"Dame, aku sedang berjalan keluar kantor. Kau dimana?" tanya Valeria melalui sambungan telefon. Sudah menjadi rutinitasnya kini untuk makan siang bersama Dame. Meskipun perasaan Valeria terhadap Dame tidak berubah sedikitpun, dengan sabar Dame menemani Valeria setiap hari. Dengan penuh perhatian dan kasih sayang Dame memperlakukan Valeria tanpa menuntut balas apapun. Cintanya kepada Valeria begitu tulus. Menginginkan kebahagiaan Valeria semata.
"im on my way babe. Apa kau sudah tak sabar bertemu denganku ?" goda Dame.
"ough berhentilah. Kau ge er sekali. Aku lebih merindukan makanan daripada kau. Hati hati aku akan menunggumu di depan kantor." Jawab Valeria lalu menutup sambungan telefon.
Valeria menunggu di trotoar depan kantor. Setelah beberapa saat mobil Dame datang dan menepi. Valeria masuk mobil lalu mereka melaju ke restaurant langganan mereka. Sudah tiga minggu berlangsung sejak kejadian Dame menyatakan cinta ke Valeria. dan sudah selama itu pula mereka mengisi hari-hari bersama.
Ia mengabaikan Vano selama tiga minggu ini. Meskipun terkadang Valeria masih merindukan Vano. Pikirannya belum bisa terlepas sepenuhnya dari Vano. Hati Valeria sepenuhnya masih untuk Vano, namun pikirannya mengatakan bahwa Valeria harus memilih Dame, disisi lain ia juga memiliki rasa kasihan dengan Dame jika Valeria tak memberi kesempatan Dame. Ia merasa ia akan menjadi orang yang jahat jika mengabaikan ketulusan Dame.
Tapi disisi lain juga Valeria tidak mau menjadi semakin jahat jika menerima Dame hanya karena kasihan. Ia berusaha sekuat tenaga memfokuskan pikirannya hanya pada Dame dan sebisa mungkin melupakan Vano. Namun sekeras apapun ia mencoba tetap saja hatinya masih seutuhnya berisi Vano. Valeria bahkan sering frustasi dan menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa Dame yang sudah didepan mata sulit untuk dicintai dan malah Vano yang jahat masih saja mengisi hati dan membelenggu pikirannya.
.......
Mereka makan siang lalu kembali ke kantor untuk pekerjaan masing-masing. Bertemu kembali pada jam pulang. Dame menjemput seperti biasa di kantor Valeria lalu makan malam bersama. Mereka sering menghabiskan malam bersama hingga jam istirahat malam, terkadang saking lelahnya Valeria sering tertidur dalam perjalanan pulang. Alhasil Dame membopong Valeria ke kamarnya. Orang tua Valeria hanya membiarkan hubungan yang dijalani Valeria selagi itu baik dan tidak merusak keceriaan anaknya maka Valeria bebas memilih.
....
Sabtu, 22 juli 2017
Mereka makan siang di Restaurant cepat saji Hantaro.
"malam ini kau ingin menghabiskan malam dimana?" tanya Dame
"bagaimana kalau di apartementmu? Aku ingin nonton film saja." Jawab Valeria
"waah ide yang sangat bagus, kita menonton film hanya berdua di apartemenku yang sepi, bagaimana kalau jenis film dewasa" ucap Dame dengan menyeringai.
"ck. Sepertinya aku berubah pikiran aku akan tidur saja di rumah" ucap Valeria dengan memalingkan wajah ke samping kanan.
"haha jangan marah sayang. Apa yang salah dengan ucapanku, yang aku maksut film yang romantis " jawab Dame dengan tertawa.
"ucapanmu itu menjerumus ke hal yang tidak tidak. Kenapa semua otak lelaki tak bisa jauh dari hal mesum" kesal Valeria.
"hey tunggu dulu, aku tak menyebutkan hal seperti. Kau yang malah berpikir demikian. Sesungguhnya yang mesum itu aku atau kamu ?" lalu mereka tertawa bersama.
"berhentilah menggodaku, sebaiknya kita habiskan makan kita dan kembali bekerja"
.......
18.00
"halo Dame ada apa?"
"Valeria kau akan kujemput lalu nanti akan kuantar pulang. Kau jangan berangkat sendiri oke"
"huft, baiklah. Kau perlakukan aku seperti bayi" kesal Valeria.
"good girl" lalu sambungan terputus.
30 menit kemudian Dame tiba di kediaman Valeria. Dame mengenakan kaos dengan setelan jins hitam. Terlihat santai namun juga tetap keren dan menunjukkan tubuh atletisnya. Dame menunggui Valeria dengan mengobrol dengan ayah Valeria.
10 menit kemudian Valeria datang dengan mengenakan kaos putih dengan setelan jins biru. Terlihat serasi dengan Dame. Dengan rambut yang dibiarkan tergerai. Sesaat Dame terkagum dengan pemandangan ciptaan Tuhan yang mengagumkan ini. Valeria selalu bisa membuat orang lain terkesima dalam setiap tampilannya. Valeria menyunggingkan bibir merah jambunya membuat Dame seketika ingin menerkamnya. Membuat Dame pening sesaat menahan gejolak nafsu dalam dirinya yang hendak memberontak.
.......
Dame membuka pintu apartemennya. "silahkan masuk tuan putri" Dame mempersilahkan Valeria.
"jangan berlebihan Dame" Valeria nampak malu dengan perlakuan Dame. Menampakkan semu merah di kedua pipinya.
"kau suka dengan perlakuanku demikian. Aku melihat pipimu merona" jawab Dame dengan menyusul langkah Valeria setelah menutup pintu apartemennya.
Valeria mengambil posisi duduk di kursi santai di depan tv. "aku lapar, buatkan sesuatu untukku"
"baiklah tuan putri, anda ingin makan apa ?" jawab Dame dengan sumringah
"apa saja yang enak pelayan"
"aku bukan pelayan, aku raja yang ingin memuaskan permaisurinya" Dame menuju dapur diiringi tawa Valeria yang puas menggoda Dame.
Valeria menyusul Dame ke dapur karena merasa bosan sendirian di depan tv.
"ada yang bisa kubantu?" tanya Valeria.
"sepertinya bahan-bahanku kurang untuk makan kita berdua. Aku akan ke supermarket sebentar. Tidak jauh hanya di samping gedung apartemen ini" Dame segera mengambil langkah pergi.
"aku ikut, aku tidak bisa disini sendirian." Valeria mengejar Dame
......
Saat di dalam supermarket mereka memilih bahan makanan yang diinginkan. Valeria merasa diikuti sejak keluar dari gedung apartement. Dan kini orang yang sedang dicurigai tengah berada tak jauh di belakangnya. Orang tersebut mengenakan topi dan berusaha menutupi wajahnya. Valeria tidak mengatakan kecemasannya pada Dame. Dari postur tubuhnya Valeria hapal itu tampak seperti Vano. Valeria ingin memastikan kecurigaannya.
"Dame sebentar aku akan kesana mengambil sesuatu, kau lanjut saja dulu" Valeria memberanikan diri memastikan dugaannya. Valeria mengambil langkah kembali dan orang tadi juga bergegas kembali. Valeria berlari lalu memotong langkah berbelok rak untuk menjegat orang tersebut. Dan tepat posisinya di depan langkah pria itu. Secepat kilat membuka topinya dan betapa terkejutnya Valeria dengan apa yang telah ia lihat. Valeria membuka mulut dan menahan nafas seketika, tak menyangka dugaannya benar. Vano yang telah mengikutinya sedari tadi.
"kau sudah bisa melupakanku ternyata. Apa kau bahagia sekarang?" tanya Vano yang seketika menyadarkan Valeria. belum sempat Valeria menjawab Vano telah pergi. Valeria berusaha mengejar namun langkah nya kalah cepat. Valeria kembali untuk mencari Dame. Dengan sekuat tenaga Valeria menyembunyikan keterkejutannya. Tidak mau membuat Dame khawatir. Belum ingin menceritakan yang ia alami barusan. Begitulah kekuatan wanita. Ia mempu bersikap baik saja yang sebenarnya dia sangat tidak baik-baik saja.
Semua berjalan baik-baik saja. Mereka kembali ke apartement. Memasak bersama lalu makan malam. Valeria juga tetap bisa tertawa ceria tak tampak dia tengah mengalami kekacauan. Valeria sudah bisa mengontrol emosinya dengan baik. lalu mereka menonton film bersama. Sepanjang film Valeria tidak fokus. Berpikir keras dengan pertanyaan yang di berikan Vano. Sebenarnya apa yang Vano inginkan. Vano tengah mempermainkannya atau tengah mengujinya. Menguji kesungguhan cinta Valeria. menguji seberapa sanggup perjuangan Valeria. "bodoh, aku tak sedang hidup di film, kenapa aku berpikir se lebay ini" umpat Valeria pada diri sendiri. Valeria tak mau salah jalan lagi. Tak mau Vano salah paham. Valeria harus fokus pada Vano. Ia tak mau kehilangan Vano. Hatinya yang semula sedikit goyah pada Dame kini kembali utuh untuk Vano. Sebelum hubungannya dengan Dame semakin rumit Valeria akan mengakhiri dan memberi kepastian pada Dame. Dan sebelum -Dame tersakiti semakin dalam jika Valeria seolah memberi harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Will be Ok
Teen FictionCOMPLETE Dia berlari dengan menarik mebetulkan posisi sepatunya, dengan baju yang belum sempurna dirapikan. Ada bagian yang masuk rok ada bagian lain yang keluar, kerah baju yang dibagian lain masih berdiri belum terlipat sempurna, rambut yang hanya...