Menginap

30.6K 1.3K 40
                                    

"Ketawa aja deh sepuasnya, dedek mah apa atuh" Ucap Tarra sedramatis mungkin sambil memalingkan wajahnya.
"Aahhh, cup cup cup, peyuk dulu cini peyuk" ucap Retha dan Selyn berbarengan sambil memeluk Tarra.

"Kita makan malem diluar aja ya soalnya gue gak bisa masak, dan gue yakin lo berdua juga pada gak bisa masak, iya kan?" Ungkap Retha sambil memasang wajah meremehkan di hadapan kedua sahabatnya itu.

Karena tak ingin diremehkan Selyn pun langsung mengusulkan untuk dirinya yang akan memasak makan malam.

"Gue bisa masak ye, masak mah kecil. Tapi tau deh kalo Tarra" ucap Selyn yang kini meremehkan Tarra.

"Eh ngeremehin gue, asal lo berdua tau, sambel terasi buatan gue tu di akui paling enak sama Justin Beber" ucap Tarra sambil menyebut nama abangnya si Justin.

"Yaudah kalo gitu, lo berdua yang masak. Kalo gue cuma bisa bantu potong-memotong aja ya" imbuh Retha.

"Buset dah, percaya bener nih si Retha. Tapi mau gimana lagi, Mau di taro dimana muka gue kalo gue ngaku kalo sebenernya gue itu gak bisa masak" Batin Selyn menggerutu.

"Anjir si Retha, gue cuma canda doang tadi Ta, please mengertilah kalo dedek kagak bisa masak" batin Tarra berteriak.

Sekarang mereka bertiga pun turun dari kamar Retha menuju ke dapur, rencananya mereka akan membuat tumis kangkung, ayam goreng, dan sambal terasi.

Selyn sibuk memotong kangkung dan Tarra memetik cabe .

"Ta, gue mau curhat nih" ucap Tarra memecah keheningan.

"Tentang si Milli ?" Tanya Selyn dan Tarra mengangguk sebagai jawaban.

"Lo tau kan Ta, si Milli temen main gue sehari-hari kalo dirumah?" tanya Tarra dan dijawab anggukan oleh Retha.

"Di udah gak ada lagi Ta" ucap Tarra sedramatis mungkin.
Retha yang mendengar kabar tersebut menghentikan sesaat pekerjaannya untuk menghadap ke Tarra kemudian melanjutkan lagi pekerjaanya.

"Serius Ra?, gara-gara apa?, Gue turut berduka cita ya"

"Dia kemarin ditabarak odong-odong, udah itu badannya mulai kurus, gue udah coba bawa dia kedokter dan dokter mendiagnosis sisa hidupnya tinggal beberapa jam lagi, dan benar besoknya si Milli udah di ambil oleh sang maha pencipta"

"Hiks hiks hiks...." Retha tersedu-sedu.

"Elo sedih beneran Ta?, lo tau kan si Milli tu siapa?" tanya Selyn yang melihat Retha menagis tersedu-sedu setelah mendengar cerita kematian Milli

"Gue tau kok Sel, si Milli yang bulunya putih itu kan?" Tanya Retha

"Iya Ta, jangan nangis dong. Gue aja pemiliknya gak sesedih elo" ucap Tarra yang kini mulai mendekat ke arah Retha dan mengelus menenangkan Retha yang sesenggukan.

"Gue bukan nangisin Milli Ra, tapi ..."
Retha menggantungkan ucapannya

"Tapi apa?" Tanya Selyn dan Tarra kompak, namun tak kunjung ditanggapi oleh Retha, karna Retha masih sibuk mengelap Air matanya yang tak ingin berhenti, "Tapi apa Ta??" tanya Selyn lagi

"Tapi bawang yang gue iris ini, perih banget di mata. Jadi bawaannya pengen nangis" ucap Retha dan mendapat tampolan gratis dari kedua sahabatnya.

Setelahnya, Selyn mulai menumis bawang yang tadinya menjadi dalang dari Tangisan Retha.

"Ya allah Sel, itu bawang udah item dekil gitu gak mau dimasukin kangkungnya??" Tanya Retha .

Selyn pun memasukan Kangkung dan di bolak balik sekali lalu di tiriskan di piring, sedangkan si Tarra tampak aman-aman saja dengan sambat Terasinya.

Troublemaker Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang