ARC 2 - CHAPTER 7 - UPACARA BENDERA (1/2)

846 20 2
                                    

Setelah selesai memakirkan motor di tempat parkir, aku dan Aura pun bergegas turun dari motor dan langsung menuju ke gerbang sekolah. Sesampainya disana, ternyata upacara bendera telah berlangsung. Kami berdua ternyata telah datang terlambat dan terpaksa harus mengikuti upacara diluar gerbang sekolah bersama murid yang datang terlambat lainnya.

Setelah kami menaruh tas dan peralatan sekolah lainnya di pos penyimpanan, aku langsung masuk ke dalam barisan upacara diluar gerbang sekolah yang sudah terbentuk sebelumnya. Ada cukup banyak murid yang terlambat datang sepertiku ini.

Total ada 3 baris yang dibuat diluar gerbang sekolah untuk para siswa yang terlambat datang. 3 baris tersebut terdiri dari 2 baris cowok dan 1 baris cewek dimana setiap baris terdiri dari sekitar 5 orang. Aku masuk didalam baris kedua sedangkan Aura berada dibaris ketiga. Jadi total ada 15 orang yang terlambat datang ke sekolah termasuk aku dan Aura.

Aku baru ingat bagaimana kabar cewek tsundere dan cewek absurd tadi? Aku pun lalu melirik barisan cewek disebelahku ini berusaha menemukan keberadaan mereka. Setelah kuperhatikan ternyata aku tidak menemukan keberadaan mereka.

"Syukurlah.. setidaknya pengorbananku tidaklah sia-sia" cetusku lega.

Di hari pertama tahun ajaran baru sekolahku ini, sepertinya upacara bendera dilaksanakan oleh anggota OSIS SMA UB. Mulai dari pemimpin upacara, pembawa acara, pasukan pengibar bendera, pembacaan UUD, sumpah pemuda, paduan suara dan do'a semuanya dikerjakan oleh anggota OSIS yang terpilih. Hanya pembina upacara saja yang bukan berasal dari anggota OSIS.

Sewaktu SMP dulu, mengikuti upacara bendera adalah sesuatu yang sangat jarang kulakukan. Aku dan teman-temanku saat itu pasti akan mencari-cari alasan atau bersembunyi untuk menghindari upacara bendera. Tapi aku tak mau melakukannya lagi. Aku sudah bertekad ingin menjadi pribadi yang lebih baik saat SMA dan melupakan saat-saat kelamku yang seperti itu.

Jujur salah satu alasan kenapa aku terus menghindari upacara bendera yaitu karena "khotbah" panjang yang diberikan oleh pembina upacara. Berdiri dan mendengarkan khotbah dari seorang pria tua itu bukanlah suatu hal yang menarik untuk dilakukan.

[Waktu upacara terus berlangsung]

Sejauh ini, pelaksanaan upacara bendera yang dilakukan oleh anggota OSIS SMA UB menurutku berjalan cukup mulus tanpa ada kesalahan sama sekali. Sepertinya OSIS sekolahku ini benar-benar berfungsi secara baik.

Aku menemukan suatu kejadian yang menarik ketika pemimpin upacara hari ini mulai berjalan memasuki lapangan upacara dengan tegapnya.

Banyak suara bisik-bisik yang keluar. Aku lalu berpikir "Apa dia adalah seorang yang populer?" atau sebaliknya "Apa dia adalah orang yang mempunyai banyak musuh?" Karena menurutku orang seperti dia itu pasti tidak akan jauh=jauh dari yang namanya haters / follower.

Aku yang sedang penasaran ini secara tidak sengaja mendengar suara bisik-bisik yang keluar dari mulut cewek-cewek yang datang terlambat sepertiku ini.

"Hei.. hei.. coba liat kakak pemimpin upacara itu.. Ganteng banget ya".

"Hm.. iya.. iya. Ganteng banget kakak itu".

Wahai orang-orang yang telat, tolong kalian itu tau diri dikit! Sudah telat, upacara di luar gerbang ditambah acara ngerumpi pula. Apa kau mau membuatku dan yang lainnya mendapat hukuman tambahan?

Meskipun demikian, setelah mendengar hal itu dan memperhatikan reaksi orang lain, aku pun menyimpulkan bahwa tampaknya dia adalah seorang yang populer. Tampaknya wajah ganteng cowok itu yang hanya 11 12 denganku itulah yang membuat para cewek menjadi historis.

Mendengar keributan itu, para guru pun langsung berinisiatif untuk mendiamkan murid-murid agar upacara dapat kembali dilanjutkan.

Setelah semuanya kembali normal, upacara kembali dilanjutkan. Bapak Kepala Sekolah SMA UB ditunjuk sebagai pembina upacara untuk hari ini.

Ketika upacara telah memasuki bagian amanah upacara, dia lalu berjalan mendekati microphone yang berada didepannya dan langsung memulai "khotbah" panjangnya.

[Salam]

"Selamat pagi calon pemimpin bangsa" ucapnya bersemangat.

"Bapak selaku Kepala sekolah SMA UB sangat bahagia karena bapak dapat berdiri didepan calon pemimpin bangsa ini dan memberikan ilmu pengetahuan saya kepada kalian semua".

[Seterusnya.. dan seterusnya..]

Setelah mendengar "khotbah" Bapak Kepala Sekolah ini aku menjadi cukup tertarik orang seperti apa sih Kepala Sekolahku ini? Jika dilihat dari penampilan luarnya seperti tubuhnya yang tinggi, badannya yang cukup proporsional, rambutnya yang disisir rapi dan suara keras yang keluar dari mulutnya aku lalu memutuskan untuk memvonis dia sebagai seorang pemimpin yang ambisius, enerjik dan berkharisma.

Meskipun durasinya cukup lama tapi "khotbah" yang diberikan Bapak Kepala Sekolahku ini sangatlah berisi dan menarik untuk kau dengarkan. Bahkan dia menutup "khotbah" panjangnya itu dengan sebuah ungkapan yang cukup mengugahku.

"Terbanglah tinggi terbanglah jauh!"

"Hentakkan dunia ini dengan prestasi dan kreasimu!"

"Jangan dulu kau mati sebelum dirimu berarti!"

Entah kenapa mendengar itu membuat bulu kudukku merinding. Ini semacam perasaan seorang yang sedang "terpacu". Yah.. perasaan semacam itulah.

CATATAN:

Jangan lupa lanjut part 2 nya

Pangeran Mesum yang Kutu BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang