Author's POV
Pagi-pagi sekali Chenna sudah bgun dan menyiapkan segala keperluan anak-anak asuhnya, terlebih menyiapkan persiapan sekolah Maira dan Fedro. Karena mereka berdua paling susah jika di bangunkan dan selalu saja menggurutu kesal jika Chenna membangunkan mereka
Chenna lebih protectif untuk menjaga ketiga malaikatnya dan lebih berhati-hati setelah kejadian beberapa hari yang lalu mendapati tamu tak di undang dan mengalami sedikit masalah
Jika boleh jujur sebenarnya Chenna merasa takut dengan ancaman yang keluar dari mulut ular berbisa itu, tapi ia takkan menunjukkannya di depan anak-anak yang nantinya akan sama takutnya sepertinya
"Aunty... Apa yang kau masak?" tanya Fedro pada Chenna yang membolak-balik chiken katsu yang telah ia buat sambil melamun
Chenna terkaget dengan suara Fedro yang tak seperti biasa ia menanyakan hal seperti ini padanya dan menghampirinya yang sedang memasak
"Aahh.. Kau sudah bangun boy?" tanya Chenna sambil tersenyum
Fedro mengangguk dan menjawab "Iya, dan semua itu karena ulah Aunty yang telah membangunkanku"
Chenna mengerutkan keningnya bingung, karena ia sama sekali belum membangunkan Fedro sama sekali
Fedro tersenyum dan menjawab kebingungan yang terlihat jelas di raut wajah Chenna "Masakan Aunty yang telah membangunkanku.. Dan sekarang aku merasa lapar sekali"
Chenna tersenyum dan bertanya "Benarkah? Apa masakanku tercium sampai ke kamarmu? Maafkan aku"
Fedro mengangguk sambil sekilas menyentuh kening Chenna yang berpeluh akibat aktivitasnya yang selalu mengeluarkan banyak keringat, walaupun bukan gym yang ia lakukan sehari-hari tapi itu cukup menguras tenaga dan peluhnya
"Aku akan mandi dulu.. Tapi bolehkah aku meminta sesuatu padamu?" ujar Fedro sambil menatap Chenna yang masih menyeka keringatnya dengan handuk kecil
"Apa itu? Katakanlah.." ucap Chenna sambil tersenyum sumringah
Fedro melirik Chenna genit dan berkata "Aku ingin sarapan nasi goreng dengan chiken katsu saus tomat yang seperti waktu itu Aunty membuatkannya untukku"
"Baiklah, apa hanya itu yang kau minta boy? Apa ada lagi?" kata Chenna
Fedro terlihat sedikit berfikir dan kembali berucap "Dengan susu strawberry!"
Chenna mletakan tangannya di pelipis halisnya yang sedang hormat pada komandannya dan berkata "Siap!! Dalam waktu 15 menit semua akan tersedia di meja makan'
Fedro tersenyum dan meninggalkan Chenna yang masih tersenyum kegirangan karena selama beberapa hari ini sikap Fedro sangat lembut dan hangat, ia sudah muali menerima Chenna di dalam rumahnya
Sikap Maira pun, sudah sedikit meluluh walaupun dia belum menunjukkan pada siapapun jika ia mulai menerima Chenna namun Chenna sudah tau dari cara Maira bersikap lebih sopan dan menghormatinya
*******
"Mairaaaa...!!" panggil seorang gadis berpakaian sama persis dengan yang di gunakan oleh Maira di kooridor sekolah
Maira melirik setengah sebal kearah gadis itu yang tiba-tiba berucap "Apa kau akan merayakan pesta ulang tahunmu di rumah nanti?"
Maira tersenyum sinis dan kembali bertanya pada gadis yang terlihat seperti tak menyukainya "Iya, memangnya ada apa?"
"Bagusss... Kau tidak mengundangku!! Tetapi semua teman kelas kau undang! Kau harus ingat, akupun teman satu kelasmu Maira Syaiq" ujar gadis itu dengan nada tinggi yang memekikan telinga
Maira memutup sebelah telinganya akibat perkataan Fararia yg menyakiti telinganya "Santai, tak usah berteriak jika kau ingin datang, datanglah sesukamu Fararia yang cantik dan populer di sekolah" sambil meninggalkannya Maira tersenyum sinis
Gadis yang bernama Fararia itu merasa tersinggung dengan ucapan Maira yang terdengar merendahkannya
Maira yang hendak pergi, tiba-tiba mundur dari langkahnya dan berbisik di telinga Farari pelan "Apa kau tau, jika aku melihatmu seperti ini aku teringat wanita sihir yang selalu aku ucapkan pada seseorang dan seseorang itu ucapkan pada wanita yang sama sepertimu" Maira tersenyum penuh kemenangan sambil menepuk-nepuk pundak Fararia yang terlihat makin marah
Maira dan Fararia memang tak pernah akur satu sama lain, karena Fararia sering mengejek Maira yang selalu menghadiri perlombaan atau kegiatan acara di sekolahnya seorang diri tanpa di dampingi kedua orangtuanya
Jika boleh memilih Maira pun, tak ingin selalu seperti itu setiap kali seharusnya selalu ada kedua orangtuanya atau salah satu dari mereka hadir mendampinginya, namun ia tak bisa mengungkapkan rasa kecewa dan kesedihannya pada semua orang. Ia hanya mampu memendamnya sendiri dan menjadi gadis yang tertutup dan angkuh pada semua orang
🏠🏠🏠🏠
Syesa dengan semangat ia memainkan balon gas yang telah di buat oleh Chenna untuk memperingati hari ulang tahun Maira, ia di beritahu oleh Alzero yang memberikan pesan singkat padanya
"Onty... Ceca mau macalon" tunjuk Syesa tak sabaran pada setumpuk Macaroon warna-warni yang telah tertata rapih di piring
Chenna bangkit dan mengambil sebagian yang berada di kotak yang masih banyak ia simpan untuk stock, jaga-jaga bila saja kurang dan memberikan beberapa macaroon itu pada Syesa yang sumringah menerima pemberian Chenna
"Ceca cuka cekali macalon.." ujarnya sambil mengunyah beberapa macaroon yang berada di tangannya
Chenna hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan Syesa dan mencubit pelan pipi gembul anak kecil kesayangannya sambil sesekali menyelesaikan keperluan untuk pesta Maira nanti
"Kak pedloooo..." teriak Syesa saat melihat Fedro yang sudah kembali dari sekolah, Syesa pekik kegirangan sambil berusaha bangkit dari duduknya dengan susah karena kedua tangannya belepotan dengan macaroon
Fedro tersenyum dan mendekati Syesa yang terlihat akan menangis dan berucap "Jangan menangis sya, kau akan semakin merepotkan Aunty nanti.. Kasian Aunty Chenna" sambil melihat Chenna yang sedang menggantung balon-balon menggunakan tangga
Syesa mengangguk mengerti sambil tersenyum dan berkata "Ceca mau bobo kak"
Fedro mengambil beberapa macaroon yang ada di tangan Syesa yang sudah tak berbentuk, mengelap tangan Syesa dengan tissue basah yang telah tersedia di meja makan yang khusus di desain untuk Syesa
"Ayoo.. Ikut kakak ke kamar sekarang!" pinta Fedro sambil membawa Syesa di gendongannya dan segera melangkah ke kamar Syesa.
Chenna tak menyadari kedatangan Fedro yang telah membawa Syesa pergi ke kamarnya, karena ia dengan serius menyiapkan segala sesuatunya seorang diri hingga dari hal terkecil dan terbesarnya. Semuanya ia lakukan untuk menyenangkan hati Maira di ulang tahunnya
Sejujurnya, Chenna telah menyiapkan hadiah untuk Maira, memang tak mewah namun Chenna harap Maira akan menyukai pemberiannya
Saat Chenna hendak turun dari tangga cukup tinggi yang membantunya unyuk memasang dekorasi dan balon-balon ia tergelincir oleh kakinya dan hendak terjatuh dari tangga yang hilang keseimbangan dengan tiba-tiba
"Aaaahhh...." pekik Chenna
Dan dengan mata terpejam Chenna pasrah akan segala sesuatunya yang akan terjadi
TBC
Di specialkan untuk kalian semua yang selalu votement dan memberi dukungan selalu untukku.. Terimakasih sekali untuk semuanya... Maafkan ceritanya ngalor ngidul gaje syekali, namun aku akan berusaha membuat ceritanya sedikit nyambung wkwkwk!
Big big love and love for you all 😘😘😘😳😳
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Issues (Completed)
RomanceKisah seorang duda bernama Alzero Syaiq berusia 34 tahun yang memiliki 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki yang sangat membuatnya jengkel setengah mati dengan sifat anak-anaknya yang susah di atur dan selalu membuat kacau apapun yang sedang ayahny...