"PESTA KECIL-KECILAN"
[TS Note: Sebelum membaca, TS berita tahu bahwa ini adalah lanjutan adegan dari chapter 2 sebelum si Aldini flashback. Bab ini ngelanjutin adegan aldini sama karin di bus]
Wajah Karin ketika sedang tidur sangatlah lucu. Membandingkan wajah cantiknya itu dengan sebuah boneka Barbie aku pikir bukan suatu hal yang salah. Dia terlihat sepeti cewek polos yang alim yang belum tahu menahu tentang hal-hal mesum.
Sudah tak terhitung berapa lama aku memandang wajah cantiknya itu sebelum akhirnya aku harus rela untuk segera membangunkannya karena bus yang kami tumpangi akan segera sampai dihalte dekat komplek perumahan kami.
"Bangun.. Bangun.. Karin" ucapku dengan cukup kuat.
Sudah berapa kali aku memanggilnya tapi adik perempuanku ini belum bangun juga. Aku pun memutuskan menepuk-nepuk pipi adik perempuanku ini sambil memanggil-manggil namanya.
"Karin.. Bangun!" ulangku sambil menepuk pipinya.
"Oh.. Kakak? Ada apa?" tanyanya kebingungan.
Kali ini sepertinya usahaku berhasil.
"Kita sudah mau sampai dekat rumah, ayo cepat bangun" perintahku lembut.
"Ohh.. begitu ya. Baiklah.. aku bangun deh" jawabnya lesu.
Karin pun akhirnya bangun dan duduk dalam posisi normal kembali. Ahh.. aku tak tega merelakan bahuku ini harus kehilangan teman sandarannya.
Bus yang kami tumpangi pun akhirnya tiba dihalte dekat rumah kami. Aku dan Karin pun lalu segera turun dan mulai berjalan menuju kerumah kami.
Oh iya, sebelumnya kami habis dari berbelanja bahan makanan dari supermarket terdekat. Aku terpaksa harus naik bus karena adik perempuanku ini ngotot ingin pergi kesana dengan naik bus. Setelah kupikir-pikir, aku memilih untuk menyetujui tawarannya saja karena biasanya pada hari libur seperti ini jalan menuju supermarket cukup ramai.
Semenjak insiden-insiden sial yang kualami saat hari pertama masuk sekolah, aku trauma belum pernah lagi berpergian dengan naik bus. Jadi mungkin kali ini tidak ada salahnya jika aku menuruti kemauan adik perempuanku ini.
Oh iya, kami tadi barusan berbelanja bahan masakan karena hari ini rencananya kami sekeluarga akan mengadakan "pesta" kecil-kecilan yang rutin dilakukan setiap bulannya. Selama diperjalanan menuju kerumah kami, aku dan Karin pun berbincang-bincang.
"Kak Aldi, hari ini kita mau masak apa?" tanya Karin dengan semangatnya.
"Hmm... Apa ya? Kalau tidak salah, ibu bilang tadi katanya dia mau masak banyak kan?" jawabku sambil memegang dagu.
"Heh.. Karin bukan nanya jumlah masakannya banyak atau sedikit. Tapi jenis makanannya tuh apa aja loh?" balasnya kesal.
"Hmm.. Kalau begitu nanti bagaimana kalau kita masak air?"
"Ihh.. Kak Al yang serius napa. Aku penasaran nih"
Melihat ekspresi kesal dari seorang adik perempuan adalah salah satu kenikmatan tersendiri bagi seorang kakak. Haha..
"Baiklah. Kita nanti akan masak mie goreng, telor goreng, nasi goreng, ayam goreng, ikan goreng, cumi goreng sama kerupuk. Pokoknya tema pesta kali ini serba goreng".
"Ohh.. Serba goreng ya? Yes.. pasti gampang kalau cuman digoreng" ucapnya dengan wajah semangat.
"Hmm.. Walaupun tinggal goreng doang, tapi nanti jangan sampai gosongloh" peringatku padanya.
"Ish.. kakak kok gak percayaan banget sih?" tanyanya dengan muka cuek.
"Heh? Kakak cuman khawatir saja. Kakak percaya kok sama Karin" godaku sambil mengelus rambut panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Mesum yang Kutu Buku
Teen Fiction"Aku mencintaimu.. jadi tolong jadilah pacarku" "Maaf.. Aku tidak bisa" Terdengar klise bukan? Tapi bagi Aldini, klise atau tidak bukanlah perkara yang penting. Baginya hal yang lebih patut dia khawatirkan yaitu "Dimana cewek itu berada sekarang?"...