Bertingkah (2)

38.3K 1.8K 148
                                    

"Buset dah Ta, pelan-pelan kenapa narik telinga gue. Lepas ni bisa-bisa" Rengek Selyn karna Retha menarik telinganya dengan sangat keras.

"Lo kata yang gue sama Tarra nggak sakit hah!, lihat sendiri noh tu tangan atau kaki yang narik telinga gue!"

"Saya dengar kamu bilang apa Retha" sahut bu Betti membuat Retha kicep.

Sepanjang perjalan mereka bertiga menjadi bahan tontonan anak-anak yang lain. Bahkan sangking gesreknya mereka. Mereka malah melambaikan tangannya ke arah orang-orang yang melihat mereka, seakan-akan sedang melakukan jumpa fans.

Sekarang Retha, Selyn dan Tarra sedang menjalani hukuman
yang di berikan bu Betti.
Hukumannya hanya lari di lapangan sebanyak sepuluh keliling.
Lari sepuluh keliling adalah hal sepele bagi ketiganya karna mereka adalah atlet bela diri, jadi lari sepuluh keliling adalah hal yang sangatudah dan tak akan membuat jera mereka.

"Nggak bosen bu Betti kalo ngasih hukuman ke kita lari?" tanya Selyn

"Tau ah, gue aja loh bosen. Hukuman yang lain kek, yang lebih menantang, apa kek joget bang jali di tengah lapangan, kan asoy" Sahut Retha dengan ide gilanya.

"Kalo bu Betti kagak ngawasin kita , mending kita nongkrong di kantin mang Ujang aja kuy." seru Tarra, yang di setujui oleh Retha dan Selyn.

Setalah sepuluh putaran Retha and the geng pergi ke kantin mang Ujang, karna letak kantin mang Ujang jauh dari lapangan dengan terpaksa mereka menjadi tukang begal instan .

"WOY CUPU, SINIIN MINUM LO" teriak Retha kepada adik kelasnya yang sama sekali gak cupu melainkan seperti berandalan.

"Eh cewek, ngaca lo yang cupu! Rambut kepang dua lagi!. Tapi cewek yang rambutnya di urai boleh juga" ucap adik kelasnya sambil menunjuk Tarra.

"Ck..." Tarra berdecak sedangkan Retha dan Selyn terkekeh melihat adik kelasnya yang songong itu. Jujur walaupun Retha, Selyn, dan Tarra adalah pembuat onar tetapi mereka jijik melihat cowok yang sok jagoan seperti adik kelasnya yang satu itu.

"Dia nggak kenal kita rupanya" ucap Retha sambil mengadahkan kepalanya dan bersedekap.

"Gue tahu, kalian itu cewek cantik yang pengen jadi mainan gue." ucapnya lalu ingin menyentuh pipi Tarra dengan tangannya,
Namun Tarra langsung ambil tindakan dan mengunci pergerakan si adik kelas itu dan Retha menarik kerah baju adik kelasnya itu dan membaca sekilas nama yang ada di baju adik kelasnya.

"Doni kan?, Jangan macem-macem lo jadi cowok. Baru kelas X aja udah belagu!, lo gak tau kita-kita siapa HAH?" bentak Retha pada Doni.

"Lo pernah denger Kakel cewek lo yang pake moge itu?, Itu kita" Sahut Tarra.

"Oohh, jadi kakak ini toh yang di juluki bad girl sama bu Betti" ucapnya pelan namun dapat di dengar oleh Tarra.

"Iya kenapa?, Masih mau bertingkah sama gue?. Masih mau cium gue atau mau gue cium duluan Pake Sepatu gue?" Tanya tiara.

"Maaf kak, tadi gue gak tau. Kakak mau apa biar gue beliin" tawar Doni pada ketiganya

Doni salah jika harus menawarkan makanan pada Retha, Selyn, dan Tarra. Mereka selalu jadi peminat nomor satu kalo urusan makanan apalagi yang gratisan meskipun mereka dari keluarga tajir melintir, tapi mereka lebih suka makan makanan yang gratisan karna menurut mereka makanan yang gratisan lebih greget dari pada yang beli sendiri.

Tarra pun melepaskan Doni dan mereka berempat menuju ke kantin mang Ujang karna di traktir oleh Doni.

"Ta, pesen apaan?" tanya Tarra

"Kek biasa aja lah!"

"Kalo lo Sel??"

"Mmmm. Mie ayam, bakso, siomay, sate, mknumnya es jeruk"

"Buset, emang muat tu perut?" tanya Tarra sambil menatap perut Selyn, ya memang Selyn memiliki tubuh yang paling mungil, tapi porsi makannya melebihi kuli, "Gue belum makan dari pagi bambang!."

Retha menatap malas kearah Tarra, "Lo kayak gak tau perut Selyn aja si Ra, oh ya Don makasih ya udah traktir kita, sekarang lo boleh pergi kok"

"Buset dah lo Ra, udah di traktirin main usir aja tu anak orang, not have ahlak!"

Setelah makan makanan gratisan Retha, Selyn, dan Tarra berjalan menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas mereka melihat pemandangan yang sangat aneh di kelas nya,

"Kenapa dah ni anak mendadak rajin semua?" ucap Tarra setengah berbisik kepada Retha dan Selyn.

"Woi Cili-cilian!, lo bertiga udah ngerjain pr belum. Ntar bu Betti masuk anjir, cepetan noh salin" ucap Putra sang Ketua kelas.

"Haruskah bu Betti lagi??" pasrah ketiganya, dan mengambil tempat untuk menyalin jawaban dengan mode kilat.

"Siang anak-anak" ucap bu Betti yang tiba-tiba nongol seperti jin dari lampu Aladin.

"Itu si Retha and the geng nulis apa?"

"Pr bu" jawab ketiganya kompak

"Kenapa kalian ngerjainnya di sekolah bukan dirumah?"

"Lah kan sekolah udah kami anggap rumah sendiri bu, jadi fine-fine aja kalo ngerjainnya di sekolah" jawab Retha

"Kalian itu ngejawab terus ya"

"Di jawab salah, nggak di jawab salah. Lelah Dedek bu" celetuk Selyn

"Bu Allah tu gak suka kalo ada orang yang menyusahkan orang lain, udah di jelaskan di al-qur'an" Tarra membuka suara

"ASTAGFIRULLAH, pusing ibu lihat kalian" karna kesal bu Betti pun keluar dari kelas dan semua murid bersorak-sorak gembira.

Selyn segera mengambil sapu sedangkan Tarra bersiap dengan mejanya dan Retha berada di tengah-tengah

1
2
3

"MUSIKKKK"

"Aku belum mandi" Selyn menyanyi dengan gagang sapu yang dia gunakan sebagai mikrofonnya,

(Tak tun tuang Tak tun tuang) jawab Retha dan Tarra sambil berjoget bang jali.

"Tapi masih cantik juga" sambung Retha

(Tak tun tuang Tak tun tuang) Jawab Tarra dan Selyn sambil joget oplosan .

"LANJUTT..."

"Baby Dog guguguguguk"
"Baby Dog guguguguguk"
"Baby Dog"

"Sayang lo kok jahat nian"
"Selingkuhin gue, selingkuhnya udah 10 kali"
"Sayang masih kurang apa lagi?"
"Lah cantik manis dan seksi"

"Eakkk aselole" teriak cowok-cowok di kelasnya

Seisi kelas pun ikut berjoget bersama Trio Troublemaker.
Kelas mereka sudah seperti acara dangdutan bapak-bapak di acara pesta pernikahan.

Bengkulu.

Troublemaker Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang