Chap 17

86.3K 4.9K 22
                                    

Yeayy double update 😍😍😍

Happy reading dear








"Aku yang mengijinkannya...." Suara menggema di ruangan dan membuat Alzero melihat kearah suara tersebut

"Paman..." ucap Alzero heran

Erick berjalan dengan angkuh menghampiri Alzero dan Elistha yang mengerucutkan bibirnya karena selalu di tolak oleh Alzero

"Kenapa kau begitu kasar pada wanita? Almarhum Ayahmu pasti akan sedih melihat putera semata wayangnya seperti ini" ucap Erick sambil mendengus kasar pada Alzero dan menyentuh dagu Elistha yang terlihat sedih

Erick melanjutkan ucapannya "Sayang, kau harus bersabar menyikapi tingkah calon suamimu yang satu ini'

Alzero terkaget dengan ucapan Erick di sambut senyum evil oleh Elistha yang membuat bulu kuduk Alzero merinding "Apa yang paman ucapkan barusan? Calon suami? Apa maksud semua itu?" pertanyaan Alzero memburu pada Erick yang tertawa

"Aku akan menjodohkanmu dengan Elistha, sudah saatnya kau memiliki pedamping dan anak-anak membutuhkan sosok seorang ibu di hidup mereka" jelas Erick

Alzero tersenyum kecut dan berkata "Lancang sekali kau mengatur hidupku! Aku tak pernah menyetujui semua perjodohan yang sama sekali tak kuinginkan"

"Dan asalkan kau tau, anak-anakku sudah mendapatkan kasih sayang seorang ibu dari seseorang yang benar-benar tulus pada mereka"  lanjut Alzero menatap tajam kearah Elistha

Elistha tertawa keras dan berucap "Siapa seseorang itu? Apa si pembantu itu? Apa yang kau lihat dari wanita jelek seperti dia? Dia hanya seorang pembantu dan pengasuh anakmu saja Alzero"

"Apa urusannya denganmu? Kenapa kau suka sekali mengusik kehidupanku!" geram Alzero

Dengan airmata buayanya Elistha berucap "Kau sungguh pria jahat Alzero, kau sama sekali tak melihat betapa aku menyukaimu"

Alzero berdecak dan berkata "Apa kau bilang, kau menyukaiku? Lebih tepatnya menyukai semua uang dan hartaku!!"

"Alzero... Jaga ucapan dan sikapmu!" teriak Erick

"Siapa sebenarnya yang harus menjaga sikap disini? Aku atau wanita jalang ini" bentak Alzero sambil menunjuk wajah pura-pura Elistha yang terlihat sedih

"Sombong sekali kau Alzero, kau itu bukan apa-apa jika tidak mendapatkan warisan besar dari ayahmu!" teriak Erick dengan mendorong dada Alzero kasar

Alzero terdiam dan segera meninggalkan ruangannya dengan emosi yang meluap dalam dirinya dan tak bisa ia tumpahkan, Alzero membanting pintu ruangan kasar

"Tuan, ini berkas yang harus anda tanda tangani" Seru Kejora sambil menyodorkan beberapa tumpukan berkas

Dengan segera Alzero mengambil kasar semua laporan berkas di tangan Kejora yang terlihat ketakutan dengan perubahan ekspresi Bossnya itu

"Hari ini aku serahkan semuanya padamu, jika ada sesuatu yang penting segera hubungi aku!" perintah Alzero sambil melonggarkan dasinya

Dering ponsel Alzero membuatnya melirik ke layar ponsel miliknya dan segera menjawabnya "Haloo..." sapanya

"Apa?? Baiklah aku akan segera kesana sekarang juga!" ucapnya dengan dahi yang berkerut dalam dan mengusap wajahnya kasar

Kejora menatap ngeri melihat Alzero yang lagi-lagi terlihat kesal

___________________________

"Aunty...." panggil Fedro sambil menghempaskan bokongnya di sofa dengan lelah

Chenna tersenyum dengan nampan yang berisikan es jeruk yang sudah ia siapkan, karena ia pasti tau Fedro
akan sangat lelah sore ini

"Apa harimu menyenangkan?" tanya Chenna pada Fedro yang duduk lesu di sofa

Dengan senyum mengembang Fedro segera mengambil es jeruk dari tangan Chenna dan meneguknya hingga tandas "Terimakasih Aunty sayang..." ujar Fedro sambil mengelap bibirnya

"Buat Ceca mana? Ceca juga mau Ounty" rengek Syesa yang melihat gelas Fedro yang habis

Fedro mengerjai adiknya dengan mencubit pipi Syesa gemas "Aunty takkan memberikan minuman segar itu padamu, karena kau sangat cengeng!" ledek Fedro sambil terkekeh

"Huaaaa... Kak Pedlo jahat.... Huaaaaa" tangis Syesa yang kencang membuat Fedro menutup telinganya

Chenna menggendong Syesa dan memberikan susu botol padanya "Cup..cup jangan menangis sayang, minum saja susumu ya" bujuk Chenna pada Syesa yang masih tetap menangis

Brakkk

Siara pintu di gebrak dengan kasar membuat kaget orang yang berada di rumah dan melihat kearah Alzero dan Maira yang terlihat tegang

"Kau sudah melampaui kesabaran Daddy... Kau sungguh keterlaluan, kau itu seorang wanita dan bukan seorang preman jalanan" bentak Alzero pada Maira yang terlihat kusut dengan seragam yang tak karuan dan rambut acak-acakan

"Tapi wanita sihir itu yang memulai terlebih dahulu Daddy, dia...." pembelaan Maira terpotong oleh ucapan Alzero

"Bagaimanapun alasannya, disini kau yang salah, kau membuat Daddy malu! Daddy tak bisa menghadapi sifat keras kepalamu lagi" kata Alzero sambil mengeraskan rahangnya

"Daddy memang tak pernah bisa mengerti apa yang aku inginkan, Daddy memang bukan orangtua yang baik!" teriak Maira

Plakkk

Tamparan mendarat di pipi kecil Maira, secara refleks Alzero segera mengepalkan tangannya dan menatap wajah Maira yang terlihat memerah karena hasil karyanya

"Ternyata ucapan wanita itu benar, sekarang aku memahaminya!" gumam Maira berlinang airmata dan segera berlari menaiki tangga menuju

Fedro menatap kecewa pada Alzero tanpa berkata apapun dan pergi menyusul kakaknya

Chenna mendekati Azero dan berusaha utuk menenangkan hatinya "Tuan... Apa anda baik-baik saja?" tanya Chenna khawatir

"Pergi dari hadapanku!" serunya

Chenna dengan kaget melihat wajah Alaero yang merah dan bekaca-kaca

Alzero menatap malas kearah Chenna dan mengacuhkannya sambil meninggalkan Chenna seorang diri bersama Syesa yang hanya terdiam takut melihat apa yang barusan terjadi

"Daddy jahat...." cicit Syesa sambil memeluk leher Chenna posesif

Chenna hanya diam tak bersuara merasakan sakit di ulu hatinya, mendapatkan sikap yang sama sekali tak pernah ia dapatkan sebelumnya






TBC...

Daddy Issues (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang