurna dirapikan. Ada bagian yang masuk rok ada bagian lain yang keluar, kerah baju yang dibagian lain masih berdiri belum terlipat sempurna, rambut yang hanya...