10 menit sudah dering alarm menggema di penjuru ruangan seakan berteriak marah karena tuannya tidak segera bangun dari tidur panjangnya. Belum juga menunjukkan adanya pergerakan, alarm terus saja melancarkan tugasnya berdering tanpa henti menari nari di nakas. Sinar matahari pagi mulai tampak mengintip dari celah tirai seakan membantu tugas si alarm. Beberapa saat kemudian tampak sedikit pergerakan ketidak nyamanan. Menggerakkan sedikit kelopak mata cantiknya lalu menghela badan hingga seluruh bagian tubuh. Bangkit dari tidur lalu mematikan alarm yang telah bekerja dengan baik. melangkah turun dari ranjang meraih tirai yang menghalangi pancaran matahari pagi masuk dengan leluasa. Dengan menengadahkan muka seakan menangkap sinarnya dan merasakan bagaimana sinar matahari menelanjangi wajah hingga perlahan keseluruh permukaan tubuh. Hangatnya terasa merambat menggelitik keseluruh permukaan wajah dan ini menyenangkan.
Ini minggu pagi yang cerah dan hangat. Valeria telah melakukan ritual paginya. Siap untuk bergegas ke salon langganannya. Mensyukuri salah satu nikmat Tuhan dengan cara memanjakan dan merawat diri. Selain kegiatan rutin itu Valeria juga mempersiapkan diri untuk datang ke pesta pernikahan teman sewaktu SMA nya malam ini. Kini valeria telah berada di dalam mobilnya. Lagu 'let me love u' dari justin bieber ikut meramaikan suasana. Tampak Valeria menikmatinya terlihat ia berlenggak kecil dan bersenandung riang mengikuti dentuman musik. Tampak tak ada beban lagi yang ia keluhkan. Baginya, mendengarkan musik adalah salah satu pembangkit semangatnya. Melakukan ini bisa sejenak baginya melupakan beban dan juga penat. Ketika masih banyak cara membuatnya senang kenapa harus mencari alasan untuk bersedih.
......
Valeria sudah siap dengan gaun merah mudanya, menjuntai menutupi bagian belakang kakinya. Bagian depan gaun yang hanya sampai atas lutut menampakkan kaki indahnya. Lengan bermotif bunga menutupi hingga siku. Tampak sopan namun juga sedikit seksi. Rambut bergelombang dibiarkan menjuntai. Riasan wajah yang tak begitu menor dan menunjukkan kecantikan alami. Secara keseluruhan Valeria nampak elegan dan simple. Tak perlu heboh dan ribet untuk tampil menawan dan menarik perhatian.
Dengan supir pribadi ia diantar ke tempat acara. Seperti biasa Valeria selalu datang sendiri. Mobil berhenti tepat di depan gerbang utama pesta di selenggarakan. Valeria menurunkan kakinya dan mengambil langkah santai memasuki gedung. baru setengah jalan dan belum sampai area pintu masuk Valeria mendengar kegaduhan dari arah belakang. 'apa ada selebritis yang datang ?' pikirnya dalam hati sambil menolehkan kepala tanpa memutar tubuhnya ke belakang. selanjutnya Valeria mengabaikan hal itu. Selangkah sebelum memasuki gedung tiba-tiba Valeria dikejutkan dengan sesuatu yang menyentuh pinggangnya dan diiringi suara kegaduhan yang semakin keras seakan kegaduhan itu mendekat. Valeria terkejut dan memberhentikan langkahnya lalu menoleh kesamping. Di saat bersamaan Valeria menoleh seseorang tepat berada dekat disampingnya. Seakan sudah direncanakan saat Valeria menoleh terjadilah ciuman singkat di pipi Valeria. sontak ia memekik terkejut dan berusaha menjauhi orang tersebut. Namun tertahan dengan cengkraman di pinggang Valeria.
Seseorang tersebut adalah pria dewasa tinggi dan tampan. Diiringi wartawan yang terus mengambil rekaman maupun foto dirinya. Tanpa berkata pria ini malah melempar senyum jahil ke arah Valeria yang tengah melotot menunjukkan tanda protes dan tangannya yang terus berusaha melepaskan cengkraman lelaki ini. Sesaat berikutnya pria ini kembali mencuri ciuman di pipi Valeria. Valeria bertambah kesal dan malu yang berakibat pada pipinya yang merona merah. Pria ini menarik Valeria untuk berjalan masuk ke dalam gedung dan para wartawan hanya bisa berhenti sampai di pintu masuk.
sesampainya di dalam gedung pria ini merenggangkan rangkulan pada pinggang Valeria dan segera Valeria melepaskan diri. Belum sampai Valeria melangkah jauh pria itu telah berhasil meraih lengan Valeria dan membuat Valeria terpaksa menoleh lagi. melemparkan tatapan benci, marah dan kesal.
"apa kau lupa denganku ?" tanya pria itu dengan wajah heran
"tidak ! perbuatanmu kepadaku pun tak sedikitpun bisa kulupa, bahkan ketika aku sangat ingin melupakannya" jawab Valeria ketus sambil menghentakkan lengan melepaskan cengkraman.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Will be Ok
Teen FictionCOMPLETE Dia berlari dengan menarik mebetulkan posisi sepatunya, dengan baju yang belum sempurna dirapikan. Ada bagian yang masuk rok ada bagian lain yang keluar, kerah baju yang dibagian lain masih berdiri belum terlipat sempurna, rambut yang hanya...