Chap 18

85.2K 4.8K 46
                                    

Alzero masuk ke kamar dengan perasaan kalut dan menyesal karena telah menampar puterinya dengan kedua tangannya sendiri

Ia bergegas menghampiri kamar puterinya yang terbuka sedikit dengan suara tangisan yang sangat menyayat hatinya

"Mairaaa...." panggil Alzero pelan dan membuka pintu sedikit agak lebar yang menampilkan Maira sedang menangis sambil memeluk bantal masih dengan baju seragamnya

Alzero mendekatkan tubuhnya dan menyentuh punggung Maira yang tengah menangis sambil menenggelamkan wajahnya

"Sayang, maafkan Daddy... Tak seharusnya Daddy bersikap kasar padamu, apalagi sampai menamparmu seperti itu.. Maafkan Daddy sayang" sesal Alzero sambil menundukkan wajahnya

Maira menoleh kearah Alzero yang terlihat sedih dan dengan segera memeluk Daddy nya sambil menangis "Maafkan aku Daddy... Aku tak ingin kehilangan Daddy..." isaknya sambil memeluk dan mencium wajah Alzero

"Sayang... Kenapa berbicara seperti itu? Daddy tidak akan kemana-mana sayang, Daddy akan selalu bersamamu" ucap Alzero sambil mencium kedua mata Maira bergantian

"Janji?" ujar Maira masih memeluk tubuh Alzero

Alzero mengangguk dan terus mencumi mata dan pipi Maira yang terlihat risih dengan jambang di wajah Alzero

Maira tertawa kegelian "Daddy... Kumismu menusuk-nusuk mataku, dan rasanya geli sekali" seru Maira

Alzero semakin menempelkan kumis dan jambangnya ke pipi Maira yang terlihat kegelian dan tak berhenti tertawa dengan ekspresi bahagia

"Ternyata sudah akur kembali?" tanya Fedro di ambang pintu dengan rauy wajah senga yang ia perlihatkan

Maira dan Alzero mengernyitkan keningnya saling bertatap dan menyeringai jahil

"Apa yang sedang kalian lihat dan rencanakan?" tanya Fedro lagi merasa jiwanya saat ini terancam

Dengan segera Fedro melarikan diri dari Maira dan Alzero yang akan berbuat lucknut padanya, "Fedrooooo.... Kembali!!!!!" teriak mereka bersamaaan

____________________________

Suasana kembali normal seperti awal semula, hangat ceria dan penuh kasih sayang, mereka sama-sama memberikan lemparan candaan yang membuat ruangan semakin hangat dengan kebahagiaan yang mereka ciptakan sendiri, terkecuali Maira yang terlihat murung dan tak seceria biasanya

Tiba-tiba Maira masuk kedalam kamar dengan wajah yang setengah di tekuk, setelah melihat ke layar ponsel yang ia miliki. Pandangan itu tak luput dari penglihatan Chenna sampai Maira hilang di balik pintu kamarnya yang tertutup

Suara pintu di ketuk pelan, dengan hati-hati Chenna memanggil Maira "Maira... Buka pintunya, apa Aunty boleh masuk?"

Tak ada suara dan jawaban dari Maira yang berdiam diri di kamar

"Maira.. Bukalah sayang, ada apa denganmu?" bujuk Chenna lagi yang sama sekali tak ada respon

Ceklekk

Maira membuka pintu kamar, dan dengan segera Chenna masuk dengan perasaan senang "Maira, apa kau baik-...." ucapan Chenna terhenti

"Apa kau menyukai Daddy??" tanya Maira dengan raut wajah yang sangat marah

Chenna terkaget tanpa menjawab pertanyaan Maira dan hanya bisa terdiam sambil mematung di dekat pintu

"Kenapa kau tak menjawabnya Aunty?? Aku tanya padamu apa kau menyukai Daddy?" tanya Maira lagi penuh penekanan

Dengan wajah tertunduk Chenna mengangguk pelan sambil menggigit bibir bawahnya untuk meredam kekhawatirannya

Maira teraenyum sinis dan berkata "Aku tak menyangka sama sekali. Ucapan gadis itu ternyata benar, ku kira kau berbeda dengan wanita yang akan merebut posisi Mommy, tetapi kau sama saja!"

Daddy Issues (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang