Chapter 28

198 21 4
                                    

Yang Autumn ketahui selanjutnya adalah ia mampu melewati hari-harinya yang membosankan dengan baik.

Hingga tak terasa Ujian Nasional tinggal beberapa hari lagi.
Ia juga sudah mendaftarkan diri ke Universitas di Jepang dengan bantuan Nasha serta Rendra. Beruntung Nasha dan Summer mendukung keputusannya untuk berkuliah di negri sebrang.

Ia baru menceritakan hal ini kepada Julian, Daren serta Danisa beberapa hari yang lalu.
Reaksi mereka? Tentu saja mereka mengamuk karna Autumn menyembunyikan hal sebesar ini dari mereka.

Beruntung mereka tidak marah berlarut-larut, karna mereka juga sadar, waktu yang bisa mereka habiskan bersama sudah tidak banyak lagi.

Julian sempat bertanya apakah Autumn akan mengatakan hal ini pada Winter.
Dan gadis itu jadi bimbang. Tetapi ia memantapkan hatinya agar tidak memberitahu Winter.
Untuk apa? Toh, dia sudah sangat jauh dari pemuda itu.

Jadi ia memutuskan untuk menghabiskan hari-harinya disini bersama teman-temannya dan juga keluarganya.
Tak jarang, Elang dan Rendra ia tarik secara paksa untuk menemaninya pergi keluar. Hal itu dilakukannya untuk menyisakan memori menyenangkan yang bisa ia kenang nantinya di Jepang.

Ia optimis ia akan diterima, pasalnya, nilai rapot Autumn cukup memuaskan. Karna ia memang bertekad untuk merantau ketika kuliah nanti.

Autumn juga sering mengunjungi makam ibunya, makam tersebut selalu di penuhi oleh mawar putih yang selalu segar, karna ia selalu menggantinya seminggu sekali.

Saat ini, ia tengah sibuk membuat cake bersama dengan Nasha dan Resya di dapur.
Mereka tampak bahagia, sesekali Autumn iseng menyolek dagu Nasha atau Resya dengan tepung dan membuat kehebohan.
Para lelaki yang tinggal di rumah itu hanya menggeleng-gelengkan kepala heran.

Dapur tampak kacau balau, tetapi Nasha tidak keberatan dengan hal itu.
Mereka juga membersihkannya dengan riang.

Saat Autumn hendak kembali ke kamarnya untuk mandi sore, ia melihat Summer tengah menempelkan sapu tangan berwarna merah muda ke pelipisnya.
Autumn ingat sekali adiknya itu selalu membeli saputangan dengan warna gelap. Lalu apa itu, merah muda? Adiknya tengah mabok kah?

"Sammy! Sapu tangan siapa itu kamu colong, hah?!" Tanya Autumn dengan raut wajah yang sengaja ia buat segalak mungkin.

Adiknya hanya melirik lalu tidak membalas. Ia mengulas sebuah senyum manis yang malah terlihat mesum di mata Autumn.

Autumn terdiam sejenak lalu memutar otaknya sebelum akhirnya membelalakan mata dan menjerit,
"Jangan bilang itu punya Spring!?" Jerit Autumn tak percaya.

Summer hanya menyeringai seolah membenarkan perkataan kakaknya.

"Gila kamu ya!" Desis Autumn galak.

"Ngga apa-apa kak, buat kenangan. Orangnya udah bahagia sama yang lain sih" jawab Summer enteng.

Darah di tubuh Autumn seolah berdesir ketika mendengar perkataan adiknya.
Benar, Spring semakin dekat dengan Winter, setidaknya, instagram gadis itu mengatakan hal yang demikian.

"Kamu mau saputangan kakak? Buat kenangan" tutur Autumn seraya menaik turunkan kedua alisnya.

Ketika Summer memasang tampang jijik, tawa Autumn memenuhi indera pendengarannya.

***


Sebulan berlalu, Ujian Nasional sudah tertinggal jauh di belakang. Bahkan kini, di tangannya terdapat amplop pengumuman kelulusannya beserta Nem.

