16. tell me why ?

1.6K 57 0
                                    

Dua hari berlalu setelah kejadian penculikan itu. Dan Vano tak juga muncul seperti biasanya. Jujur Valeria sempat mengharap lebih dengan kembalinya Vano tapi untungnya logikanya tetap berjalan. Hal itu tak akan terjadi. Ada kelegaan dan juga kekecewaan yang ia rasakan.

Disisi lain Vano tengah mengurus konferensi yang akan ia adakan untuk memberikan keterangan bahwa pertunangannya dengan Angel telah berakhir. Ia sangat bersemangat dalam melakukan ini karena langkahnya untuk mendapatkan Valeria kembali semakin dekat. Angel tidak merasakan kecewa. Karena dari awal memang begini perjanjian mereka. Yang menjadi prioritas Angel hanyalah uang dan popularitas. Uang telah ia dapatkan. Dan popularitas karena berita mengenai pertunangannya telah menjadi trending topic juga telah ia dapatkan.

Berita perpisahan Vano dan Angel telah mengudara. Hal itu tentunya tak luput dari pengetahuan Valeria. dia bukan wanita kuno yang tak tau berita apalagi ini menganai Vano. Berita itu justru membuat Valeria gelisah. Banyak hal yang mengganggu pikirannya. Ia takut jika penyebabnya karena kecemburuan Angel terhadapnya. Disisi lain Valeria juga takut jika Vano hendak memainkannya lagi mengingat begitu mudahnya Vano mempermainkan perasaan banyak wanita sejak dulu.

.......

"kau sudah selesai ?" sapa Dame yang tengah menunggui Valeria pulang di parkiran.

"sudah, ayo kita pergi makan sekarang" ajak Valeria. Valeria memang tidak memberi kejelasan apapun pada Dame. Dia pikir Dame akan paham dengan kondisinya mengingat Dame telah mengetahui banyak mengenai Valeria dan Vano. Mereka menuju restauran cepat saji yang terletak didekat kantor Valeria.

Mereka mengobrol dengan asik. Terkadang tawa lepas menghiasi wajah Valeria. tak nampak ada beban pikiran. Dia terlihat baik baik saja. Disamping itu pria tinggi,tegap dan tampan terlihat melangkah memasuki restauran tersebut. Pria itu mengenakan setelan jas biru gelap. Menatap Valeria dengan tatapan serius tanpa ada senyum yang menghiasi wajahnya. Rahanngnya mengeras.

"Valeria ikut denganku" ucap pria itu dengan meraih pergelangan tangan Valeria. yang tentu saja langsung menghentikan tawa Valeria dan berubah menjadi tatapan marah.

"berhentilah!" jawab Valeria sambil menghempaskan cengkraman pada tangannya.

"kau harus ikut denganku" bentak pria itu.

"hey hentikan dia bersamaku sekarang!" Dame mencoba melindungi Valeria

"kau tak ada urusannya dengan kami" bentak pria itu lagi.

"kau harus bersikap sopan pada wanita, dia tidak mau jadi lepaskanlah. Dia lebih memilihku dari pada kamu Vano" ucap Dame sambil menarik Valeria menjauh.

Kemudian Vano menarik pundak pria itu dan hendak mendaratkan pukulan diwajah Dame. Namun dengan cepat dihadang karena Valeria segera maju mengahadap Vano dengan mmbelakangi Dame "Vano hentikan" teriak Valeria dengan memejamkan matanya takut-takut pukulan itu mengenai wajahnya.

"Vale hampir saja aku memukulmu" Vano terkejut dan segera menghentikan tindakannya.

"kalaupun kau pukul aku, sakitnya takkan seberapa dibanding....." Valeria menggantungkan ucapannya. Kemudian suasana menjadi diam. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Vale maafkan aku, aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin kau kembali" ucap Vano dengan suara sedikit bergetar. Sekuat tenaga Vano memberanikan diri mengucapkan hal tersebut.

Valeria mengangkat kepalanya memandang Vano. Nampak airmatanya mengalir. Hal itu membuat Vano terkejut sekaligus merasakan sakit pada hatinya.

"Vano mau kamu itu apa ?

Kamu itu gak jelas

Kamu yang membuat rasa benci ku dulu berubah menjadi cinta dengan mudahnya

Lalu setelah aku mencintaimu begitu dalam kamu ninggalin aku seenaknya

We Will be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang