Chenna tengah menyiapkan persiapan bertamasya yang telah di rencanakan oleh Alzero sebelumnya, karena satu bulan terakhir ini Alzero merasa sikap Chenna berbeda dari sebelumnya.
Chenna menjadi menjaga jarak padanya secara terang-terangan, dan membuat Alzero risih dengan sikapnya yang seperti itu. Ia mengira mungkin semua ini ada sedikit kesalah pahamanan di antara mereka
"Ounty....." panggil Syesa dari arah ruang tamu
Chenna tersenyum dan melihat kearah Syesa yang dengan cantiknya memakai sepatu cats yang senada dengan baju yang ia gunakan
"Ounty... Ceca mau cucu" pinta Syesa sambil bergelendot manja pada Chenna yang hanya mengangguk dan menuruti permintaannya
Dengan lahap Syesa menyedot botol dotnya sambil duduk di pangkuan Chenna yang masih mempacking makanan untuk nanti
"Sayang, ayo dengan Daddy.. Aunty Chenna kerepotan" ucap Alzero yang melihat kemanjaan Syesa pada Chenna yang sedang terlihat sibuk sekalipun
Dengan cepat Alzero menggendong Syesa di pelukannya sambil menatap wajah Chenna yang tak berekspresi sama sekali, tak ada yang ia tunjukan pada Alzero
"Saya permisi dulu Tuan, masih ada yang harus saya kerjakan" ujar Chenna sambil bangkit dari duduknya hendak meninggalkan Alzero yang masih menatapnya
"Kenapa kau menghindariku?" tanya Alzero dengan nada tegas membuat Chenna terdiam dan memalingkan wajahnya pada Alzero
"Kenapa kau menghindariku?" tanya ulang Alzero
Chenna menjawab denga senyum di bibirnya tanpa berani memandang mata Alzero yang menatapnya "Tidak sama sekali Tuan, aku hanya ingim semua pekerjaanku selesai dengan baik"
Alzero tersenyum kecut dan berkata "Apa kau merasa risih padaku karena aku mencintaimu?"
Chenna menggeleng dan berucap "Ahh, tidak Tuan"
Alzero menatap lebih dekat lagi kearah wajah Chenna sambil membawa pandangan mata Chenna kepada matanya "Tatap mataku, apa yang kau rasakan padaku?!" tanya Alzero
Chenna menatap manik mata Alzero dan btak terasa airmatanya terjatuh tanpa bisa ia tahan lagi, "Maafkan aku Tuan..." ucap Chenna lirih
Alzero menyerngitkan keningnya dan melihat raut wajah sedih yang di tampakkan oleh Chenna "Ada apa? Apa kau merasa sedih karena perasaanku padamu?"
Chenna menggeleng cepat dan membuat bulir airmatanya berjatuhan di pipinya
"Lantas kenapa kau menghindriku? Katakan padaku Chenna, aku tak bisa menerka apa yang kau rasakan saat ini jika kau tak memberitahukannya padaku" ujar Alzero sambil menghapus airmata di pipi Chenna
Saat Chenna hendak bicara, tiba-tiba Syesa berkata "Ceca mau pipisssssss....."
Alzero dengan cepat membawa Syesa ke kamar mandi sambil terbirit-birit takut Syesa ngompol di pangkuannya, Chenna tertawa melihat wajah Alzero yang serius berubah menjadi panik sambil berlari ke kamar mandi
"Aunty.... Kau mengingat janjimu padaku kan?" ucap Maira yang tiba-tiba berada di belakang Chenna mengambil tas ransel yang berisi makanan
Raut wajah Chenna berubah menjadi terlihat sedih sambil mengangguk "Iya, aku mengingat semua janjiku padamu Maira." seru Chenna sambil tersenyum
Maira berlari kearah Chenna dan memeluk tubuh Chenna sambil tersenyum senang, bahwa Chenna takkan mungkin mengingkari janjinya padanya "Terimakasih Aunty..." gumam Maira senang
Chenna mengelus pucuk kepala Maira, dengan hati yang terluka karena ia harus menjanjikan sesuatu yang bertentangan dengan hatinya.
"Janji apa yang kalian bicarakan?" tanya Fedro heran
"Janji seorang wanita, iya kan Aunty?" ucap Maira sambil mendongakan kepalanya
Chenna tersenyum dan mencubit pipi Maira gemas dan berkata "Iya sayang, bawel. Ayo kita kemasi semua ini ke dalam bagasi mobil"
Maira mengangguk dengan semangat mengambil tas untuk di smpan ke bagasi, dan dengan heran Fedro tersenyum melihat kedekatan Maira dan Chenna yang semakin hari semakin dekat saja..
"Apa Aunty Chenna bisa menjadi Mommy baru untuk kami?" tanya Fedro pada Chenna yang tengah menyusun tas
Chenna terkaget dengan pertanyaan Fedro yang berbalik dengan Maira "Kenapa kau berkata seperti itu boy?" tanya Chenna balik
"Karena Aku menyukai Aunty, dan aku kira hanya Aunty yang pantas menjadi ibu kami..." jawab Fedro sambil tersenyum d meninggalkan Chenna dengan tas jinjing di tangannya
Chenna menghela nafasnya berat, ia semakin serba salah di posisinya yang memang serba salah. Ia merasa terhimpit di gunung yang akan membuatnya hancur jika bergerak dengan salah
Saat Chenna hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba tangan besar Alzero mencekal lengannya sambil berkata "Kau belum menjawab pertanyaanku Chenna..."
Dengan kasar Chenna menghela nafas untuk kesekian kalinya, rasanya ia ingin meminta di telan oleh bumi sekarang juga. Lihtlah senyum majikannya itu yang memabukkannya dan tak bisa melepas pandangannya dari wajah tampan Alzero
"Apa kau memiliki perasaan yang sama denganku Chenn? Jawablah jangan membuatku terlalu menunggu, apa kau tau banyak sekali wanita yang tergila-gila mengejarku, tapi dengan mudahnya aku memberikan hatiku untukmu, apa kau akan menolak pria tampan ini?" tanya Alzero dengan percaya diri sambil senyum yang semakin merekah di bibirnya membuat Syesa yang berada di gendongannya ikut tertawa
Chenna tertawa geli mendengar ucapan Alzero yang membuat telinganya merah secara mendadak karena kepercayaan dirinya yang tinggi, walaupun tak bisa Chenna pungkiri dengan semua ucapan yang Alzero katakan benar adanya
"Aku....." ucapan Chenna terpotong oleh teriakan Maira dan Fedro yang memekikan telinga
"Aunty..... Daddy.... Cepat" teriak mereka nyaring..
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Issues (Completed)
RomanceKisah seorang duda bernama Alzero Syaiq berusia 34 tahun yang memiliki 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki yang sangat membuatnya jengkel setengah mati dengan sifat anak-anaknya yang susah di atur dan selalu membuat kacau apapun yang sedang ayahny...