Terimakasih untuk kalian yang setia membaca and ngasih votement untuk cerita yang sangat banyak kekurangan ini, banyak banget typo nya.. Maafkan ya, tapi aku sangat-sangat berterimakasih pada kalian, ga bisa aku sebutin satu-satu... Makasih banyakk, sayang kalian semua 😘😍
Happy Reading dear,
Author POV
Selama satu minggu setelah keluarga Alzero melakukan liburan di puncak, keadaan di rumah baik-baik saja dan terkendali dengan sangat baik. Tak ada yang mengusik kenyamanan mereka
"Maira..." panggil Chenna di depan pintu kamar Maira yang terlihat tertutup rapat
Chenna mengetuk pintu pelan, ia hendak membangunkan Maira yang belum juga muncul untuk sarapan dan pergi ke sekolah
Klekk
Pintu terbuka lebar menampakan Maira yang terlihat lesu dan pucat dengan seragam putih birunya yang selalu ia kenakan setiap hari sekolah
"Kenapa? Apa kau sakit sayang?" tanya Chenna khawatir sambil menyentuh wajah Maira yang hanya tersenyum sambil menggeleng
Chenna memeluk tubuh Maira dan berkata "Apa sebaiknya tak usah masuk sekolah saja? Aku akan bicara pada Tuan Alzero sekarang"
"Tidak usah Aunty, aku hanya sedikit mengantuk karena semalaman menonton drama korea" cengir Maira
"Baiklah, Aunty sudah menyiapkan sarapan dan kotak bekal untukmu sayang" ujar Chenna sambil merangkul bahu Maira dan melangkah
Maira tersenyum tanpa memberi komentar apapun
"Kak, kenapa lama sekali? Hari ini aku ada ulangan kimia" seru Fedro cemberut yang di balas hanya senyum dari Maira yang tidak seperti biasanya
Alzero menatap aneh kearah Maira yang terlihat berbeda dari biasanya dan berkata "Apa ada yang salah denganmu sayang?"
Maira duduk di kursi kosong dekat Alzero dan segera menikmati sarapan yang sudah di sediakan oleh Chenna "Apa yang salah dariku Daddy? Aku baik-baik saja, Daddy dan Aunty Chenna sangat berlebihan" ucap Maira sambil mengunyah makanannya
Chenna dan Alzero saling menatap dan sesekali Chenna memberi kode pada Alzero "Hari ini Daddy akan mengantarkan kalian berdua ke sekolah" ucap Alzero yang di sambut senyuman oleh Chenna yang ternyata di mengerti oleh Alzero atas kodenya
"Baiklah, setelah sarapan kalian selesai jangan lupa membawa kotak bekal yang sudah Aunty siapkan untuk kalian" ucap Chenna semangat menata beberapa kotak bekal
Alzero tersenyum dan berkata "Apa Aunty Chenna menyiapkan bekal juga untukku?" tanya Alzero dengan gaya bicara ala anak kecil
Chenna mengulum senyumnya melihat tingkah menggemaskan Majikan tampannya yang selalu menggodanya "Apa Tuan Alzero ingin aku buatkan bekal makan siang juga?" ucap Chenna
Alzero mengangguk semangat sambil mengedipkan sebelah matanya
Fedro terus menatap kearah Chenna yang terlihat malu-malu dan Alzero yang tak henti menggoda Chenna sambil tersenyum, Fedro selalu berharap Chenna bisa membawa kebahagian di dalam keluarganya
"Aunty Chenna.." panggil Fedro sambil tersenyum
Chenna menoleh dan mendekati Fedro untuk memasukan bekalnya di tas Fedro "Ada apa boy?" tanya Chenna
"Aku sangat menyayangimu.." ucap Fedro yang masih terduduk di Kursi sambil memeluk tubuh Chenna
Maira hanya terdiam melihat semua itu dengan senyum kikuk yang ia tampilkan
"Ounty Cenna punya Ceca..." teriak Syesa yang sedari tadi hanya terdiam
Chenna tersenyum dan berkata "Aunty Chenna milik Syesa dan menyayangi kalian semua"
"Ekhemmm" suara deheman seseorang yang tiba-tiba masuk membuat seisi rumah menuju kearah tersebut
Alzero mengangkat sebelah alisnya dan melihat sinis kearah pria itu "Kenapa paman tak menghubungiku terlebih dahulu jika ingin bertamu kemari?" ucap Alzero sinis
Erick berkata sambil menatap intens kearah Chenna yang tersenyum kearahnya "Apa aku harus meminta ijin terlebih dahulu untuk mengunjungi keponakan dan cucu-cucuku? Kau jangan lupa Alzero aku adik kandung mendiang ayahmu.."
Alzero menghela nafas dan bergumam "Baiklah, tapi aku akan pergi sekarang paman. Apa paman akan diam disini atau ikut pergi bersamaku ke kantor?"
Erick tersenyum dan duduk di kursi kosong dekat Syesa sambil membalikan piring dan berkata "Sepertinya aku akan tinggal disini sebentar untuk menyicipi hidangan yang telah gadis ini sajikan" dengan seringai yang membuat Chenna berigidik ngeri
"Daddy... Ayo aku sudah telat" seru Fedro sambil mengenakan tas ranselnya
Alzero bangkit dari duduknya begitupun Maira dan Fedro dengan tatapan sinis kearah Erick yang sedang mengunyah makanan di hadapannya
"Aunty, hubungi aku jika ada apa-apa" ucap Fedro sambil mencium pipi Chenna
Maira memeluk Chenna erat dan sedikit agak lama, membuat Chenna tak enak hati dengan sikapnya yang seperti ini
"Kami pergi dulu Chenn, hati-hati di rumah" gumam Alzero sambil memeluk dan mencium pipi gembul Syesa yang masih menikmati sarapannya
Chenna mengangguk dan berkata "Iya Tuan, hati-hati di jalan.."
"Aunty aku lebih menyayangimu..." teriak Maira di ambang pintu utama sambil berlalu pergi
Chenna tersenyum dan menatap kepergian ketiga orang yang ia sayangi
"Sepertinya kau di istimewakan di rumah ini" ucap Erick dingin
Erick melanjutkan ucapannya "Kukira kau tak pantas di perlakukan baik seperti itu jika melihat posisimu hanya seorang Babby sitter, lebih tepatnya pembantu disini!"
Chenna memilin tangannya dan menggendong Syesa di pelukannya khawatir dan takut pria yang tak ia kenal akan mencelakainya
Erick bangkit dari tempat duduknya dan mengelap mulutnya kasar dengan tissue dan berkata "Kenapa kau terlihat takut Chenna? Apa kau kira aku akan mengotori tanganku untuk mencelakaimu?"
Chenna menggeleng dan berkata "Ah, tidak Tuan.. Apa ada yang bisa ku bantu selama Tuan berada disini? Jika tidak ada aku akan ke atas memandikan Syesa sekarang" tanya Chenna gugup
Erick menyeringai pada Chenna yang gugup di hadapannya "Aku butuh bantuanmu, dan aku ingin kau menyanggupi apa yang kau inginkan!" ucap Erick mendekatkan tubuhnya ke tubuh Chenna yang bergetar sambil memeluk erat Syesa
"App..apa itu Tuan?" ucap Chenna terbata
Erick menyeringai dan menatap tubuh Chenna sambil sesekali melihat kearah Syesa yang menenggelamkan wajahnya di curuk leher Chenna
"Bisakah kita berbicara empat mata saja Nona Chenna.." seringai Erick menatap Syesa
Chenna mengeratkan pelukannya dan berkata "Maafkan Tuan aku tak bisa meninggalkan Syesa, bicaralah sekarang tanpa harus kau memintaku untuk melepaskan Syesa"
"Gadis keras kepala, baiklah jika itu yang kau inginkan. Kuharap kau tak menyesali apa yang telah kau putuskan saat ini" ucap Erick datar
Chenna dengan sulit menelan salivanya dan menatap mata jahat Erick "Aku tak tau apa yang kau inginkan saat ini, tapi kumohon jangan sakiti Syesa" lirih Chenna
Erick tertawa lantang sambil menggeleng kepalanya "Apa kau kira aku akan berbuat jahat pada cucuku sendiri? Aku takkan melukai Syesa"
"Aku hanya ingin kau tinggalkan rumah ini dan menghilang jauh dari kehidupan Alzero dan ketiga anaknya" ucap Erick lantang sambil mencekal pipi Chenna
Chenna meringis kesakitan akibat perbuatan Erick dan berkata "Jika aku tak ingin menuruti semua perintahmu! Apa yang akan kau lakukan?!"
"Aku akan memaksamu untuk melakukannya walaupun dengan cara kasar sekalipun"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Issues (Completed)
RomanceKisah seorang duda bernama Alzero Syaiq berusia 34 tahun yang memiliki 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki yang sangat membuatnya jengkel setengah mati dengan sifat anak-anaknya yang susah di atur dan selalu membuat kacau apapun yang sedang ayahny...