Chap 7

96K 6.1K 60
                                    

"SEMUA ITU TAKKAN TERJADI" Suara yang terdengar nyaring membuat seua orang menatap ke ada suara tersebut

Seorang wanita dengan pakaian serba mini dan seksi menampilkan tubuh mulusnya yang sangat atlentis membuat kaum adam mengeluarkan air liur jika melihatnya

Wanita iti berjala dengan angkuhnya mendekati Chenna yang menggendong Syesa dan berkata "Kau hanya bermimpi jika ingin menjadi Mommy dari ketiga calon anakku ini"

Maira dan Fedro mebelalakan matanya dan berharap heran kearah wanita asing yang menyebut mereka sebagai calon anaknya, karena baru kali ini mereka bertemu dengan wanita itu

"Apa yang kau ucapkan barusan? Dan siapa kau? Ada apa datang kerumahku?" tanya Fedro dengan nada sinis

Wanita itu tersenyum manis kearah Fedro dan menjawab dengan manja "Namaku, Elistha Aurera. Aku calon Mommy kalian yang baru"

Maira mendelik tak suka dengan jawaban Elistha dan berucap "Apa kau bilang? Mommy baru?? Siapa yang mengijinkanmu menjadi Mommy kami hah??"

Maira dengan tatapan marah dan menyala memaki Elistha yang sama sekali sangat tak ia sukai melebihi rasa bencinya pada Chenna

Elistha tersenyum dan mendaratkan bokongnya di kursi ruang makan dan dengan sengaja mencomot hidangan yang tertera rapih di piring yang telah Chenna siapkan untuk makan malam

"Bicaralah dengan sopan, kau tak boleh berbicara tinggi di hadapan orangtua" ujar Elistha sambil memasukan makanan kedalam mulutnya

"Pastaku... Lancang sekali kau, seharusnya kau bisa lebih sopan sedikit bila sedang bertamu. Lagi pula kau bukan tamu, karena kami tak mengundangku" ucap Fedro sambil menatap tajam kearah Elistha yang masih saja mencomot beberapa makanan di atas meja makan

Jangan di kira Fedro dan Maira anak kecil yang baik hati dab selalu menunjukkan sifat manisnya pada setiap orang, justru sebaliknya di usia Maira yang 14 tahun dan Fedro yang 11 tahun. Sikap mereka seperti sikap orang dewasa jika sedang marah

"Hey boy, aku kemari karena ingin menengok anak-anakku saat Daddy nya sedang pergi berbisnis, sebagai calon Mommy yang baik aku harus perduli pada ketiga anak-anak tiriku" ujar Elistha sambil mengelap mulutnya menggunakan tissue

Chenna terdiam dan sesekali melirik kearah Elistha yang seperti wanita sihir yang sering di sebutkan oleh Maira padanya, ia tersenyum sambil menundudukan kepalanya

Elistha menggebrak meja dan bangkit dari duduknya lalu mendekati Chenna yang terlihat sengaja menertawainya "Hey.. Apa yang tertawakan?? Memangnya ada yang lucu dalam diriku, atau ucapan ku!!" teriaknya sambil mendorong tubuh Chenna kasar

Chenna berusaha tetap kuat saat di dorong oleh Elistha karena yang di pikiran Chenna saat ini adalah Syesa yang terlelap dalam pelukan dan gendongannya, Chenna tak ingin Syesa terganggu aka hal itu

"Kenapa kau kasar sekali Nona? Bagaimana jika aku jatuh dan melukai puteri kecilku? Apa kau tak punya otak!" ucap Chenna lantang

Maira dan Fedro saling menatap satu sama lain, dan berpindah pada Chenna yang dengan terang-terangan membentak Elistha yang hampir menyakiti dirinya dan Syesa

"Lancang sekali kau!! Kenapa kau menertawakanku? Dan siapa kau sebenarnya?" bentak Elistha keras dengan wajah yang merah padam

Chenna tersenyum dan berkata "Bisa pelan kan suaramu Nona? Kau bisa merusak gendang telinga anak-anak.. Aku menrrtawakanmu karena aku teringat sesuatu hal jika melihatmu seperti ini!'

"Apa yang kau maksudkan? Dan kau belum menjawab pertanyaanku jalang" ucap Elistha dengan nada tinggi

Chenna mendekatkan tubuhnya kepada Elistha dan berucap "Kau seperti wanita sihir yang menakutkan!! Apa kau dengar wanita sihir?"

Maira tersenyum dan terus menatap kearah Chena yang baru saja membuat Elistha marah besar

Dengan wajah yang memerah dan hendak menampar pipi Chenna, niatan Elistha segera di halang oleh Fedro yang masih di bawah tinggi Elistha dan berkata "Pergi dari rumahku sekarang juga wanita sihir!!!!!!" sambil mencekal tangan Elistha erat dengan tatapan mata setajam elang

Elistha merintis kesakitan karena cengkraman yang di berikan oleh Fedro lumayan menyakiti pergelangan tangannya

"Lepaskan aku!! Anak sialan" ucap Elistha

Plakkk

Satu tamparan mendarat di pipi mulus milik Elistha yang di layangkan oleh Chenna sambil sebelah tangannya menopang tubuh kecil Syesa dan berucap geram "Kau bilang apa? Anak sialan? Beraninya kau berkata seperti itu padanya!!!!"

Chenna dengan murka membentak Elistha yang hanya diam mematung sambil memegangi pipinya yang terlihat merah, Fedro yang kaget segera melepaskan cengkeramannya dan menjauh dari Elistha dan mendekati Chenna

Maira menganga menyaksikan semua yag terjadi di depan matanya sambil senyum yang terus mengembang di bibirnya

"Dengan hormat, Nona Elistha Aurera bisakah kau segera pergi dari rumah kami! Hari telah larut dan anak-anak butuh istirahat karena besok harus kembali beraktifitas seperti biasa dan bersekolah" ujar Chenna tegas sambil menatap kearah Elistha yang seperti menyimpan rasa dendam di hati nya

Elistha tersenyum smirk dan berucap "Baiklah, aku akan pergi dari sini. Tapi aku takkan pernah membiarkan kehidupan kalian bahagia!" sambil melangkah keluar dengan sangat tergesa-gesa Elistha membanting pintu kasar

Braaakkk

"Huaaaa.... Huaaaa... Daddy..." tangisan Syesa pecah bersamaan dengan pintu yang terbanting keras akibat siluman ular tadi

Chenna dengan sayang mengusap punggung Syesa pelan sambil bergumam "Sayang, tidurlah Aunty bersamamu sayang.."

Maira menatap kearah Chenna tanpa berpaling lagi-lagi ia menunjukan senyumnya dan berkata "Kau sungguh luar biasa Aunty.."

Chenna melihat ke sumber suara dengan tak percaya ia mendengar seorang Maira Syaiq puteri sulung Alzero Syaiq yang selalu berkata kasar padanya dan sangat tak menyukainya memanggilnya Aunty.. Bukan pembantu dan tunggu dia memuji Chenna

"Kau sungguh hebat Aunty..." puji Fedro yang sama-sama tersenyum kearah Chenna

Chenna meneteskan airmata haru karena pujian sepele dari kedua anak majikannya tersebut, bagaimana tidak ia mendapatkan pujian dari kedua anak yang selalu tak pernah menganggapnya dan menyakiti hatinya.

Seolah-olah rasa sakit dan lelah di hatinya terbayar lunaskan dengan senyuman dan pujian dari mereka.

"Onty.. Ceca mau bobo cama Onty di kamal" rengek Syesa sambil menyandarkan kepalanya di pundak Chenna

Chenna mengeluarkan tangisan bahagia dan tak bisa ia bendung lagi, semua rasa bercampur satu karena hal yang mungkin saja nampak sepele bagi semua orang namun tidak bagi Chenna

Maira dan Fedro bertingkah kikuk dan dengan canggung mereka pergi meninggalkan Chenna ke atas ke kamarnya masing-masing tanpa mengucapkan sepatah katapun dan tanpa menyantap makan malam yang telah di hidangkan








TBC






Mana pendek mana gantung! Maafkan tadi yang panjangnya ga ke save pas keasikan ngetik tiba-tiba wattpad eror dan hilang semua 😭😭

Sebenernya gaakan up, jadi maafkan ya kalo ga nyambung and ceritanya sangat amat  tak berbobot 😩 tapi aku mau bilang makasih buat Setiani_Senju yang semangatin aku tadi di chat 😘😘 part ini aku persembahin buat kamu cantikk dan buat semuanya yang selalu baca votement juga I love you kalian semua.....

Daddy Issues (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang