Sebenarnya aku memperhatikan cewek itu juga bukan karena aku tertarik dengannya. Walaupun aku mengakui bahwa dia memiliki postur tubuh yang lumayan seksi bagus untuk ukuran seorang anak SMA. Biar aku beritahu kau hal – hal apa saja yang berhasil kuketahui setelah aku selesai memperhatikan cewek itu.
Dia berdiri dengan sedikit menyandarkan punggungnya ke tiang penyangga bus yang kebetulan berada dekat denganku, kemudian kedua tangannya ia genggam dengan cukup kuat dan tasnya yang kelihatan sangat kempes bahkan untuk ukuran anak SD.
Tapi ada dua hal yang paling menonjol tentang dirinya yang hanya bisa kau ketahui jika kau benar - benar memperhatikannya secara serius yaitu kedua kakinya yang gemetaran dan raut wajahnya yang putih pucat seperti menahan sakit.
Aku tahu tipe cewek yang seperti ini. Dia adalah tipe cewek sok kuat yang ingin kelihatan sempurna dari luar walaupun dia rapuh di bagian dalamnya, sangat rapuh bahkan. Mungkin tipikalnya mendekati ciri – ciri cewek tsundere lah. Cewek ini sangat berbeda 1800 dengan cewek absurd yang duduk di depanku sebelumnya.
[TS Note : Tsundere sederhananya malu-malu kucing]
Nenek tua itu pun kemudian duduk di bangku pemberian cewek absurd itu. Karena tidak ada bangku kosong yang tersisa lagi, cewek absurd bersama cewek sekolahan yang datang bersama nenek tua tadi pun terpaksa berdiri selama di perjalanan.
Bus pun kembali berjalan dengan kondisi dua orang cewek yang berseragam sama denganku sedang berdiri di dalam bus. Karena tempat dudukku yang berdekatan dengan tempat pegangan tangan bagi penumpang yang berdiri, tak bisa kuhindari posisi mereka berdua pun berada dekat sekali denganku. Wow.. Mungkin iman kuatkulah yang membuatku enggan menyentuh mereka.
Saking dekatnnya jarak aku dengan mereka berdua, aku bahkan sampai dapat merasakan cewek absurd yang duduk di depanku sebelumnya sedang menatatapku tajam melihatku seakan-akan dia ingin berkata:
"Heeeh.. Dasar loe cowok brengsek!"
Sungguh menakutkan!
Bahkan cewek tsundere yang kuvonis sok kuat tadi sepertinya tidak mau kalah. Dia menggerak-gerakan lengan kakinya sehingga aku bisa merasakan getaran kecil dari kakinya seakan-akan memberiku kode bahwa dia sudah kelelahan.
"Ahh.. sial" gumamku kesal.
Benar – benar cobaan yang sulit bagiku untuk kembali melanjutkan membaca buku. Meskipun begitu, entah kenapa aku merasakan ada kejanggalan dari sikap cewek tsundere itu.
Belum sampai di pemberhentian halte keempat, cewek tsundere itu tetap saja menggerakan kakinya bahkan kali ini getarannya jauh lebih kuat dari getaran sebelumnya. Aku bahkan bisa merasakannya tanpa perlu melihat kondisi kakinya.
Aku lalu mulai beranggapan bahwa cewek tsundere ini sepertinya bukan hanya ingin menjahiliku atau bertindak sok kuat, tapi dia sepertinya memang memiliki suatu masalah yang serius. Tentunya yang kumaksud adalah masalah kesehatan.
Kemudian di sisi lain, cewek absurd yang duduk di depanku sebelumnya tampaknya sedang memainkan smartphonenya sambil sesekali tetap melirikku dengan mata tajamnya. Ngeri coy!
"Baiklah.. aku menyerah".
Jadi, begini rencanaku untuk mengakhiri situasi menyebalkan dengan dua cewek sekolahan yang berseragam sama denganku ini.
Pertama aku akan menutup buku yang sedang kubaca dan memasukkannya ke kantong jas baju sekolahku beberapa saat sebelum sampai di halte pemberhentian bus berikutnya. Kemudian setelah sampai aku langsung bangkit dari tempat dudukku lalu keluar dari bus ini dan membiarkan mereka berdua "bertarung" tentang siapa yang pantas untuk duduk di bangku peninggalanku itu. Setidaknya itulah rencana awal yang kubuat.
Tapi sayangnya.. aku sudah lebih dulu tahu siapa yang akan menang dalam "pertarungan" mereka berdua bahkan sebelum rencanaku benar – benar kulakukan.
Cewek tsundere yang kuvonis sok kuat itu pasti dengan senyum ramahnya akan mempersilahkan cewek absurd yang duduk di depanku sebelumnya untuk duduk di bangkuku. Aku yakin 99% dia akan benar-benar melakukannya dan tidak memperdulikan keadaannya sendiri.
Sialnya waktu yang kupakai untuk berpikir terlalu banyak dan bus sepertinya tinggal dalam hitungan detik akan sampai di halte.
Baiklah karena sudah di kejar waktu, kali ini aku harus bisa memutuskan secepatnya apa aku akan membiarkan mereka berdua "bertarung" atau arrrgh membuat cewek tsundere sok kuat itu untuk duduk di bangkuku.
Aku benar – benar binggung. Setidaknya kau tolong beritahu aku, jika kau menjadi diriku saat ini kau akan memilih cewek absurd yang imut atau cewek tsundere sok kuat untuk duduk di bangku peninggalanmu?.
[Arrggh!]
Tanpa pikir panjang, aku lalu bangkit dari kursiku dan memegang tangan cewek tsundere yang dia genggam sangat kuat itu. Aku pun mencoba melihat reaksinya dan ternyata..
[Whoaa]
"Dia ngeblush!!"
Aku lalu memanfaatkan moment dia yang sedang terkejut itu untuk segera memegang tangannya dan menuntunnya untuk duduk di bangku yang kutempati sebelumnya.
Bola mata yang membesar, mulut yang terbuka dan ekspresi kagetnya itu adalah reaksi darinya yang sedikit kunikmati. Aku bahkan sempat bertatap mata sebentar dengannya setelah dia benar - benar telah duduk di bangkuku.
Karena bus akan segera berangkat kembali, aku lalu bergegas pergi meninggalkan cewek tsundere itu tanpa berbicara sepatah katapun.
Aku ragu apa pilihan yang kupilih ini adalah pilihan yang tepat? Aku bahkan sampai berpikiran bahwa cewek tsundere itu nanti akan menganggapku sebagai seorang cowok mesum yang telah melakukan pelecahan seksual terhadapnya dan kemudian dia akan menyebarkan gosip buruk tentangku yang tidak-tidak. Sial! Lebih-lebih kami berdua berada di sekolah yang sama.
[Hahh....]
"Tau ah.. Masa bodoh" ucapku mencari alibi.
Sesampainya di luar bus, aku menghela nafas panjang yang kutarik sebelumnya. Aku harap dengan begitu aku dapat melupakan kejadian tersebut. Setelah cukup puas aku pun lalu bergumam:
"Sungguh pengalaman pertama naik bus yang sangat melelahkan".
---------------------------------------------------------------------------------------------
TS NOTE : Bewhh... besok ketemu siapa lagi ya wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Mesum yang Kutu Buku
Novela Juvenil"Aku mencintaimu.. jadi tolong jadilah pacarku" "Maaf.. Aku tidak bisa" Terdengar klise bukan? Tapi bagi Aldini, klise atau tidak bukanlah perkara yang penting. Baginya hal yang lebih patut dia khawatirkan yaitu "Dimana cewek itu berada sekarang?"...