Chapter 1

500 30 3
                                    

"Altheo, dasi" ucap pemuda itu dengan nada dingin. Tatapannya menunjukkan bahwa ia tidak suka kelakuan salah satu anggota Osisnya.

"Iya iya, sabar napa bang" Yang di tegur mengeluarkan dasi dengan santai, lalu menjulurkan dasinya kearah gadis berambut sebahu

"Autumn, tolong" ujarnya memelas.
Gadis yang tadi dipanggil Autumn itu lantas segera meraih dasi yang diberikan dan mengalungkannya di leher Altheo
"Kebiasaan banget sih lo! Udah tau Ketos nya galak, lo malah sengaja ngga pakai dasi! Malu tau diliat anak-anak kelas sepuluh!" Celoteh gadis itu, tangannya yang terampil lantas memakaikan dasi di leher Altheo
"Ketos nya galak tapi kan Waketos baik bak bidadari" godanya.

Dasi yang sudah jadi itu lantas langsung ditarik sekuat tenaga, membuat Altheo tercekik
"Udah buruan baris! Kalo belom rapih, Winter ngga akan mulai. Kasian anak-anaknya" sergah Autumn lalu melangkah kearah lapangan, berdiri disamping Winter yang kini sudah berada di atas podium.

Pemuda yang berada di atas podium itu menoleh kebelakang menatap anggota osis nya yang sudah berbaris dengan rapih.
Tapi tiba-tiba, dahinya mengerut.

Oh tidak! Itu petanda buruk!

Anggota osis yang bertotalkan 18 laki-laki dan 2 perempuan itu lantas langsung mengecek kelengkapan seragam mereka

Semua lengkap, lantas kenapa dahi sang Ketos mengerut?

"Dean mana?" Tanyanya dingin

Autumn ikut menoleh, menatap satu persatu teman-temannya, dan benar saja, kurang satu.
Gadis itu meneguk ludahnya, matilah gue, batinnya.

"Sorry Win gue telat!" Tiba-tiba seorang pemuda dengan nafas terengah-engah datang, peluh memenuhi dahinya
"Motor gue mogok, masuk bengk-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Winter lebih dulu memotong

"07:12. Telat 12 menit. Lari keliling lapangan 12 kali. Sekarang" lapangan yang kini hening membuat siapapun merinding mendengar nada dingin Winter.
Ya Winter, Winter Mahesa Dirga, ketua osis yang kini tengah berdiri didepan semua anggota MOS.

"Tapi.. Lapangan penuh kan?" Ujar Dean -pemuda yang tadi terlambat, mencoba mencari alasan

"Lo bisa lari di pinggirnya"

"Tapi kan gu-"

"12 atau 24?"

Perkataannya membuat tubuh semua orang menegang. Winter memang tidak segan-segan menghukum orang.

"12! Okay fine!"

Dean melempar tasnya, membuka almameter dan melemparnya kesembarang arah lalu mulai berlari mengelilingi lapangan yang dipenuhi anak kelas 10.

Lapangan kini dipenuhi bisik-bisik para murid

"Gila, anggota osisnya aja dihukum kaya gitu. Kita gimana?"

"Kejam banget jir"

"Eh tapi ganteng"

"Ehem" dehaman Winter diatas mikrofon pun menghentikan bisik-bisik tetangga adik kelasnya

"Selamat pagi semuanya" sapa pria itu dengan nada dingin

"Pagi kaaakk" balas para murid kelas sepuluh

"Nama saya Winter Mahesa Dirga. Saya ketua osis disini, dan selama tiga hari kedepan, kalian akan kami bimbing.
Yang harus kalian ketahui adalah saya orang yang disiplin akan peraturan. Jadi taati semua peraturan dan kalian akan bernafas dengan tenang. Coba melanggar berarti kalian akan kehabisan nafas seperti kakak itu" Ia menatap Dean yang baru menyelesaikan tujuh putaran, dan nafasnya sudah tersegal.

WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang