33. Everything Ok

1.4K 49 0
                                    

"Sayang" ucapku dengan penuh rasa khawatir. Aku mengelus pucuk kepala Vale.

Vale membuka mata perlahan. Dia hampir menangis melihatku.

"Bisa aku dengar lagi ?" Ucapnya dengan pandangan memohon. Ya Tuhan aku benar benar merasa bersalah. Aku ingin menghukum diriku sendiri.

"Sayang maafkan aku" aku mencium kening Vale.

Vale bangkit dari tidur dan aku membantunya mengambil posisi.

"Apa yang sudah terjadi ?" Tanya Vale dengan berlinang air mata.

"Apapun yang kuceritakan jangan kau hiraukan karena sekarang aku sudah baik baik saja" aku memeluk Vale.

"Hampir saja bisnisku bangkrut. Aku tidak mau kau tahu. Tapi aku juga kesulitan jika aku harus berpura pura baik baik saja di depanmu. Seringkali aku hampir menangis jika mencoba bersikap baik baik saja. Aku tidak bisa. Maafkan sikap dinginku selama ini. Maafkan perbuatanku. Maaf aku telah kasar" aku merunduk pasrah.

"Alhamdulillah jika kini semua sudah membaik. Maafkan aku juga pernah berpikir buruk tentangmu"

"Aku mohon jangan sakit. Aku harap Tuhan menghukumku bukan kalian" ucapku sambil mengelus perut istriku yang sudah memasuki usia 7 bulan.

"Semua akan baik baik saja" jawab Vale dengan senyum.

"Lain kali apa kau mau berbagi kesedihan denganku ?" Tanya Vale.

"Aku tidak janji, ku harap kau bisa terus percaya terhadapku"

"Sekarang lebih baik kau istirahat lagi sayang, aku akan menjaga Edzard" aku membantu Vale untuk merebahkan tubuhnya.

.......

Vale

Aku turun dari tangga. Melihat anak dan suamiku tengah bermain di depan tv. Seperti semua beban telah terangkat. Aku merasa ringan dan lega. Vano yang dulu masih tetap sama. Sama aneh pola pikirnya. Aku tidak tahu kenapa bisa punya pola pikir demikian.

Dulu dia menghindariku karena merasa bersalah dengan ayahku yang akhirnya malah aku yang tersakiti dengan sikapnya.

Sekarang dia diam karena takut aku khawatir tapi tanpa sadar sikapnya juga telah menyakitiku. Sejujurnya tujuan dia selalu baik. Tapi dia menggunakan cara yang bisa dibilang aneh.

Tapi bagaimanapun dia aku selalu bisa luluh jika tahu tujuan baiknya. Semua dia lakukan demi kebaikanku. Dia selalu mengutamakanku.

"Bundaa, ayah bilang besok kita pergi berenang yeeeeeyyy" teriak putraku yang berlari menghampiriku.

We Will be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang