13. I got you

1.6K 59 0
                                    

Valeria berusaha menguatkan dirinya sendiri. Mengubur semua kenangan bersama Vano. Mencoba bangkit membuka lembaran baru. Benar-benar menutup kenangan dengan Vano. Semua benda yang berhubungan dengan Vano telah ia musnahkan. Hanya tinggal kenangan dalam ingatan yang belum bisa ia musnahkan. Setidaknya ini bisa melampiaskan kekesalan atas sakit hati yang ia rasakan.

Penguatan diri yang ia lakukan tak semudah yang dikiaskan dalam sebuah kalimat. Bahkan lebih sulit dari apa yang dituangkan penulis kedalam karyanya. Ini benar-benar menyiksa batin. Perkara hati tak ada yang bilang mudah. Butuh waktu lama dan usaha keras untuk bisa menetralkan rasa ketika ia mengingat kenangan berharga dengan seseorang yang spesial. Tak adil rasanya  mengubah rasa cinta menjadi benci yang tak sebanding seperti ketika benci menjadi cinta. Rasanya begitu mudah dan menikmati ketika fase fase rasa bencinya berubah menjadi cinta. Namun kini ia berusaha mati-matian untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Cinta yang begitu besar ini harus diubah menjadi benci ke posisi semula. Miris, ketika harus berusaha baik baik saja dan terus tampak tersenyum. Semua hal yang dilakukan berawal dari hati. bahkan ada yang bilang penyakit juga berawal dari hati. jadi ketika hati tak sedang baik-baik saja apa yang bisa diharapkan. Untung saja hal ini tak mengganggu kejiwaan Vale yang menjadi kekhawatiran Dame pasca kejadian itu.

Valeria kembali ke Singapore menuntaskan pendidikannya. Lama kelamaan Valeria bisa mengontrol emosinya. Ia bisa kembali tersenyum. Menampilkan wajah cerianya. Ia melakukan berbagai hal baru yang menurutnya menyenangkan. Ia tampak menjadi gadis yang sempurna. Cerdas dan juga Cantik. Namun di balik kesempurnaan itu tak banyak yang menyangka bahwa hatinya masih beku, seperti orang bilang mati rasa. Hubungan asamaranya tak semenarik tampilannya. Valeria masih belum bisa bangkit, belum bisa membenci atau bahkan memaafkan. Dia masih mengharap, mengharap sesuatu hal yang belum pasti. Dia bodoh, otak cerdasnya tak mampu berpikir masuk akal mengenai cinta. Ketika banyak orang berkata tinggalkan, tapi ia masih tetap dalam fase menunggu. Apalagi yang dia harapkan ketika sudah jelas lelaki bajingan itu membuangnya. Memang terkadang cinta membawa seseorang dalam fase kebodohan mengalahkan logika. Mendapati tak ada yang mendukungnya ia tak pernah sekalipun menceritakan lagi bahwa sesungguhnya ia belum bisa bangkit. Ia hanya tak mau mendengarkan lagi omong kosong yang bertentangan dengan hatinya. Menurutnya tak ada yang mampu memahami ikatan batinnya, firasat yang ia rasakan. Tak satupun sahabat atau orangtuanya.

...........

Valeria menyelesaikan kuliahnya di Singapore dengan nilai yang baik. melanjutkan bisnis Ayahnya. Ia juga telah sukses menjadi desainer sekaligus penulis novel yang telah ia rintis sejak kuliah di sela sela kegiatan kampusnya. Kini ia memiliki tiga pekerjaan sekaligus dan semuanya menunjukkan hasil yang memuaskan. karirnya yang bagus membuat banyak pegusaha muda mencoba mengambil hatinya namun hingga kini tak satupun yang berhasil menyadarkannya dari kebodohan cinta.

..........

Di sisi lain Vano pun tak kalah sukses dalam karirnya. Ia telah membangun bisnisnya sendiri. Bahkan lebih besar dari milik keluarga Valeria. wajahnya sering muncul di majalah hingga tv dalam konten bisnis. Hal itu yang membuat Valeria tetap tahu kabar Vano meski ia tak pernah bertemu lagi. Vano juga banyak diundang dalam acara seminar motivasi yang menceritakan kisah masa lalunya hingga ia bisa mencapai semua kesuksesan ini. Hal itu juga tak luput dari perhatian Valeria. "mungkin Vano telah kembali ke jalan yang benar setelah menikah" pikir Valeria. namun tetap hati Valeria meyakini bahwa masih ada kesempatan untuknya bisa kembali pada Vano.

Vano anak yang cerdas. Semasa kuliah ia juga bekerja di salah satu perusahaan. Dengan otaknya yang cerdas ia dengan cepat bisa naik jabatan hingga bisa memajukan perusahaan tersebut. Lalu setelah ia lulus kuliah ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 di oxford unversity. Ia juga mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan di sana. Selama bekerja Vano membeli sedikit saham dari perusahaan lain dari gaji yang ia dapatkan selama ini meskipun tidak banyak. Lama kelamaan saham yang ia miliki terus menghasilkan keuntungan dan meningkat. Vano lulus dari S2 membangun perusahaannya sendiri. Meskipun terbilang nekat tapi ia mampu memutar otak untuk bisa mengembangkan perusahaannya sendiri. Banyak pengusaha lain yang kagum dengan kemampuan Vano. Tak ada yang menduga bahwa Vano dengan kepercayaan diri yang besar, berani mengambil resiko hingga bisa mengembangkan perusahaan yang awalnya diremehkan menjadi sangat dikagumkan, degan kemampuan otaknya yang cerdas.

Vano senang dirinya diliput demikian. Itu bisa menjadi motivasi pemuda lain. Ia senang jika ada yang terinspirasi olehnya. Namun ketenarannya di dunia bisnis membuat kehidupan pribadinya juga ikut terjajah. Itu karena Vano pengusaha muda dengan pesona ketampanannya menjadi idola para wanita. Membuatnya tenar bak selebritis. Tidak hanya di berita bisnis, kini wajah Vano menghiasi acara gosip majalah maupun televisi. Apapun yang dilakukan Vano kini menjadi sorotan.

Dikabarkan Vano telah bertunangan dengan seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai model. Namun itu tak membuat para pencari berita diam begitu saja. Vano tetap dibuntuti hingga berita ia sering berkunjung ke club bisa mengudara dengan lancar.

..........

Suara langkah sepatu ber hak tinggi seorang wanita terderang merdu menggaung di telinga. Suara itu berasal dari arah pintu lift yang terbuka menuju ruangan CEO.

"kau sudah tahu berita terbaru tentangmu ?" tanya wanita tersebut

"langsung saja apa maksutmu?" jawab si CEO ketus.

"kau ini, !" sambil menyerahkan tab yang berisi artikel "Vano memasuki club bersama wanita yang bukan tunangannya".

Setelah membaca judul tersebut Vano membanting tab dan meraih handphonenya

"bisa kau lebih sopan sedikit. Aku ini partnermu, aku tunanganmu" mendapat perlakuan tidak baik wanita ini langsung marah

"jangan mimpi, kita hanya saling mengambil keuntungan" lalu Vano melakukan panggilan kepada asistennya untuk mengurusi masalah artikel tersebut.

.....

Disisi lain Valeria sangat menutup diri dengan media. Ia tak pernah sekalipun mau diliput. Bahkan semua akun media sosialnya di kunci dan hanya kerabatnya saja yang bisa melihat. Ia tak mau kehidupan pribadinya terganggu. Dengan kata lain Valeria tak mau Vano mengetahui kondisinya sekarang. Valeria memang sangat mengaharapkan kembalinya Vano tapi ia juga berharap bisa membenci Vano dan Vano tak perlu kembali lagi. sialnya ia mengharapkan dua hal itu di waktu yang sama. Bisa dibilang Valeria masih labil.

Valeria juga tak pernah luput dari pemberitaan menganai Vano. Apapun hal mengenai Vano bisa ia dapatkan dengan mudah. Valeria stalker yang handal. Dari segi manapun ia dapatkan info Vano. Walaupun hasil akhir dari yang ia lakukan selalu tak memuaskan. bukannya senang atau lega, ia malah bertambah sedih. Lalu ia akan menyesal karena telah membaca berita Vano. Selanjutnya ia akan berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukannya lagi dengan harapan rasa cemburu yang ia rasakan tak membuatnya bertambah terpuruk lagi. namun dilain waktu rasa penasarannya mengalahkan janjinya itu dan kembalilah ke fase awal dan terus berulang seperti itu.

.....

"kau bisa menjangkaunya ?"

"lakukan lebih baik lagi" lalu laki laki itu menutup telfonnya dan melangkah ke arah sofa di depan meja kerja.

"Valeria?" tanya wanita yang berada di hadapannya. Tanpa menjawab laki laki itu hanya melirik lalu membuang muka.

"kau terus mengawasi Valeria tapi kau juga terus mempertahankanku sebagai tunangannmu. Sebenarnya apa rencanamu Vano sayang?" tanya wanita itu.

"bukan urusanmu" jawabnya ketus lagi.

"aku mengakui aku memang bitch, tapi aku tetap partnermu, aku menguntungkanmu. Jadi bisakah kita berteman disamping keuntungan yang saling kita dapatkan ?" rayu wanita itu.

Vano terdiam cukup lama.

"setahuku seseorang akan merasa sedikit lega setelah berbagi keluh kesah" tambah wanita itu.

"jika Valeria tahu aku sudah bertunangan dia tak perlu susah payah waspada atau menghindar ketika diam diam aku mencarinya. Aku tahu dia sangat benci padaku" jawab Vano disambung nafas panjang kelegaan.

"jadi kau mengalihkan isu agar Valeria mengira kau tidak akan menguntitinya? .kau benar-benar pria gentle Vano. Kau sangat menakjubkan dengan caramu" ucap wanita itu penuh kagum.

"jadi bantulah aku menjalankan misi ini" tutup Vano yang kemudian ia beranjak dari duduk dan menuju pintu keluar meninggalkan tunangannya yang menatapnya kagum.

"itu alasan ketika bertunangan denganku, lalu apa aku boleh tahu apa latar belakang untuk pertunanganmu sebelum ini dan membuat Vale membencimu ?" tanya wanita itu.

"kalau itu kekhilafanku, itu kebodohan ku, itu tindakan gegabahku. Aku tidak bertunangan aku hanya ingin membalas Vale dan membuatnya cemburu, aku benar menyesal waktu itu" jawab Vano dengan memijat kepala yang serasa berdenyut mengingat kejadian itu.

We Will be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang