Karma mungkin memang benar adanya. Kini ia hadir dihadapan Vano. Giliran Vano mengemis permohonan maaf pada Vale. dan sedikitpun tak mendapat respon dari Vale. tentu saja itu menyiksa. Vale dengan terang-terangan menghindari, menolak bahkan mengusir Vano. Seperti apa yang dilakukan Vano dulu. Namun bukan Vano namanya jika ia tidak mempunyai cara untuk meluluhkan hati Vale lagi. semua cara Vano coba. Dengan perlakuan romantis, perhatian kecil, pemberian hadiah. Bahkan hampir saja Vale tergoyahkan jika ia tak mengingat betapa ada wanita dan seorang bayi yang sedang menunggui Vano.
Vale berusaha mengingatkan apa yang menjadi tanggung jawab Vano kini. Namun malah mendapat kikikan lirih dari Vano "Vale dia bukan anakku, harus berapa kali aku bilang" ungkap Vano dengan geram.
"Vano sadarlah, jangan egois. Kita sudah berakhir dan memang ini sudah takdir"
"tunggu sampai aku bisa buktikan Vale" cegah Vano ketika Vale menunjukkan pergerakan akan pergi.
Vale hanya memandang Vano dengan sendu lalu melepaskan genggaman Vano dan pergi.
......
Bodoh. Benar jika semua yang merasakan cinta pasti merasa dirinya bodoh. Bagaimana mungkin aku masih berharap dengan apa yang dikatakan Vano adalah benar. Bodoh jika aku masih memiliki rasa ini ketika aku tau bahwa ada bayi yang sangat berhak memiliki Vano. Kuakui aku memang egois jika masih mengharapkan kehadirannya dalam hidupku. Cinta memang tak pernah salah. Setiap orang berhak mencintai dan dicintai. Namun ingatlah bahwa cinta bukan berarti harus memiliki. Biarlah aku menikmati setiap getaran cinta atasmu meskipun sekalipun aku tak mau mengakuinya. Biarlah hanya aku yang tau agar aku bisa dengan mudah sesegera mungkin melupakanmu dan bangkit dengan kehidupan baru lagi. keadaan memaksaku untuk merelakanmu, merelakan cinta kita. Ini sudah takdir. Mungkin aku hanya ditakdirkan mencintaimu untuk sesaat saja. Biarlah kita melangkah ke jalan masing-masing dan membiarkan masa lalu yang penuh warna masih menghiasi sejarah hidup kita. Berulangkali aku merasa cintaku ini semakin besar, dan berulang kali juga aku menguatkan diriku untuk melepasmu. Aku tak menyalahkan siapapun. Ku syukuri bahwa aku bisa merasakan indahnya mencintaimu walaupun kepahitan sebagai penutup kisah kita.
Valeria
.....
Vano tengah berusaha menemukan pelaku dalam pemfitnahan dirinya. semua usaha ia kerahkan. Pencarian hingga keluar negeri sekalipun. Ia sangat menggebu-gebu ingin segera meluruskan masalahnya dengan Valeria. ingin semua resah yang ia rasakan bisa segera berakhir dan Vale bisa kembali dalam pelukannya. Sayangnya keberadaan si pelaku susah sekali ditemukan. Entah ia sengaja bersembunyi atau memang Vano yang belum bisa menemukannya. Ia bersumpah tak kan menyerah sampai bajingan itu ditemukan.
Ia membayar agen agen berkualitas dalam misinya ini, ia rela mengeluarkan berapapun uang asalkan Valeria bisa kembali padanya. Sudah kapok rasanya ia mempermainkan Vale lagi. kini giliran Tuhan yang memberikan karma untuknya dan tentu ini membuatnya kalang kabut. Kini setelah 3 minggu lebih pencarian akhirnya mereka menemukan titik terang. Keberadaan bajingan itu di Singapore dan akan melakukan pesta di salah satu hotel malam ini. Ini akan menjadi misi terakhir sebagai penuntasan dan Vano ikut ambil bagian agar ia bisa menangkap dengan tangannya sendiri bajingan itu.
Semua agen termasuk Vano menyamar sebagai tamu dengan menggunakan identitas palsu agar diperbolehkan masuk. Identitas palsu dan undangan palsu sangat mudah dibuat. Hanya memakan waktu 5 menit untuk pencetakannya. Rencana awal berjalan mulus mereka lolos dari pengawasan pintu utama. Selanjutnya mereka berbaur ditengah pesta. Keylie salah satu agen wanita yang kemampuannya tak bisa diragukan lagi menaiki tangga lantai dua. Ia berjalan sendiri mengenakan gaun keemasan. Wajahnya yang rupawan dan tubuhnya yang seksi sangat pas sekali digunakan sebagai karena tak seorangpun menyangka bahwa dirinya seorang agen rahasia yang bekerja ditengah senjata dan gulat. Keylie mengedarkan pandangan kepenjuru ruangan lantai dua. Tak ditemukannya bajingan itu. Namun usahanya tak berhenti disitu ia menyusuri lorong lorong dan mencoba masuk ke dalam kamar kamar. Namun hasilnya nihil "belum juga kutemukan di lantai dua dan beberapa kamar" lapor keylie melalui radio yang di pasang kecil pada telinga yang tertutupi rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Will be Ok
Teen FictionCOMPLETE Dia berlari dengan menarik mebetulkan posisi sepatunya, dengan baju yang belum sempurna dirapikan. Ada bagian yang masuk rok ada bagian lain yang keluar, kerah baju yang dibagian lain masih berdiri belum terlipat sempurna, rambut yang hanya...