Autumn menatap ketiga temannya, Julian, Daren dan Danisa sudah membukanya. Hanya tinggal dirinya.
Gadis itu membuka amplopnya dengan tangan gemetar. Ia mengeluarkan kertasnya lalu mulai membaca.

Manik matanya bergerak-gerak membaca deretan kalimat yang tertulis di dalamnya.

"GUE LULUS!" Teriak Autumn histeris secara mendadak. Membuat ketiga temannya terperanjat.

"LIAT GUYS, NILAI BAHASA INGGRIS GUE MANTEP BENER!" teriaknya lagi

Ia menerjang Danisa lalu ia meloncat-loncat kegirangan.
"Lulus~ lulus~ lulus~!" Sorak Autumn bahagia, ia bahkan menggoyangkan pinggulnya.

Japan, I'm coming!.

Tak lama kemudian, mata Autumn menangkap sesosok pemuda yang tengah berjalan ke arahnya.
Ketiga temannya mengikuti arah pandangan Autumn, lalu mereka membulatkan mata.

Baik Julian, Daren maupun Danisa sama-sama melangkah mundur dan membiarkan sepasang musim itu menyelesaikan masalah mereka.

"Hai!" Sapa Autumn lengkap dengan senyumannya.

Winter tercengang ketika melihat senyuman gadis itu.
Senyuman yang selalu di rindukannya.

"Hai" sapa balik Winter.

"Gimana nem-lo? Nilai sempurna semua ya?" Gadis itu terkekeh.

Winter benar-benar di buat tercengang oleh perubahaan sikap Autumn.
Kemarin-kemarin gadis itu bahkan bersikap seolah tak mengenalnya, lalu sekarang ia bersikap bahwa semuanya baik-baik saja.
Winter memang tak pernah mengerti jalan fikir seorang wanita.

"Engga juga, tapi lumayan" jawabnya canggung, "Apa kabar?" Lanjutnya.

Autumn terdiam sejenak mendengar pertanyaan Winter, gadis itu memberanikan diri mendongak menatap manik mata pemuda yang sempat menjalin kasih dengannya.

Sejenak, Winter bisa merasakan ada kerinduan terpancar dari mata gadisnya, sama seperti dirinya.

"Gue baik" jawab Autumn enteng.

Itu bukanlah jawaban yang ingin Winter dengar, sebab ia tidak baik-baik saja selama Autumn menghindarinya.

"Lo terus menghindari gue beberapa bulan belakangan" tutur Winter memberanikan diri.

Autumn tersenyum mendengar perkataan Winter
"Maaf" cicitnya pelan.

Winter baru saja ingin merengkuh tubuh Autumn ke dalam dekapannya, tetapi Autumn kembali melanjutkan perkataannya.

"Butuh waktu lama untuk mengeluarkan nama lo dari hati gue"

Hati Winter serasa di remas ketika mendengar jawaban Autumn.
Apakah..?

Jadi sekarang, nama gue udah ngga ada lagi di hati lo?, batin pemuda itu.

"Apa setelah ini lo akan menghindari gue lagi, Autumn?" Tanya Winter dengan waspada.

Tolong katakan tidak, karna waktu gue hanya tinggal tiga bulan lagi disini..

"Engga" jawab Autumn dengan nada riang.

Winter sempat tak percaya dengan apa yang di dengarnya, tapi kemudian dia mengulas senyum.

"Mind go to prom night with me?" Tanya Winter dengan jantung yang berdetak tak karuan.

Tak perlu menunggu waktu lama untuk mendengar jawaban dari gadis itu, karna beberapa detik kemudian Autumn mengangguk tanpa ragu

"Sure. Why not?"

Dan Winter benar-benar tak bisa lagi menahan senyumannya, ia benar-benar senang dengan jawaban Autumn.

***

Chapter depan full Autumn dan Winter ya.
Nikmati aja, soalnya setelah itu mereka akan berpisah lagi. HAHAHAHA

Oke saya tahu saya jahat, biarlah semua indah pada waktunya~

Btw, tau kok ini pendek, besok di update lagi deh.
Jangan lupa tinggalkan jejak!♡

-A n i n

WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang